Part 19

929 125 5
                                    

Azka berkeliling melihat-lihat kondisi rumah yang masih nampak baik meski sudah lama ia tinggal semenjak kejadian itu.

Tiba-tiba rahang nya mengeras begitu memandang sebuah foto besar yang masih terpampang jelas di dinding rumahnya.

"ALAN! ALAN!,"

Suara Azka menggema di segala penjuru ruangan memanggil pelayan pribadi nya tersebut.

Inilah yang paling ditakutkan oleh semua orang.

Tapi hal itu tidak dirasakan oleh Alan, dengan santai nya ia memenuhi panggilan Tuan nya. Meskipun Azka slalu memperlakukan nya semena-mena dan bahkan pernah hampir membunuhnya. Alan masih setia menjaga tuan nya tersebut.

Karna itu adalah janji yang Alan buat semasa kecil.

Di pagi hari yang cerah, seorang anak berumur 7 tahun termenung memandangi aquarium hias miliknya. Rumah ini begitu besar seperti istana, lengkap dengan fasilitasnya.

Tetapi Azka Dhanio Farez merasa kesepian sekaligus bosan, yang bisa ia lakukan hanyalah berbicara dengan teman-teman binatang nya seperti ikan, kupu-kupu, dan semut.

Setiap ingin melakukan sesuatu, para pelayan slalu melarangnya dengan alasan yang sama. Takut jika tuan muda nya itu kenapa-kenapa.

Kreek

Suara pintu mengagetkan Azka dan teman ikan nya, tapi saat dilihat tidak ada siapa-siapa.

Tanpa rasa takut, Azka justru mendekati seseorang yang sepertinya tengah bersembunyi dibalik pintu.

Bukan nya terkejut atau marah, ia justru terlihat senang mengetahui ada seorang anak yang sebaya dengan nya disini.

Sedangkan anak itu terlihat bingung saat Azka tiba-tiba saja mengajaknya ke sebuah ruangan besar, yang didalamnya terdapat banyak mainan yang sama sekali belum pernah ia mainkan ataupun ia lihat.

"Nama kamu siapa?" Tanya Azka dengan polosnya.

"Nama aku Alan,"

"Ohh..Alan. Kenalin aku Azka,"

Alan menerima jabatan tangan Azka seraya tersenyum.

Mereka pun bermain bersama tanpa mengetahui derajat masing-masing, Azka tidak mempedulikan Alan berasal darimana. Ia terlalu senang mendapatkan teman baru.

Tak terasa hari hampir senja, saking asiknya bermain bersama Azka. Alan melupakan tujuan nya datang kesini. Pasti ayahnya sedang bingung mencari-cari dirinya.

"Azka. Aku pulang dulu ya," Alan meminta izin.

"Jangan, kamu nginep disini aja."

"Gak bisa," Tolak Alan. Dipandanglah wajah Azka, bocah laki-laki itu tampak kecewa.

Selang beberapa menit, pengawal rumah Azka datang bersama seorang pria setengah baya berpakaian lusuh.

"Alan. Ayo pulang,"

"Gak boleh," Azka menarik Alan yang ingin menghampiri ayahnya.

"Maaf Tuan muda, tapi Alan besok sudah mulai sekolah. Jadi dia harus pulang," Selembut mungkin Pak Anwar ayah dari Alan mengatakan hal itu.

"Alan sekolah bareng aku aja,"

Pak Anwar bingung harus mengatakan apa lagi kepada anak keras kepala ini.

"Tuan muda. Saya cuma pedagang biasa dan tujuan saya kesini untuk meminjam uang dari Papa Tuan untuk keperluan sekolah Alan," Jelas Pak Anwar panjang lebar. Dan semoga saja Azka mengerti.

Hey You! (ALKI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang