Achtendertig

816 65 24
                                    

Part 38

Pakai lagu yang di mulmed ya, biar dapet feel ya, maacih💜

🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫

Berkali-kali Dito menelfon seseorang di sebrang sana, panggilannya selalu membuahkan hasil yang membuatnya kecewa.

Panggilan yang anda tuju tidak menjawab, silahkan hubungi beberapa saat lagi.

Selalu jawaban itu yang Dito dapat, sejak beberapa jam yang lalu.

"Ckck, kemana sih nih anak? Gue kan udah bilang kalau dia harus dateng!" Ucapnya kesal seraya melihat ke segala penjuru bandara, berharap seseorang yang ditunggu-tunggu datang.

Tangannya masih setia memegang ponsel, berharap ada telfon masuk dari seseorang yang ia harap untuk hadir, sekedar untuk memberitahu keadaannya sekarang. Karena Dito khawatir, sangat-sangat khawatir.

Sejenak Dito berpikir, dia khawatir? Emangnya dia udah bisa ngelupain Amanda? Ckckck.

Nggak Amanda, nggak seseorang itu, sama-sama membuat Dito pusing.

"Lo beneran nggak tahu dia dimana, Qil?" Aqilla hanya menggeleng pelan, dirinya pun sedaritadi sibuk menghubungi seseorang yang dimaksud Dito.

"Makanya To, kayak lagu Maudy Ayunda aja deh lo sekarang. Cinta datang terlambat." Celetuk Rafa dengan satu buah donat J.co di tangannya.

Dito balik menatap Satria, meminta penjelasan, "tadi pagi sih masih bisa dihubungin, gue juga nggak tahu dia kemana, To." Jawaban Satria semakin membuat Dito kesal.

"Gue whatsapp ceklis dua kok, line juga udah gue chat, tapi kenapa kalau di telfon nggak bisa terus ya?"

Aqilla dan Rafa hanya menggeleng pelan, "siap-siap kangen deh ya lo sama dia, dulu aja nyia-nyiain. Sekarang aja sok-sokan butuh, cih! Najong. Kayak drama korea banget hidup lo." Semakin Rafa mengeluarkan pendapatnya, perasaan Dito semakin kacau.

"Raf," Aqilla menyenggol lengan Rafa.

"Ya gue sih ngomong juga berdasarkan fakta yang ada Aqilla, please deh." Dengus Rafa sebal.

Jadi, Shilla pergi kemana sekarang? Menyusul Dito ke bandara, kah? Terjebak macet, kah? Atau kemana? Dito butuh jawaban itu sekarang. Benar kata Rafa, dulu ia sangat anti dengan hal-hal yang berhubungan dengan Shilla, sekarang?

Berbalik 180 derajat.

"Coba telfon lagi deh, Qil. Siapa tahu kalau lo yang telfon, diangkat sama Shilla."

Aqilla memutar bola matanya, "kalau lo telfon selalu nggak bisa, ya pasti gue juga nggak bisa, To. Sabar aja kali, mungkin aja lagi kejebak macet. Calm down, dude."

"Ya gimana ya, Qil. Namanya juga lagi kasmaran." Sambung Rafa dengan wajah ngeselin.

"Raf!" Rafa mendengus kesal, menatap Aqilla sebal. "Kenapa sih, Qil? Orang ucapan gue juga benar, kan? Ya nggak, Sat?"

Satria hanya mengangguk singkat.

Pikiran Dito hanya tertuju kepada Shilla, dimana sih cewek nyebelin itu sekarang? Ia ingin mencari keberadaan Shilla, tapi waktunya udah nggak mungkin. Karena sebentar lagi, pesawat yang akan membawa Dito ke Jogja sebentar lagi akan take off.

Show YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang