#25 Dio's House : Welcome to Maldives

1.2K 203 11
                                    

"Mom~~~" suara erangan Anne terdengar lagi saat Manda dan Dio akhirnya berhasil berjalan mengendap-endap keluar rumah orang tua Manda tersebut. Mereka baru saja mengantarkan Anne ke rumah neneknya untuk dititipkan selama beberapa hari karena mereka akan pergi ke..... drum rolls please... Maldives!! Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, seluruh geng #HitsJakarta diundang ke acara pernikahan Suho dan Irene, yang akan dilaksanakan di pulau eksotis tersebut.

Suho is not playing with this one, he's really going all out.

"Iya sayaaaang," Manda akhirnya meletakkan tasnya di meja terdekat dan berjongkok melebarkan tangannya untuk menyambut Anne yang berjalan ke arahnya. Gadis kecil itu langsung menggelayut di tubuh mamanya, meletakkan kepalanya dengan nyaman di pundak Manda. Manda dan Dio hanya menukar pandangan bingung, sebelum menghela nafas panjang. Ini adalah kali pertama mereka akan meninggalkan Anne bersama-sama, biasasanya akan ada salah satu dari mereka yang bersama Anne. Entah itu Manda saat Dio ada konferensi kedokteran di luar kota, atau Dio saat Manda ada workshop ataupun pergi dengan teman-temannya. Mereka harus maklum.

"Sayang, mama sama papa akan pergi sebentar ya.. dan Anne nanti sama grandma dan grandpa, oke?" Ucap Manda lembut sambil mengelus rambut Anne. Anne masih diam saja, "Hanya 5 kali tidur, dan mama akan kembali? Oke?" Lanjut Manda lagi sambil merentangkan ke 5 jari di tangan kanannya yang tidak sedang menyangga Anne. Si kecil yang sedari tadi hanya diam saja akhirnya terbangun, "Hanya 5 saja ya ma?"

Manda mengangguk, "Janji hanya 5 saja!" Dio yang sedari tadi hanya melihat dari samping akhirnya ikut turun tangan, memindahkan Anne ke pelukannya. "Anne nanti hitung bersama grandma dan grandpa, oke? Dan setiap hari papa akan menelepon dan Anne bisa ingatkan papa berapa kali tidur lagi papa harus kembali, bagaimana?"

"Siap!!" Anne menjawab dengan ceria, semangat dengan bayangan misi kecil yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Tak berapa lama, grandma (atau ibu Manda) menyambangi mereka di teras depan. Anne, yang sudah berhasil dibujuk, langsung meminta diturunkan dari gendongan Dio dan langsung lari menuju grandma-nya. "Kalian akan pergi sekarang?"

Dio melirik jam tangannya sebentar, sebelum mengangguk. "Baiknya sekarang bu, pesawatnya boarding sekitar 4 jam lagi. Belum tau lagi soal keadaan tol nantinya."

"Pergilah, Anne akan aman bersama nenek-nya tersayang~" Ibu Manda menaburkan ciuman ke wajah Anne, yang disambut dengan tawa geli dari gadis kecil itu. Manda memberikan senyum terima kasih pada ibundanya sebelum maju untuk memberikan ciuman di pipinya dan Anne. "Aku pergi dulu bu, titip Anne sementara ya."

"Jangan khawatir." Ujar ibu Manda dengan yakin, Dio dan Manda segera pun segera pamit dari rumah tersebut sebelum Anne tiba-tiba berubah pikiran lagi. "Jangan pulang sampai membawa cucu keduaku!"

"Mama!!!" Manda berteriak histeris sambil berbalik, tetapi sialnya, pintu rumah sudah terlanjur ditutup dengan cepat oleh ibunya. Suara tawa terdengar dari dalam, dan... juga dari samping. Manda memicingkan matanya pada Dio yang sedang berusaha menahan tawanya. Dio mengedikkan bahu, "Kenapa? Ibu benar kok, lagipula Anne sudah dua---"

"Lalalalalaallalala I don't hear you!!!!!!" Manda segera memotong pembicaraan dan bergegas masuk ke dalam taksi yang sudah menunggu di depan rumah. Dio hanya menggelengkan kepalanya mengikuti dari belakang, toh, ibu-nya Manda tidak salah toh? Lagipula Anne sudah dua tahun, Dio tidak masalah menambah anggota keluarga baru di rumah mereka.

Dio tersenyum simpul, semua bisa diatur di Maldives!

---

"Attention please, passengers of Singapore Airlines with flight number SQ 959, leaving for Singapore, please board the flight immediately through..."

"Man, let's go. Udah boarding nih," Dio menggoyangkan badan Manda yang daritadi sudah terkapar tidur di sofa waiting lounge. Untung saja mereka di private waiting longue jadi tidak terlalu malu-maluin tidur di sofa three-seater itu. Dio juga heran ini sebenarnya istrinya capek kenapa sih, rasanya dari tadi pagi enggak ada sibuk yang gimana-gimana. Tadi malem juga nggak ngapa-ngapain. Di bandara juga Dio semua yang angkat koper, dorong trolley. Kerjaan Manda hari ini hanyalah berdiri cantik di sebelah Dio dan ngambil makanam dari buffet yang disediakan di longue.

Manda, yang masih setengah tidur, akhirnya menegakkan tubuhnya kembali di kursi sambil meregangkan badan. Dio hanya bisa melihat sambil menahan diri untuk tidak maju dan mencubit pipinya dari kanan dan kiri, habisnya, gemas banget!!! Setelah merapikan baju dan juga syalnya yang sempat melorot ke satu sisi, akhirnya Manda berdiri dan langsung menempelkan diri ke Dio. "We'll sleep on the plane, okay?" Dio hanya tersenyum saat Manda menganggukkan kepalanya, masih dengan mata setengah terpejam.

"Thank God to whoever decided to invent bussiness class seat." Manda bergumam senang saat akhirnya bisa meluruskan tubuhnya di kursinya yang sudah diubah menjadi tempat tidur tidak lama setelah pesawat lepas landas. Dio menoleh dari kursi di sebelah, koran di tangan, kacamata bertengger manis di hidungnya. "Capek banget, sayang? Bakery sibuk banget akhir-akhir ini ya?"

Manda menggeleng, merubah posisi tubuhnya agar menghadap Dio. "Nggak terlalu sih, cuma aku memang ngerasa sering capek aja sih akhir-akhir ini." Manda menguap, "Mana kalau pagi susah banget kayaknya mau sarapan, apa-apa nyengat deh rasa dan baunya, aku ga selera."

Kalimat Manda membuat Dio terdiam sejenak, otaknya bekerja memproses semua informasi baru yang ia dapatkan. Is it possible that..... "Babe, kamu haid terakhir kapan ya? Man? Man?" Tetap tidak ada jawaban, dan saat Dio melihat lebih dekat, ternyata Manda sudah tertidur pulas, dadanya naik turun seiring dengan pergerakan nafasnya.

Dio menghela nafas panjang, ia tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang menghadapi kecurigaannya, tetapi apapun yang terjadi, ia berharap yang terbaik untuk semuanya.

---

Delapan jam perjalanan termasuk di udara dan transit sebentar di Changi (yang basically berisi Dio menarik Manda menjauh dari segala butik yang berderet di kiri dan kanan perjalanan mereka ke gate selanjutnya), akhirnya mereka mendarat dengan selamat di Male, Maldives.

Seorang pria berjas membawa kertas bertulisan nama Dio dan Manda sudah berdiri di depan pintu kedatangan, menyambut mereka berdua dengan senyuman hangat saat mereka saling memperkenalkan diri. Dikarenakan Dio dan Manda sampai di Maldives sudah cukup malam, mereka akan diantarkan ke hotel terdekat terlebih dahulu untuk beristirahat sebelum besoknya akan pergi ke hotel dimana Suho dan #GengHitsJakarta lainnya sudah menunggu.

"Mr and Mrs. Pradokso, welcome to Maldives."

——

author's note : maldives chapter is coming soon!!! ❤️ expect it expect it ❤️

Married Life Days #MLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang