Di sebuah taman yang sangat lah indah. Terdapat seorang perempuan dengan rambut di gerai. Sedang duduk memandangi awan yang sangat indah.
Kemudian seorang lelaki pun datang menghampirinya. Perempuan itu menatapnya lekat-lekat.
"Lu ngapain ke sini?" tanya perempuan itu.
"Gue boleh duduk?" tanya lelaki itu dengan senyuman.
"Bo..boleh." jawab perempuan itu. Sial kenapa gue ngejawabnya jadi gugup seperti ini. Kok gue begok ya. Gerutuknya dalam hati.
"Gak perlu gelisah, kali ini gue gak bakal jahili lo lagi." ucapnya sambil menatap lurus ke depan.
"Iya.. Btw lo belum jawab pertanyaan gue tadi loh. Apa perlu gue ulangin lagi pertanyaan gue ke elu." ucap gue sambil melirik ke arahnya.
Dia hanya menggeleng kan kepala tanda, gue gak perlu ngulang ucapan gue lagi.
"Enggak ada sih. Kebetulan gue lewat sini. YA udah, sekalian aja gue singgah di taman ini."
Gue hanya mengangguk.
Keadaan tiba tiba hening seketika. Tidak ada satu pun kata yang keluar dari mulut kami. Sampai akhirnya lelaki itu membuka pembicaraan.
"Mutia." Ucapnya.
Sedangkan gue hanya berdeham sambil memainkan jemari.
"Gue boleh ngomong sesuatu gak." Tanyanya kepada gue yang masih saja memainkan jemari.
Gue hanya mengangguk membuat lelaki itu mengerti.
"Lo mau gak jadi--"
"Mutia bangun."
Suara itu membuatku tersadar dari mimpi. Membuatku mengerjakan mata berkali kali agar mataku bisa melihat objek di dekat ku dengan jelas. Terlihat seorang wanita paru mata sedang berdiri di samping tempat tidur ku.
Membuatku terduduk melihatnya.
"Pagi sayang." Ucapnya dengan lembut sambil mengelus kepalaku.
Aku hanya menatapnya datar sambil memiringkan kepala tanda bertanya.
"Kamu heran ya.. Kenapa mama bisa ada di kamar kamu." Ucap wanita paru baya itu.
Aku hanya mengangguk dan menunggunya menjawab.
"Nanti saja mama jelaska sekarang kamu mandi. Biar bersih, hari ini kan kamu baru masuk kelas XI." Ucapnya sambil mengarah ke pintu kamar. Yang semakin lama tertutup dan aku tidak melihat bayangannya lagi.
Aku pun berdiri dari tempat tidur berjalan menuju kamar mandi. Untuk membersihkan seluruh tubuh ku.
Setelah mengganti pakaianku menjadi pakaian sma. Aku berjalan ke arah meja belajarlah. Mengambil beberapa buku yang sudah ku siapkan semalam.
Memasukkan seluruh buku. Sekaligus menutup tasku. Membawanya keluar ruangan itu. Tapi semua itu tertunda ketika aku melihat sebuah foto. Iya sebuah foto yang pernah membuatku tersenyum bahagia.
Foto diriku dan teman temanku pada saat kelas X dimana di situ kamu tersenyum dengan penuh kebahagiaan. Disana terdapat, andra, alika, raehan, haekal dan tentu saja orang yang sangat menyebalkan, JAYA.
Untung saja aku tidak memilih untuk masuk kelas ipa. Sempat saja aku memilih masuk kelas itu. Aku tidak bisa berfikir lagi, jika aku akan bertemu dengan orang yang menyebalkan itu lagi.
Tapi setelah di pikir pikir tadi gue mimpi apa ya... Kok gue bisa lupa gini. Ah.... Bodo amat dah, lebih baik gue turun untuk makan.
Gue turun ke bawah untuk makan, ya... Tentu saja gue akan pergi ke ruang makan. Tapi semua niat itu gue kurungkan dulu. Karena gue melihat, ayah gue sedang duduk sendiri menatapi buku kesayangannya. Tapi gue bukan orang yang gegabah. Gue gak ingin ganggu orang tua gue yang lagi asik membaca. Sudah lah lebih baik gue ke ruang makan dulu.Gue tanya in mama gue dulu dah. napa papa gue belum ke ruang makan.
"Mama... Kok papa masih duduk di ruang keluarga sih." Tanya gue ke mama gue. Yang sedang menyiapkan makanan.
"Papa Kamu lagi ada urusan." Ucap mama gue dengan singkat.
"Masalah toko itu lagi ya ma."Tanya gue sambil mengambil beberapa potong roti.
Mama gue hanya mengangguk membuat gue berhenti bertanya.
##
seluruh siswa di sma tersebut memenuhi tempat dimana. Mereka bisa menerima info dimana mereka bisa duduk di sebuah kelas dengan sebutannya masing masing.Ada yang bersorak bahagia. Karena satu kelas dengan sahabatnya. Ada yang kesal sekaligus senang.
Sedangkan gue hanya berdiri sambil menunggu seluruh siswa di sana bubar. Dan memudahkan gue untuk melihat dimana kelas gue.
Gue hanya berdoa semoga saja gue gak ketemu dengan lelaki sialan itu.
Tapi sepertinya doa Gue lagi gak terkabul deh. Soalnya lelaki yang gue bilang itu. Sekarang berdiri di samping gue. sambil senyum senyum natap gue.
"Kita ketemu lagi mut. Apa kabar?, ntar lagi kita gak satu kelas loh. Lu gak bisa ngeliat gue yang ganteng ini."
Gue hanya memutar bola mata gue dan segera masuk ke dalam kerumunan yang sebenarnya males untuk kesana. Tapi demi ngindar dari ni anak gue lera lakukan apa aja.
Setelah di lihat-lihat. Gue masuk kekelas XI-BAHASA-A. Gue langsung mencari susunan kelas baru di masing sebelahnya.
XI-BAHASA-A di gedung C sebelah timur lantai 2. Gue menghela nafas lega melihat kelas gue yang lumayan jauh dari kelas anak IPA dan yang pasti jauh dari lab IPA jadi gak akan ada yang ganggu gue lagi.
##
Terpampang jelas di pintu itu. XI-BAHASA-A sebelum aku mendekat ke arah kelas itu. Aku melewati sebuah kelas dan di situ terpampang dengan jelas XI-IPA-A. Membuat mataku membulat melihat kelas itu.
Semua ini gak mungkin terjadi. Kenapa aku harus segala hal dengan kelas lelaki ini. Tapi belum tentu dia masuk Ke kelas ini. Bisa jadi dia masuk ke kelas B.
##Segini aja dan. Gue mau belajar gue lagi ujian. Bagi ada keganjilan comment ya. Author juga manusia pasti ada salah. xD, happy read bagi yang mau read.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas VS Wakil Ketua Kelas
Humor#312 [12/06/2017] [humor] #301 [25/07/2017] [humor] #241 [03/09/2017] [humor] [08.00] #181 [03/09/2017] [humor] [19.30] [Peringatan!!! Cerita ini tidak memiliki unsur lucu, jadi jika garing itu di luar pemikiran saya] semua itu tidak akan terjadi s...