Part 29

657 95 5
                                    

Brakk..

Esa mendobrak pintu ruangan Azka Farez. Tidak ada siapapun disini. Tapi ia tetap harus waspada.

Selangkah demi selangkah ia memasuki ruangan gelap tersebut, menodongkan senjata nya kesegala arah. Was-was.

Sreett..

Lampu menyala dengan terang sekali, tetapi hanya menyorot kearahnya. Ya, tanpa Esa sadari ia telah berada di tengah-tengah ruangan.

Prokk..prokk..prokk..

Suara tepukan tangan bergema di ruangan mencekam ini.

"Hebat," Azka datang dengan senyum liciknya.

Esa mengarahkan senjatanya kearah pria brengsek tersebut. Matanya menyorot penuh dengan kebencian.

"Esa Septian. Putra dari Ryan Kusuma,"

Azka merentangkan kedua tangannya. "Putraku.." Ia tersenyum dan ingin memeluk Esa.

"Jangan mendekat!" Esa memberikan peringatan.

Wajah Azka  pura-pura sedih. "Kenapa? Kamu sudah aku anggap sebagai anak ku sendiri. Ryan itu.."

"Tidak usah sebut-sebut nama alm papa saya," Potong Esa mentah-mentah.

"Ya ampun..kamu masih muda emosional sekali ya. Sangat bertolak belakang sekali dengan Al," Pria itu mulai berjalan memutari Esa. Esa masih dengan posisi siaga nya memperhatikan Azka.

"Pantas saja Al berhasil mendapatkan hati Yuki," Kena. Azka berhasil melemahkan pertahanan Esa. Terlihat dari perubahan ekspresi Esa yang sendu.

Ia pasti memikirkan perempuan itu, pikir Azka.

"Oh iya. Gak usah terlalu baku. Panggil aja aku Om. Ya, anggap saja aku ini Om kamu. Atau...papa?" Azka terus mengoceh panjang lebar. Esa hanya diam memperhatikan. Tangan nya masih bersiap menodongkan pistol kearah pria setengah baya tersebut.

Dalam hati, Azka masih bersabar menghadapi putra Ryan yang keras kepala ini. Karena ia ingin Esa berada di pangkuan nya.

Tapi sepertinya ia harus mengeluarkan tenaga ekstra, pemuda di depan nya ini mirip sekali dengan Ryan. Jika tidak memakai kekerasan, tidak akan ada respon apapun dari dia.

Dorr..

Esa langsung menembak tepat di bagian dada Azka, ia sudah muak mendengar ocehan pria tersebut. Sangat tidak berfaedah.

Sambil memegangi dada nya yang terluka dan berpura-pura sakit. Azka mulai tersenyum devil. Dasar anak bodoh, rutuknya dalam hati.

"Hahahaha... pertunjukan yang hebat sekali Esa Septian. Lihatlah.." Alvaro menunjukkan body armor yang ia pakai.

"Aku tidak bodoh seperti yang kamu pikirkan. Justru kamulah yang bodoh!"
Tambahnya.

Esa kembali menarik pelatuknya. Tetapi...

"Arrghhh.."

Anak buah Azka tiba-tiba datang dan memukul bagian kepala Esa dengan besi panjang.

Sempat pening sesaat, Esa buru-buru menjauh dari tempat ia berdiri sambil memfokuskan keadaan yang baru saja terjadi.

Dorr..dorr..dorr..

Saat kesadaran nya pulih, ia langsung menarik pelatuk pistol nya. Anak buah Azka hadir semakin banyak. Esa seperti binatang yang terperangkap saat ini.

Hey You! (ALKI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang