CHAPTER 7

2.3K 121 2
                                    

'Bekumu adalah segalaku'

"Dit, lo mau ikut kita nge-band nggak?" Tanya Axel sambil menorehkan penanya di atas kertas.

"Boleh juga tuh!" Jawab Radit semangat. "Kapan latihannya?"

"Sabtu, di rumah gue. Tapi lo pegang gitar ya?" Tiba tiba Kenta langsung memutar kepalanya ke belakang.

"Seep!" Spontan Radit langsung mengacungkan jempolnya.

"Cie semangat nih..." kata Kenta sambil merayu.

"Ehmm.... yang di belakang!!" Tiba tiba terdengar sahutan Bu Indah dari depan. Mereka pun langsung membalik dan kembali mengerjakan tugas.

Kring...

"Oke anak anak, silahkan istirahat. Franka, kumpulkan tugas teman teman ke atas meja ibuk di kantor!"

"Iya buk!" Franka langsung mengemasi buku tulis teman temanya satu per satu. Badannya yang kecil membopong tumpukan buku tulis yang membuat wajahnya tertutup. Dia pun menghampiri meja di sudut belakang. Dia memunguti empat buku dari meja itu.

"Eh Dit, lo bantuin tuh! Masak lo nggak kasian ngeliat cewek bawa berat berat gituh," celoteh Axel dengan sakratis.

"Lo kali yang lebih berat!" Sindir balik Kenta.

"Anjay lo Ken! Woi Dit ayo!" Radit tak bisa berkutik. Dia langsung berdiri mengangkut setengah buku tulis itu.
Dengan wajah datar dengan mulut yang sedikit mengerucut. Ingin rasanya mengelak, tetapi dia tidak tega melihat cewek kesusahan seperti itu.

Mereka akhirnya keluar beriringan. Dengan didahului beberapa langkah oleh Radit. Kaki kecil Franka berusaha mengejar ketertinggalannya.

"Thanks Dit!" Ucapnya setelah berhasil mengejar Radit.

"Sama sama."

Mereka akhirnya masuk ke dalam kantor guru. Franka dan Radit langsung menuju meja Bu Indah yang berada di tengah. Selepas itu, mereka langsung keluar dari kantor dengan langkah kaki Radit yang lebih cepat daripada sebelumnya.

"Dit, tunggu..." sahut Franka. Radit langsung membalikkan tubuhnya. Ya memang, masih dengan wajah dingin dan datar tanpa ekspresi.

"Apa?" Jawabnya datar.

Franka menyerahkan sebuah undangan yang bertulis 'Happy Birthday' kepada Radit."Nih, datang ya! Jangan lupa pake kemeja putih ya ganteng!" Jelasnya dengan gombalan.

"Oh, insyaallah."

"Gue langsung ke kantin ya Dit!" Franka meninggalakan Radit sambil melambaikan tangan. Radit pun kembali ke kelas menjemput teman temannya. Di perjalanan menuju kelas, Radit membuka plastik undangan tersebut. Dia membacanya dengan teliti. Memang tidak penting, tapi dia penasaran. Di sana tertulis, bahwa para undangan harus memakai pakaian serba putih. Dan tertulis juga tema pestanya adalah garden party.

Radit masih membaca dan menyelidik undangan tersebut sampai akhirnya dia tiba di kelas.

"Woi Dit!" Sahut Kenta memanggilnya. Sekarang, hanya mereka berempat yang ada di kelas. Karena yang lain sudah berburu makanan di kantin.

Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang