Part 18

914 124 4
                                    

"Esa!" Panggil Rachel dari kejauhan lalu berlari kecil menghampiri nya.

Esa berbalik, "Ada apaan Hel?"

"Gw dapet telfon dari Om Leo, hari ini dia nyuruh kita kerumahnya. Kayaknya penting deh Sa,"

Esa melirik ke arah kiri, lebih tepatnya melirik tangan Rachel. Cewe itu tengah memegang bahu nya.

Peka terhadap kode yang Esa berikan, Rachel buru-buru menurunkan tangan nya.

"Sorry," Rachel menundukkan kepala nya. Gugup, malu, plus salting sudahlah pasti.

"Ayo," Ajak Esa.

"Mau kemana?"

"Katanya kerumah Om Leo," Mendengar itu Rachel mengernyit. Esa pun mengangkat alis nya, apa ia salah bicara.

"Sekarang?" Tanya Rachel sekali lagi untuk meyakinkan dirinya. Sedangkan Esa hanya mengangguk kecil mengiyakan.

"Kenapa gak sore aja? kita kan baru nyampe Sa,"

Benar juga sih, tapi entah kenapa Esa mempunyai feeling yang tidak enak.

Ia menggaruk kepala nya yang tak terasa gatal, mengekspresikan rasa pusing yang tengah ia hadapi sekarang ini.

"Hufftt..yaudahlah sekarang aja. Lebih cepat lebih baik,"

Rachel menganga tidak percaya, "Lo mau cabut Sa? demi apa?"

"Demikian," Esa langsung melongos pergi.

Rachel mendengus kesal tapi mau tidak mau ia pun mengikuti nya.

***

Tidak ada percakapan apapun diantara mereka berdua, Rachel sibuk menyetir dan Esa sibuk dengan lamunan nya sendiri.

Sampai akhirnya Esa tersadar saat Rachel tiba-tiba menghentikan mobilnya mendadak.

"Kenapa Hel?" Tanya Esa. Tetapi orang yang ditanya justru tidak menjawab. Pandangan nya menyorot tajam kedepan.

Penasaran, Esa pun mengikuti arah pandang Rachel. Apa yang sebenarnya sedang ia lihat.

Ternyata, mobil mereka tengah dihadang oleh sekelompok geng bertopeng yang sama sekali tidak Esa kenal.

"Udah lama gw gak pemanasan," Tanpa menunggu persetujuan Esa. Rachel keluar dari mobil untuk menghadapi sekumpulan pria berbadan kekar dan besar tersebut, berbeda sekali dengan tubuh nya yang kecil dan mungil.

Karna khawatir, Esa keluar dari mobil menyusul Rachel. Bagaimana bisa perempuan melawan sekelompok geng dimana tangan mereka semua telah dipenuhi berbagai macam senjata tajam.

"Mendingan lu di dalem mobil aja," Kali ini titah Esa ditolak mentah-mentah oleh Rachel.

"Denger ya Tuan Septian. Sepertinya anda lupa siapa saya,"

Rachel melangkah lebih depan sekaligus mengambil ancang-ancang untuk melawan.

Esa mensejajarkan dirinya dengan cewe keras kepala itu. "Jadi apa rencana anda nyonya olivia?"

Rachel tersenyum tipis.

Entah siapa yang mulai terlebih dulu, pertarungan itu sangat sengit sekali walau dengan jumlah yang tidak seimbang. Dan hampir membuat Esa kuwalahan.

Sampai ia tidak mengetahui keberadaan salah seorang dari mereka yang ingin menikamnya dari belakang.

Buggh

Dengan sigap Rachel segera menendang pria tersebut membuat Esa refleks menoleh.

"Lo gak papa?" Tanya Rachel menghampiri Esa. Sedangkan penjahat-penjahat itu sudah kabur entah kemana.

Hey You! (ALKI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang