Vijfendertig

1.5K 90 54
                                    

Part 35

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

Gue melipat kedua tangan gue di depan dada, dan di detik berikutnya gue menghembuskan napas gusar. Mana matahari lagi panas-panasnya banget, olahraga, dan.. gue lagi nggak mood banget sama materi olahraga kali ini, yup. Basket! Tolong banget ya, gue masih belum bisa ngelupain kejadian semalem dan berujung jadi agak males ngeliat wajah Dito. Nggak ada hubungannya ya? Okelah.

"Kok keliatannya lo kayak nggak semangat gitu sih? Dito padahal lagi tanding."

Gue tersenyum tipis, lalu menyenderkan kepala gue ke bahu Aqilla. "Gue semalem marahan sama Dito. Lebih tepatnya Dito sih yang marah ke gue."

"Hah? Yang bener, lo? Kenapa?"

"Gara-gara Haykal!"

Aqilla menatap gue dengan pandangan kayak lagi mergokin pacarnya lagi jalan sama cewek lain. "Haykal? Dia kenapa? Dito cemburu sama Haykal, gitu? Emangnya lo sama Haykal ngapain?!" Nada suara Aqilla meninggi.

Gue menggeleng pelan.

"Mustahil Dito cemburu sama Haykal gara-gara gue. Intinya, Dito putus sama Amanda itu gara-gara Haykal!"

"HAH?!!!"

Sshhh, tuh kan! Semua anak-anak langsung pada ngeliatin gue sama Aqilla. Caper! Terlebih lagi, Dito! Manusia paling nyebelin yang ada di muka bumi ini! Pandangannya langsung teratah ke gue yang tadi refleks langsung menghadap ke Dito. Duh, ketahuan deh pasti kalau gue sama Aqilla lagi ngomongin doi!

Dito itu nyebelin karena bisa banget buat gue nggak bisa marah sama dia! Huft. Pokoknya Dito nyebelin! Iya, kan?

"Pokoknya lo harus cerita kenapa bisa lo tahu semuanya! Anjir, Haykal? Nge-phoin hubungan Dito sama Amanda? Bukannya Haykal itu temennya Dito ya?"

"Shil! Ih, kenapa malah diem?"

"Ya gue juga nggak habis pikir pertamanya sama mereka berdua! Rasanya tuh ya, pengen banget gue samperin tuh si Haykal! Terutama Amanda! Kalau emang dia nggak bisa setia sama Dito, mending buat gue aja sini!"

"Nah! Bener! Gue setuju." Gue tersenyum tipis mendengar jawaban Aqilla yang menggebu-gebu.

"Shilla, kamu tanding sama Dito sana! Udah lama kan kalian nggak main bareng? Kesempatan emas nih, jangan sampai dibuang gitu aja. Yang lain bisa bubar, terserah kalian juga deh mau kemana. Bapak cabut!"

ASTAGA!

APALAGI INI YA TUHAN...

Aqilla menatap gue serius, "fighting!" Ckck, apaansih, Qil!

Gue berjalan malas menghampiri Dito yang sibuk mainin bola basket di tangannya, sok keren banget sih! "Kalau gue menang, gue punya satu permintaan." Katanya. Hhh, apa coba? Pake minta permintaan segala?

"Kalau gue yang menang, lo yang harus nurutin apa mau gue." Balas gue dengan senyuman miring.

Dito terkekeh, "siap bos!"

OH MY GOD!

YA LORD...

YA TUHAN...

Show YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang