12. jaya

897 28 1
                                    

"Lo kok jadi orang kebiasaan amat sih vito." Ucap lelaki itu, Kepada adiknya.

"He...he...he... maaf kak, vito lagi buru-buru. Soalnya kalo bawa mobil nanti macet dijalan vito jadi telat ke tempat tujuan." Ucap lelaki itu sambil meminta ampun kepada kakaknya.

Tapi karena kakaknya itu sudah sangat kesal. Jadi, dia gak bisa selesai marah-marah dalam waktu sebentar.

Setelah hampir 1 1/2 jam jaya memarahi adik satu satunya.

##

"Ma mata jaya mulai rabun lagi." Ucap lelaki itu mencoba untuk melihat ke arah mamanya yang terlihat sangat rabun.

"Sepertinya Min kamu bertambah." Ucap mamanya.

"Sekarang kamu cepat cepat ganti baju. Kita ke optik untuk cek mata kamu."

Sedangkan yang di bilang hanya mengangguk sambil berjalan menuju kamarnya untuk mengganti baju.

Setelah cukup lama mamanya menunggu. Akhirnya lelaki itu selesai memakai baju. Dan segera berjalan mengikuti mamanya menaiki mobil berwarna hitam itu.

Sampai mereka sampai di sebuah optik.

"Ma biasanya kan jaya cek mata gak disini." Ucap lelaki itu.

"Sudah disini aja." Ucap mamanya yang dilanjutkan anggukan oleh anaknya.

Mereka berdua pun masuk kedalam optik itu. Sebelum jaya melakukan cek matanya. Mereka sempat bertemu dengan pemilik optik tersebut. Dan ternyata pemilik optik itu temannya mama jaya. Dia hanya ber-oh-haria mendengar orang tuanya berbincang dengan pemilik optik itu.

"Pa, tadi papa nelpon aku ada apa." Ucap perempuan itu.

Suara itu seperti pernah jaya kenal tapi dia malas untuk melihat ke arah sumber suara dia mementingkan diri untuk mencari model kaca mata seperti yang sedang dia pakai.

Perempuan itu berjalan menuju ruang ayahnya yang lebih tepatnya di sebelah ruang cek mata. Jadi dia melihat lelaki sedang duduk.

Gue kek pernah liat nih orang. Ucap perempuan itu dalam hati. Setelah cukup lama mengamati lelaki itu dia baru menyadari jika dia.

"Jaya." Ucap perempuan itu.

Merasa namanya di panggil lelaki itu. Melihat kearah sumber suara.

"Eh elo mut, ngapain kesini. Mau cek mata ya." Ucap lelaki itu, yang dilanjutkan dengan gelengan dari perempuan itu.

"Jadi lo ngapain kesini?" Ucap lelaki itu.

"Ini optik milik papa gue. Tadi papa gue nyuruh gue untuk kesini."ucap perempuan itu.

Sedangkan yang di bilang hanya ber-oh-haria.

"Terus lo ngapain kesini jay." Ucap perempuan itu.

"Cek mata. Kata mama gue min gue nambah. Jadi mau cek lagi." Ucap lelaki itu.

Sedangkan yang dibilang hanya membentuk huruf 'O.

Setelah itu perempuan itu pun masuk kedalam ruangan ayahnya. Dan lelaki itu pun juga masuk kedalam ruang cek mata yang bertepatan di sebelah ruangan pemilik optik.

##

Laki-laki itu menatap benda persegi itu. Sebut saja namanya vito. Anak dari bapak habil algifahri dan ibu keisya naswa. Lebih tepatnya anak bungsunya. Anak yang tergolong pintar melebihi kepintaran kakaknya. Karena dia selalu saja di ikut sertaka dalam berbagai ajang perlombaan.

Tapi jangan asal. Dibalik tampang pintarnya dia juga memiliki wajah yang sangat tampan. Bisa di bilang dia benar-benar mewarisi seluruh sifat bapaknya.

Tampang lebih mirip dengan bad boy tetapi dia bukan bad boy. Karena dia memiliki sifat yang sangat baik. Lebih tepatnya dia memiliki sifat ibunya. Sangat penyayang.

Lelaki itu pun menekan tombol yang berada di benda persegi itu.

Vito ikram : lo hari ini sibuk nggak?

Mutia A : enggak, emang kenapa?

Vito ikram : gue mau ketemu sebentar boleh gak.

Mutia A : boleh, btw mau ketemu dimana.

Vito ikram : lo ada di mana nanti biar gue kesana.

Mutia A : di optik papa gue nanti gue kirim alamatnya.

Vito ikram : oke

Lelaki itu memencet tombol power di benda persegi itu dan segera mengambil jaket dan kunci motor. Karena kakaknya pergi dengan mobil. Lagi pula tempatnya tidak begitu jauh dari rumahnya.

Lelaki itu pun berjalan menuruni anak tangga.

##

Dear reader

Tolong vote cerita author

Ketua Kelas VS Wakil Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang