6. sekolah

1.4K 37 1
                                    

Pagi itu lumayan cerah. Perempuan itu mendekati ayahnya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Pa.." Ucap perempuan itu singkat.

Ayahnya pun langsung berhenti mengetuk dan melihat ke arah anak semata wayang nya.

"Papa masih sibuk ya.." Ucap perempuan itu yang kemudian melirik ke arah meja kerja itu.

"Mungkin untuk sekarang lagi tak begitu sibuk, emang kamu mau Ngapa nak." Ucap lelaki paru baya tersebut.

"Mutia sudah lama gak diantar dengan papa, boleh gak mutia minta papa ngantar mutia ke sekolah. Hari ini saja." Ucap perempuan itu dengan mata memohon.

Ayahnya hanya mengiyakan perkataan anaknya dan segera berdiri dari tempat duduknya. Mematikan Laptop nya dan menyimpan beberapa berkas kerjanya, mengambil kunci mobil yang tersimpan dengan rapi.

##

Sesampai di sekolah. Perempuan itu langsung tersenyum kepada ayahnya tanda jika dia senang sudah diantar dengan ayahnya. Ayahnya pun bertanya kepada anak semata wayangnya.

"Kami nanti pulang dengan siapa?" Tanya ayahnya sambil tersenyum.

"Mutia pulang dengan alika aja pa." Ucap anaknya yang kemudian tersenyum dan muka turun dari mobil itu.

Perempuan itu berjalan memasuki gerbang sekolah itu. Menelusuri koridor gedung A dan koridor gedung B dan melewati koridor labor dan perpustakaan baru lah perempuan itu sampai di gedung C. Sesampainya di gedung C perempuan itu masih harus naik ke lantai 2 untuk bisa sampai di kelasnya. Sesampainya di lantai 2 dia harus  melewati sebuah kelas yang males dia lewati.

Tapi bagaimana juga dia harus melewati kelas itu.

Berjalan seperti biasanya. Perempuan itu mencoba untuk menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas lagi, siapa yang ada di depan pintu kelas XI-IPA-A. Lelaki itu belum pernah dia lihat selama kelas X.

Tapi, dia mengabaikan saja lelaki itu. Dia berjalan melewati kelas itu dan masuk ke dalam kelas XI-BAHASA-A.

Di kelas itu sudah berada seorang lelaki dengan mata bulat sedang membaca sebuah buku. Tanpa pikir panjang lagi perempuan itu meletakkan tasnya di kursinya. Dan mendekati lelaki yang sedang membaca buku itu.

"Iv.." panggil perempuan itu sambil melirik kebukunya.

"Hmmm." Jawab lelaki itu sambil menaikkan satu alisnya dan menutup buku yang dia baca.

"Di kelas sebelah ada murid baru. Lo kenal gak." Ucap perempuan itu.

"Tumben bener lo nanyain anak baru, biasanya bodo amat." Ucap lelaki itu sambil melihat ke arah perempuan itu.

"Gue kan cuma mau nanya, gak boleh? Ya udah kalau gak boleh." Ucap perempuan itu sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Idih... Pagi-pagi udah ngambek aja. Kalo lo mau tau tanya aja sama jaya kalau gak jaya tanya sama haekal aja." Ucap lelaki itu sambil mulai membaca buku lagi. Sedangkan perempuan itu berjalan keluar kelas.

##

"Jay, jaga adik kamu ya.." Ucap wanita paru baya itu."

"Mama..... Vito udah besar, gak perlu di jaga." Ucap seorang yang ada di sebelah jaya.

"Mama tau itu vito, tapi kan kamu sudah lama gak tinggal dengan nama, kamu juga kan belum pernah masuk ke sekolah ini. Jadi mama mau jaya jagain kamu selama beberapa hari. Sampai kamu hapal dengan seluruh jalan di sekolah ini." Ucap wanita itu sambil melirik kedua anak nya.

"Ya... Ma.... Berarti jaya harus jadi bodyguard nya vito gitu." Ucap lelaki itu dengan lemas.

"Sudah...sudah lebih baik kalian masuk kelas sana." Ucap mamanya sambil mengusir anaknya.

Kedua anaknya hanya mengiyakan ucapan mamanya.

Mungkin umur jaya dan vito itu berbeda 1 tahun. Sedangkan Mereka  masuk kedalam kelas yang sama. Karena dulu waktu vito smp dia masuk kedalam kelas akselerasi yang membuat dia menjadi setara dengan kakaknya.

Mereka berdua memasuki kelas XI-IPA-A. Vito masih mau di kelas, sedangkan jaya dia pergi keluar kelas untuk mencari udara segar (katanya).

Vito pun di tinggal sendiri di kelas. Dia pergi ke depan pintu kelas.

Dia melihat seorang perempuan sedang berjalan melewati kelas barunya. Perempuan itu terlihat sangatlah manis. Membuat dia melirik kearah perempuan itu.

Perempuan itu pun berjalan melewatinya. Dan masuk kedalam kelas yang berada di sebelah kelasnya.

Lelaki itu hanya memiringkan kepala melihat perempuan itu lewat.

##

Seorang lelaki dengan kaca mata. Yang sedang terfokus dengan Laptop nya. Membuat dia tidak menyadari jika sedari tadi ada yang memperhatikannya.

"Jay, lo gak capek apa dari tadi main laptop mulu." Ucap lelaki yang sekarang ada di depannya.

Ucapan itu membuat lelaki yang sedari tadi menatap laptop nya sekarang menatap temannya.

"Kalo nggak kenapa?" Ucap jaya dengan ketus.

"Gue kan cuma nanya jay, oh... Ya... Btw tu orang yang ada di belakang lo itu siapa? Kok ngikutin lo mulu sih." Ucap temannya itu seperti mengintrogasi.

"Mau tau aja urusan orang." Ucap jaya sambil melanjutkan menonton film di laptop itu.

Karena temannya sudah kesal tanpa pikir panjang. Lelaki itu menutup laptop nya sih jaya.

"Haekal..." Ucap jaya dengan nada meninggi.

"Loe main tutup laptop gue aja. Nanti kalo laptop nya rusak, belum tentu lo mau ganti." Ucap jaya panjang lebar.

"Abisnya lo gue tanya, malah sibuk dengan Laptop mulu. Ya udah gue udah terlanjur kesal kan. Jadi langsung gue tutup aja laptop lo." Ucap haekal dengan datar.

"Loe ya.. Kalo lah ada kemauan harus di turutin. Kalo gak bisa bisa rusak barang orang lo buat." Ucap jaya panjang lebar.

"Ya udah kalo gak mau ada barang yang rusak. Lebih baik kasih tau gue. Siapa sih anak baru itu."

"Adik gue." Ucap jaya singkat, padat dan tepat.

Haekal hanya termenung mendengar ucapannya jaya, karena muka mereka benar-benar beda jauh. Yang mirip hanyalah mata mereka yang sama-sama sipit.

"Gue gak salah denger kan jay, kalo anak baru itu adik lo." Ucap haekal mengulangi ucapan jaya.

Sedangkan yang ditanya hanya mengangguk.

"Kenapa, lo heran ngeliat adik gue." Ucap jaya.

"Perasaan gue lo gak ada kembaran lah jay. Kok lo bisa punya adik yang seumuran dengan lo." Ucap haekal bingung.

##

Happy reader aja dah.

Ketua Kelas VS Wakil Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang