CHAPTER 3

3.8K 182 22
                                    

'Kenapa Tuhan mempertemukan kita kembali, seolah olah kau memang takdirku?'

"Duh gue sakit perut nih... lo selesaiin dulu ya Ra buat biografinya," kata Radin sambil meringis sedikit. Hari ini di kelasnya ada kerja kelompok membuat biografi tokoh nasional dengan teman sebangku.

"Iye, sanah cepet!" Kata Mora yang merupakan teman sebangkunya.

Radin pum langsung berlari keluar dari tempat duduknya yang membuat semua orang di kelas menatapnya.

"Bu permisi, saya mau ke toilet!" Katanya meringis sambil mengangkat satu jari.

"Hmm, cepetan ya!" Balas Bu Linda.

Radin pun berlari keluar kelas menuju toilet yang ada di sudut koridor yang dekat dengan pustaka.

"Duh... penuh lagi. Ahh,syukurlah" Radin pun masuk ke toilet paling sudut yang tanpa disadarinya, di pintunya tertulis 'toilet rusak'.

"Ahh, lega udah bisa ngeluarin uneg uneg yang terpendam," katanya setelah 10 menit kemudian. Ketika ingin membuka pintu toilet, pintu itu seolah olah menolak untuk dibuka. Beberapa kali Radin mencoba menggedor pintu itu dengan tubuhnya tapi ia tak mampu. Tubuhnya pun sudah sakit,karena mencoba membuka pintu, akhirnya dia pun menjerit meminta tolong.

"Yang ada di luar tolong bukain pintunya dong!!!" Jeritnya sambil memukul pintu

"Woiii,tolongin!!"

"Help mee.....!!!"

"Woiiiii"

Menjerit berkali kali tapi dia gagal. Tetapi setelah beberapa saat, dia pun mendengar gedoran pintu dari luar.

Orang itu menendang dan mendorong dengan tubuhya ke pintu toilet itu dengan sekuat tenaganya. Akhirnya pintu itu pun terbuka yang membuat badan lelaki itu ikut masuk searah dengan pintu.

Tubuhnya pun hampir menimpa seorang gadis yang ada didalamnya. Tanpa sengaja cowok itu menatap nya dengan dalam. Tatapan yang hanya berjarak 10 cm, yang membuat Radin larut di dalamnya. Tatapan itu kembali melukiskan dengan sebuah kenangan cinta.

Cinta yang tak berbalas.
Cinta yang tak jauh bedanya dengan kebenciannya
Cinta yang menghancurkan semua angannya.

Tatapan itu membuat nafas mereka tertahan selama beberapa detik dengan jantung yang berdegup kencang seolah olah mereka telah berlari 10 km.

Tatapan itu pun terhenti setelah Radin menghembuskan nafasnya yang membuat cowok itu tersadar karena merasakan hembusan nafasnya.

Mereka pun mulai menggerakkan tubuh mereka dengan canggung.

"Nggg....Makasih ya Chol, lo udah bantuin gue!" Ucap Radin sambil menggaruk tengkuknya yang canggung.

"Iya, sama sama Jae," balasnya dengan memanggilnya dengan panggilan Jae.

"Aaaa.... Nichol."

"Eh, 3 menit lagi bel berbunyi lo kita lebih baik, kita bicara di luar aja"

"Eh iya," katanya sambil tersenyum

Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang