CHAPTER 2

4K 227 32
                                    

'Aku kan disini menunggu mu selalu'

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Siswa siswi SMA yang megah itu pun keluar dari kelasnya masing masing bagaikan anak ayam yang baru keluar dari kandangnya.

Radin pun langsung menghampiri Radit yang sudah menunggunya sedari tadi di parkiran.

"Lama amat sih lo!" tegur kembarannya itu pada Radin.

"Ciee Radin baru masuk udah sama cowok aja nih..."  sambar teman sekelas nya yang bernama Dara yang berjalan beriringan dengan Mora.

"Itu bukan cowoknya tapi kembarannya." Bisik Mora pada Dara.

"Boleh juga saudara lo Din!! Beda banget ama lo kayaknya! Kalem kalem gimana.... gituh! Dan lo dah buat masalah aja di hari pertama sama anak kelas. Gue dulu ya din bye.." mereka berdua pun pergi berlalu setelah menceloteh sekian panjangnya

"Lo buat masalah apa?" Radit bertanya bingung.

"Masalah kecil kok!" Radin pun mengeles pada Radit.

"Bilangin nggak!!"

"Iye, tadi ada anak cowok kelas gue yang tidur. Jadi tadi kebetulan gue bawa ikat rambut kecil yang nggak pernah gue pake. Lo kan tau rambut gue kan hanya sebahu. Jadi daripada mubazir gue iketin deh dirambutnya" jelas Radin .

"Dasar lo!!" seringai Radit sambil tersenyum kecil.

"Lo lama amat sih," lanjut Radit

"Iye sorry.. Temenin gue ya hari ini ke rumah Carla ya?"

"Iye.. ayo masuk cepet!!"

Mereka pun menaiki mobil kecil berwarna putih itu.

"Mora kenapa nggak pernah ikut sama elo?" Tanya Radit, karena sejak SMP mereka selalu bertiga sampai kejadian yang menimpa teman saudaranya pada setahun yang lalu.

"Nggak boleh sama mamanya ke rumah Carla. Tapi dia udah nemuin orang yang bisa nyembuhin dia." Jawabnya sambil mengenakan seatbelt.

"Oooo," mobil mereka pun meninggalkan lapangan parkir sekolah.

***
Mobil itu pun melalui jalanan sepi yang agak tersudut dari kota. Setelah beberapa saat, mobil mereka pun sampai di sebuah rumah kecil yang bercat putih dan dipagari pagar hitam mereka pun masuk ke dalam gerbang itu.

"Assalamu'alaikum." Radin membaca salam sambil mengetok pintu rumah yang bercat putih itu.

Lalu pintu itu dibukakan oleh seorang wanita paruh baya sambil menjawab salam Radin

"Waalaikum salam, eh si non dan si aden ayo masuk," ajak Bi Eti. Radin pun masuk kerumah yang hanya mempunyai 3 kamar.

"Gimana kabar Carla Bi?"

"Ya masih gitu. Nggak mau makan nyudut, nangis, dan marah marah," kata Bi Eti dengan wajah suramnya.

Radin pun masuk ke kamar paling sudut. Dia pun membuka pintunya.
Dia pun berjalan masuk dengan diiringi aroma amis dan busuk. Tak ada cahaya dikamar itu. Makanan pun berserakan di atas lantainya dengan serpihan kaca.

Radin pun menghampiri seorang wanita yang duduk di sudut ruangan sambil memegang kedua lututnya yang kurus.

"Hai Car!!" Sapa Radin pada wanita itu yang hanya memandanginya dengan tatapan sinis.

"Lo tau nggak, gue bisa masuk SMA yang kita bertiga impiin! Mora sekelas sama gue! Ternyata sekolahnya bagus banget Car!" Katanya dengan semangat walau matanya meneteskan bulir bulir air dari matanya.

"Diam lo jangan banyak omong keluarrr!!!" Hanya itu jawaban Carla. Dia hanya dapat mengusir. Dadanya sesak, hanya sesak yang ada di dadanya.

"Ta.. tapi.."

"Keluar!!!" teriak wanita itu dengan keras

"Oke gue keluar. Tapi gue harap lo bisa sadar. Dan Mora udah dapet Psikolog yang bisa nyembuhin lo gue pergi dulu." Radin pun keluar dari kamar yang seharusnya tidak bisa disebut kamar melainkan gudang sambil mengelap air matanya.
Radin pun menemui Radit dan Bi Eti di ruang tamu.

"Bi, Mora udah nemuin Psikolog untuk nyembuhin Carla."

"Alhamdulillah, mudah mudahan Carla bisa segera sembuh dari trauma kecelakaan yang melenyapkan ibunya," syukur Bi Eti sambil menangis.

"Sabar Bi, ini ujian dari Tuhan!" kata Radit sambil menepuk lembut punggungnya Bi Eti.

"Dan bibi harap bapaknya Carla bisa sadar kalau anaknya menderita selama setahun ini"

"Udah bi.. Bibi harus tegar ya. Kita pulang dulu ya Bi, assalmuaalikum"

"Waalaikum salam, hati hati ya non,den!"

Setelah mereka bersalaman mereka pun keluar dari rumah itu untuk pulang dan langsung menaiki mobil mereka.Dan Radin berharap Carla bisa bersama nya lagi dan Mora di suatu hari nanti.

"Gue kasian sama temen lo itu. Punya bapak tapi nggak tanggung jawab!" Keluh Radit setelah naik mobil.

"Mau diapain lagi dit, namanya aja takdir. Kadang kita nggak tau apa rencana Tuhan. Tapi gue juga bersyukur Papi masih sama kita walaupun Mami dah nggak ada karena ngelahirin kita." Tiba tiba matanya pun berkaca kaca dan tanpa disadari air matanya lun menetes.

"Eh, Ngapain lo nangis? Udah udah,"Radit pun mengelap pipi adiknya yang basah itu dengan lembut

"Masih ada gue , kakak, dan papi disini. Gue akan lindungin lo! Itu janji gue sama lo! Udah jang.." tiba tiba Radin memeluk tubuh tegap Radit yang membuat Radit tertegun. Dan tanpa terasa air matanya pun ikut menetes dan larut dalam pelukan adiknya walaupun dia tak membalas pelukan itu.

"Gue juga janji ama lo, gue bakal numpas orang orang yang nyakitin lo gue janji!" Kata Radin sambil melepas dan mengelap air matanya

"Gue tau itu kok! Udah ya. Kita pulang!"

📍📍📍

Selalu Komen dan vote ya yang udah baca.

Thanks😘😘

Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang