Setelah memberikan nomer nya, Al pergi meninggalkan cewe gak jelas itu.
"Ciee..yang dapet nomer cogan," Ucap salah satu teman nya yang tiba-tiba saja datang selang beberapa menit Al meninggalkan ruangan.
"Iya dong, siapa sih yang gak tertarik sama gw?gw Ariel Gabriella Tatum. Anak dari pemilih kampus ini"
***
Semenjak hari itu, Al mengetahui dimana ia dapat menemui sang bidadari. Bukan di kahyangan melainkan di perpustakaan.
Hampir satu jam Al menunggu kedatangan nya dengan berpura-pura membaca buku, ia bahkan tidak mengerti buku apa yang ia ambil.
1 menit..
2 menit..
3 menit..
Al sudah putus asa. Begitu tergila-gila nya kah dia kepada Yuki sampai seperti ini?
"Gua balik aja deh," Al bangkit dari tempatnya.
Baru satu langkah ia berjalan.
"Aku disini...di atas awan..
Aku tertawan...paras cantik rupawan.."Lagu itu langsung terngiang di telinga Al bagaikan soundtrack film begitu melihat kedatangan Yuki memasuki perpustakaan dengan rambut panjang coklatnya yang terurai, hanya saja tidak ada hembusan angin yang menerpa sebagai pelengkap.
"Tak jemu-jemu...aku memandang..
Ingin ku merayu..dengarkan aku berlagu..."Al berjalan berlawanan arah dengan Yuki, membuat mereka saling bertemu.
Yuki pun berhenti karna Al menghalangi jalan nya.
"Baru aku mengerti...
Artinya bidadari...
Sejak di hari ini...
Jumpa kamu disini..."Yuki mengangkat sebelah alisnya, apa Al baru saja bernyanyi?apa dia tidak salah dengar?
Sedangkan Al merutuki dirinya nya sendiri karna terlalu terbawa lagu itu.
Ia sadar jika semua orang tengah menatap heran kearah nya tak terkecuali Yuki. Al benar-benar mati kutu.
"Lo ngehalangin jalan gue," Kata Yuki ketus. Dengan sigap Al langsung menepi membuka akses yang Yuki maksud.
***
Yuki mondar-mandir mencari buku yang akan ia pinjam, namun ada yang membuatnya merasa tidak nyaman.
"Lo ngapain sih ngintilin gue mulu?" Sudah lama ia mengetahui keberadaan Al dibelakang nya tapi dia diam saja.
"Kata siapa gua ngintilin lu?gua lagi nyari buku ini," Al menunjukkan buku yang baru saja dia ambil asal.
"Ohh..." Yuki tersenyum miring saat melihat judul buku itu. Tetapi ia tidak peduli dan memilih melanjutkan kegiatan nya.
Al mengernyit bingung melihat senyum Yuki, apa ada yang salah?
Betapa kagetnya Al mengetahui judul dari buku yang ia ambil, pantas Yuki tersenyum seperti itu.
"Gila ni buku. Bikin gua malu aja," Mengembalikan nya ke rak.
Namun baru sebentar ia lengah, Yuki sudah kembali menghilang.
Untung saja Al cepat menangkap sinyal dimana keberadaan Yuki.
Ia menjaga jarak 1 meter agar tidak mengusik bidadari nya itu.
"Udah tau cara bikin jamu warisan nenek moyang?" Tanya Yuki kepada Al tanpa melihatnya.
Walau bersikap acuh tak acuh, percaya atau tidak saat ini Yuki sedang meledek Al.
Al yang diledek pun diam tak berkutik dan hanya bisa memegang tengkuk leher nya. Ini yang kedua kali untuk hari ini dia melakukan kebodohan di depan Yuki. Malu sudah pasti.
"Akhirnya dapet juga," Mengambil buku yang ia cari.
"Akhirnya," Yuki yang bernafas lega tapi kenapa Al ikut-ikutan.
"Mending lo fokus aja buat jualan jamu," Kata Yuki saat berlalu dihadapan Al seraya menatap tajam kearahnya.
Bukan nya takut,Al justru terpesona dengan mata Yuki.
"Gua harus berterima kasih sama buku jamu itu," Tersenyum penuh arti.
"Mungkin inilah surga...
Ku di dalam nirwana...
Meskipun sementara...
Saat kita berjumpa..."Al melanjutkan nyanyian nya, terlihat ia begitu senang bisa menaiki satu tangga dan bukankah itu awal permulaan yang baik?
Prokk prokk prokk
Suara tepuk tangan seseorang membuat Al refleks menoleh.
"Suara lo bagus juga," Ariel memuji Al.
Sedangkan Al sangat tidak suka akan kehadiran cewe ini. Apalagi cara berpakaian nya.
"Gimana kalau kapan-kapan kita ke tempat karaoke?" Ariel mengajukan penawaran kepada Al, bisa dibilang mengajak tapi sedikit berbasa-basi dan Al tidak suka itu.
Ia tidak menggubris nya dan pergi begitu saja. Ariel merasa sangat jengkel kepada Al, tapi dia masih yakin jika suatu saat Al akan bertekuk lutut dihadapan nya.
***
"Al! itu bukan nya Yuki ya?kok dia sendirian?" Max mulai kepo.
Mereka bertiga saat ini sedang berada di parkiran dan baru saja bersiap pulang dengan motor mereka masing-masing
Al juga berpikiran sama dengan Max.
"Lu pada balik duluan aja. Gua ada urusan," Kata Al seraya mengenakan helm nya.
Brmm
Tak membutuhkan waktu lama, Al segera tancap gas menyusul Yuki.
***
Membuka kaca helm nya. "Ayo gua anter pulang," Ajak Al.
"Gak perlu. Gue bisa pulang sendiri," Tolak Yuki ketus lalu melanjutkan langkahnya.
Al tak menyerah begitu saja,ia mengikuti Yuki yang berjalan kaki menggunakan motor nya.
"Emang nya cowo lu kemana?" Tanya Al kepo.
"Bukan urusan lo," Yuki mempercepat langkah nya namun masih dapat disusul oleh Al.
"Ini udah hampir maghrib dan mau hujan juga,"
"Gue.." Belum Yuki sempat melanjutkan. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh cukup besar pertanda akan hujan.
Mau tidak mau ia akhirnya menerima tawaran Al, toh untuk kali ini saja.
Al senyam-senyum sendiri saat Yuki menaiki motornya, untung ia memakai helm jadi tidak terlihat.
"Ayo jalan"
"Gimana mau jalan. lu belom pegangan," Protes Al. Ia tidak merasakan adanya tangan Yuki di pinggang nya.
"Ribet banget si lo. cepetan jalan atau gue turun nih!" Ancam Yuki.
"Iya iyaa. Tapi nanti lu bisa jatoh" Al tampak begitu khawatir.
Akhirnya sedikit demi sedikit Al dapat merasakan tangan Yuki di pinggang nya.
Al sudah senyum-senyum gak jelas karena itu.
"Aww..." Ia merasakan pinggang nya sangat panas.
"Lo mau pinggang lo gw cubit selama di perjalanan?" Ancaman Yuki kali ini membuat Al bergidik ngeri.
Segera ia tancap gas daripada harus merasakan cubitan itu lagi.
"Bawel juga ni cewe,bikin gua tambah naksir aja"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey You! (ALKI)
FanfictionAlvaro Farez perlahan-lahan mampu meluluhkan hati seorang gadis cantik dan pintar bernama Yuki Anggraini, yang terkenal cuek plus judes. Tapi seiring berjalan nya waktu mereka pun saling mencinta, tapi suatu masa lalu mengancam itu semua. Tanpa dike...