Vijfentwintig

1.5K 84 8
                                    

Part 25

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

[back to Author POV's]

"Dito?" Shilla memperhatikan Dito yang sedang berdiri didepan toko bunga dengan seragam sekolah yang masih lengkap digunakan. Dengan langkah perlahan, Shilla menghampiri Dito dari arah samping kiri. "Kagetin nggak ya? Tapi nanti kalau dikagetin dia marah lagi sama gue.."

"BAA!!!"

Dito berjengit sambil memegang dadanya, lalu menatap Shilla dengan pandangan tajam. "Untung aja gue nggak mental ke jalan raya, bisa bahaya." Shilla hanya terkekeh pelan, lalu menarik tas Dito agar mendekat kearahnya. "Gue suka bunga mawar putih, To. Mau beliin buat gue kan?"

Shilla menunjuk beberapa tangkai bunga mawar putih dan memberikannya ke tangan si penjual yang sedang tersenyum menatapnya. "Eh, ngapain?" Dito menahan tangan Shilla saat ingin mengulang pekerjaan sebelumnya.

"Ngasih bunga mawar ke mbaknya, emangnya gue kelihatan lagi ngapain? Makanin bunganya?" Shilla sedikit menaikkan sebelah alisnya.

Dito berdecak, "emangnya siapa yang mau beliin lo? Gue kesini cuman mau beli bunga buat Amanda."

Shilla mengangguk paham, lalu tersenyum lebar dan menatap pemilik toko bunga tersebut dengan senyuman yang masih terpasang. "Nggak jadi deh, mbak. Sini biar bunganya saya susun lagi."

Dito berdecak, nggak tega juga ternyata.

"Gapapa mbak, tapi satu aja jangan banyak-banyak nanti yang ada dia malah tambah baper sama saya." Shilla melongo, lalu menaruh telapak tangannya didahi Dito dengan pandangan kikuk. "Seriusan? Lo beliin gue bunga? Ya Tuhan.." Hati Shilla berbunga, serius.

Kalau aja ada kadar bahagia di dunia ini, mungkin saat ini Shilla yang hadir menjadi juara pertama! Gimana enggak? Baru aja Dito membelikannya bunga, ya meskipun cuman satu, tapi gapapa kok bagi Shilla. Yang penting judulnya;

Dito memberikan bunga untuk Shilla.

"Makasih ya, mantan khayalan. Jadi makin naksir nih, padahal kan pengen moved on.." Berbeda dengan perkataannya, mata Shilla masih berbinar menatap satu tangkai bunga mawar putih pemberian dari Dito dengan tidak sengaja karena Dito kasihan melihat ekspresi Shilla yang pengen banget diberikan bunga mawar putih oleh dirinya, andai Shilla tahu alasan kenapa Dito jadi memberikannya bunga itu.

"Gue dianterin pulang, kan?" Dito mendengus, lalu berjalan tanpa menghiraukan ucapan Shilla. Shilla berniat bermain-main dengannya ya?

"Ditooo, jam sekarang tuh lagi macet-macetnya banget. Udah gitu, ini jam orang-orang pulang kerja. Kalau gue nggak kebagian bis atau angkot gimana? Masa gue harus nunggu sampe malem, sih? Besok ada ulangan matematika, lo tahu kan gue harus berlajar ekstra buat matematika?"

Shilla menatap manik mata Dito dengan ekspresinya yang kebanyakan malah buat orang-orang pengen lempar sendal atau sepatu ke wajahnya, please, nggak banget serius. Dito menghembuskan napas panjangnya, "gue udah telat nih buat jemput Amanda, mangianya gue beliin dia bunga supaya nggak ngambek." Shilla mem-poutkan bibirnya. "Yaudah deh, salam ya buat Amanda."

Amanda lagi, Amanda terus, pfffttt! Ini gue kapan bisa moved on nya dongggg? Bantuin plissss.

Show YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang