Vijf

2.6K 183 10
                                    

PART 5

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

Untuk pertama kalinya, Shilla merasa kesepian tanpa adanya Dito. Ia tidak bisa memperhatikan aktivitas Dito selama disekolah terutama dikelas. Karena bete, Shilla menutup wajahnya dengan ke-2 tangannya, lalu melirik ponselnya yang tidak menunjukkan ada notifikasi berupa sebuah chat atau telfon masuk. Sudah satu jam ia menunggu balasan chat dari Dito yang sekadar menanyakan kabar terkini dari dirinya, tapi sepertinya hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya. Tidak akan pernah ada respon.

Sering main bareng tapi giliran di chat jarang banget di bales, sombong sekali anda Dito Pamungkas, ckck..

Aqilla yang sejak tadi melihat Shilla tidak bersemangat hari ini hanya tersenyum kecil, seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan kesukaannya. Jika saja Aqilla bisa membuat Dito membalas perasaan Shilla, namun sayangnya.. "Shil, lo nggak apa-apa?"

Shilla menegakkan tubuhnya, lalu menatap Aqilla yang memandangnya khawatir dengan cengirannya.

"Gue nggak apa-apa kok, Qil. Emangnya gue kelihatan sakit?"

Aqilla tahu, jika sudah seperti ini pasti ada alasannya, alasannya yaitu; Shilla kangen Dito.

"Lo nunggu chat dari Dito, ya?" Tanya Aqilla to the point. Shilla tersenyum kecil, "iya, tapi nggak apa-apa kok nggak di bales juga. Palingan juga dibalesnya seminggu kemudian, atau sepuluh hari, bisa lebih juga sih. Gue udah biasa, justru kalau dia bales pesan gue cepet, itu yang nggak biasa." Jelas Shilla. Terselip nada humor agar Aqilla tidak terlalu khawatir padanya.

"Apa lo mau kalau gue yang tanyain kabarnya?" Usul Aqilla, mata Shilla langsung berbinar.

"Beneran?"

Aqilla mengangguk, lalu mulai mengetikkan pesan yang akan dikirim ke Dito. Hanya menanyakan kabar. Tak lama, ponsel Aqilla bergetar, tanda ada pesan masuk. Shilla langsung heboh. Tidak sabar membaca balasan pesan dari Dito.

"Sebenarnya gue baik-baik aja, tapi hari ini nggak masuk soalnya ada yang nyuruh gue buat nggak masuk." Aqilla mengeja satu-persatu kata yang tertera di ponselnya.

Shilla terpaku, kemarin kan ia menyuruh Dito untuk beristirahat, dan ternyata Dito menuruti ucapannya. Ada rasa bahagia menyelimuti dada Shilla saat ini, yang membuat Shilla mengembangkan senyuman selebar mungkin. Dito ternyata punya cara tersendiri untuk membuat mood Shilla kembali baik hari ini.

"Tuh, lo udah denger sendiri, kan? Dito tuh cuman alesan aja, sebenernya dia pasti males masuk." Timpal Aqilla gemas.

"Ah, iya, ya, hehe."

"Temen-temen! Sekolah kita kedatangan murid baru lho, cewek, udah gitu cantik banget." Bella berdiri didepan kelas sambil membawa kipas tangan.

Suasana kelas menjadi hening.

"Boleh juga kayaknya gue gebet." Sahut Rio, seketika kelas menjadi ricuh, tidak setuju jika Rio berbicara seperti itu.

"Pada alay lo semua. Apa salahnya, sih? Gue kan ganteng. Ya kan, Shil?"

Shilla menatap Rio dengan senyuman terpaksanya, "hah? Apaan, sih? Nggak usah kepedean nanti jatohnya sakit."

"Calon istri emang suka gitu, bilang aja cemburu."

Shilla menatap Rio tambah jengkel, daripada bikin emosi, lebih baik tidak perlu digubris ucapan Rio yang ngaco. "Bawel lo ah." Ucap Shilla emosi.

"Yo, udah deh, nanti Dito marah loh kalau dia denger." Timpal Aqilla.

Suasana kelas seketika hening lagi.

"Aaa Aqilla." Pipi Shilla merona.

"Daripada nungguin Dito, mending sama gue aja, Shil." Shilla menatap Rio gemas, "nggak ya Yo, makasih."

💫⭐️✨

"Aqilla! Tungguin gue dong!" Teriak Shilla di koridor, lalu berlari menyusul Aqilla yang semakin melangkah jauh. Shilla tidak melihat ada orang yang akan melewati koridor, alhasil terjadi insiden kecil.

Shilla meringis, memegangi kepalanya yang terbentur pundak seseorang, "eh astaga! Ya ampun!"

Shilla berdecak, "sakit tau, nih!" Tunjuk Shilla pada kepalanya yang terlihat agak merah. "Sorry, sorry, gue tadi nggak sengaja nabrak lo, sumpah." Ucap seseorang tersebut, Shilla hanya mengangguk singkat.

"Gue juga salah sih, lari-larian di koridor, duh gue duluan, ya. Maaf buat kejadian barusan. Jangan marah!"

"AQILLA!!" Teriak Shilla lagi.

"Aqilla? Apa jangan-jangan?" Ucap Rafa pelan... "Iya! Itu Aqilla!" Rafa menyusul Shilla yang mengejar Aqilla. Ternyata mereka menuju ke kantin.

"Lo kenapa sih gue panggil nggak nengok-nengok? Capek tahu lari-larian." Keluh Shilla, Aqilla menatap Shilla bersalah.

"Maaf deh, gue nggak denger. Abisnya tadi lo sibuk sama novel, tadi juga udah gue ajakin tapi nggak mau, kan?" Shilla hanya terkekeh.

"Aqilla!"

Aqilla mengerjapka kedua matanya, itu Rafa!

"Rafa! Ya ampun.. Lo ngapain disini? Tunggu.. Tunggu.. Kok seragamnya sama? Ya ampun! Kok nggak bilang sih kalau mau sekolah disini juga?" Shilla terpaku, jadi orang yang tadi menabraknya adalah Rafa?

"Surprise?" Jawab Rafa dengan mata berbinar.

"Surprise lo berhasil! Oh iya, kenalin ini Shilla." Rafa tersenyum manis, "hallo Shilla! Sorry ya tadi udah nabrak lo."

Shilla mengangguk, "iya nggak apa-apa kok, santai aja kali."

"Kok daritadi gue nggak liat Dito, ya? Dia sekelas sama lo kan?" Aqilla mengangguk.

"Dito sakit, jadinya dia nggak masuk." Timpal Shilla, Rafa mencibir, "palingan juga pura-pura."

"Ya lo tahu lah gimana seorang Dito." Aqilla menambahi.

"Emang Dito orangnya kayak gimana?" Shilla menatap Rafa kepo. Rafa tersenyum penuh arti. "Bentar deh, lo yang suka sama Dito bukan, sih? Akhirnya gue ketemu juga sama lo, gila! Dito ngacuhin cewek secantik lo kayak gini? Emang agak sinting si Dito."

Shilla menunjukkan cengirannya, "dia tuh sebenernya gengsi, lama kelamaan juga nanti dia nggak kuat nahan gengsinya." Lanjut Aqilla.

Shilla terdiam, gengsi? Maksudnya gimana?

"Maksudnya?" Shilla mengerutkan keningnya bingung. Rafa hanya tersenyum penuh arti.

"Nanti juga lo tahu. Udah yuk, gue jadi laper gini."

🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫🍫

NEXT PART WILL BE UPDATED SOON ! ! !

sorry banget, sampai beberapa part kedepan wordnya nggak sampai 1000 :( gatau kenapa dulu gue seneng banget buat part yg isinya pendek2 WKWKWKWK

Show YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang