#18 Drabble : Dio's House

3.5K 271 50
                                    

Jam weker di meja samping tempat tidur masih menunjukan jam setengah 6 pagi, sementara cahaya matahari dari luar jendela sudah mulai merembes masuk ke dalam kamar karena gorden yang Dio buka tadi. Manda masih asik dalam tidurnya, telungkup di sisi tempat tidurnya. Dio membiarkannya, lagipula belum saatnya ia bangun. Tadi malam ia sudah membuatnya bangun sampai larut, sudah sepantasnya Manda tidur sedikit lebih lama.

Tidak lama, tubuh disebelahnya mulai bergerak pelan, dan mata Manda perlahan terbuka. Ia masih berusaha berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya, Dio dengan santai menelusuri rambut Manda dengan jari-jarinya, sebagai sebuah tanda untuk menunjukkan kehadirannya.

Setelah beberapa saat, Manda mendongak, dan mendapati Dio yang sedang duduk dengan bersender ke badan ranjang, tersenyum ke dia. "Are you still sleepy? Just sleep a little bit more."

Manda cuma menjawab dengan mengerang halus, dan menggeserkan badannya supaya semakin dekat ke Dio. Selimut yang tadinya menutupi tubuhnya sampai ke dagu sedikit terturun, dan menampilkan pundak dan sepasang tulang selangkanya yang bare. Dio refleks dengan cepat menarik selimutnya kembali supaya nutupin semuanya, dan meletakkan buku yang dia baca sebelumnya ke meja samping tempat tidur sebelum menyambut Manda dalam rangkulannya.

Skin to skin.

Mereka bertahan pada posisi itu, Manda membaringkan kepalanya di dada Dio dan Dio meletakkan dagunya di atas kepala istrinya, dalam diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka bertahan pada posisi itu, Manda membaringkan kepalanya di dada Dio dan Dio meletakkan dagunya di atas kepala istrinya, dalam diam. Menikmati waktu bersama sebelum harus berpisah karena kegiatan masing-masing untuk hari itu, dan juga, pastinya sebelum harus mengurus Anne.

Jangan salah sangka, Anne adalah harta paling berharga untuk mereka berdua. Selain satu sama lain pastinya. Tapi, ada kalanya juga mereka kangen masa dimana hanya masih ada mereka berdua saja.

Tiba-tiba, ruangan dipenuhi dengan suara alarm. Dio melirik ke Manda, karena yakin itu bukan alarm dari hpnya. "Yang, tolong ambilin hp aku." Saat hp tersebut sudah di tangannya, manda mengerang melihat apa yang tertulis di hp. Hpnya sendiri ia lempar ke tempat tidur.

"Kenapa?" Tanya Dio heran.

"Hari ini... jadwal vaksin Anne. Tadi itu remindernya." Manda menarik napas dalam, "Do I have to get through that hell again?"

Vaksin Anne. Dua kata yang gabisa dijadikan satu. Manda inget banget terakhir kali Anne divaksin, dan it was an absolute C-H-A-O-S. Manda jadi nggak enak sendiri sama dokter Amalia, dokter anaknya Anne, karena sudah bikin kerepotan dan keributan yang amat sangat. Anne biasanya anak yang kalem, ga pernah nangis ga jelas, ataupun ngerepotin mama papanya yang gimana-gimana banget. Tapi... kalau sudah ketemu jarum.....

Waktu itu, Manda percaya diri banget bawa Anne sendirian ke dokter walaupun Dio sudah nawarin untuk nge-reschedule operasinya buat nemenin. Tapi dia pikir, ah paling sans aja lah ya, namanya Anne lahir dari papa mama dua duanya dokter, pasti santai aja lah ya ketemu jarum.

Nyatanya...

Nangis empat jam nonstop, ga berhenti walaupun udah mau dikasih es krim mau dikasih mainan kesayangan atau diputerin Tayo di ipad Manda.

Married Life Days #MLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang