15. alone

1K 30 0
                                    

Cinta itu datang dari mata turun ke hati bukan dari mata turun ke indomie.

Lelaki itu berjalan menelusuri koridor kelas.
Pandangannya hanya lurus ke arah depan sampai dia berhenti ke satu ruang kelas.

XI-IPA-A

Lelaki itu masuk ke dalam kelas itu meletakkan tasnya di atas meja dan langsung mengeluarkan sebuah ponsel, dia  membuka sebuah note yang sudah di simpannya secara privat di ponselnya.

Note

Lo itu lucu.
Seperti kelinci madu.
Cerewet tapi ngangenin.

Tapi....
Gue gak pernah ngerasain hal seperti ini.
Apa lagi.
Rasa ini.
Gue rasain waktu gue ada di dekat lo.

Karena itu....
Gue lebih seneng ngeliat lo ngomel sepanjang hari.
Dari pada.
Lo diam seperti ular.
  
Eh....
Bukan berarti itu cinta ya.
Karena gue tetep anggap lo.
Sebagai.
Orang yang paling cerewet.

Entah sampai  kapan.
Note ini.
Akan terus gue simpan.

Mungkin...
Sampai gue tau perasaan gue yang sebenarnya.
Dan.
Sampai gue tau perasaan lo yang sebenarnya.

Setelah note itu dia buka dia jadi teringat suatu hal.

Flashback.

"Lo itu ketua kelas jaya. Tolong kasih contoh yang baik." Oceh perempuan itu di depan gue membuat jari telunjuk ini refleks menutup mulut perempuan itu. Membuat wajahnya ngeblush seketika.

"Lo juga kalo jadi wakil jangan  terlalu cerewet. Lo gak kasian dengan gue yang setiap hari lo ceramahi." Ucap gue sambil meletakkan tangan gue ke saku celana gue.

"Tapi gue kan nyeramahin  elo untuk kebaikan kelas ini juga jay." Ucap perempuan itu.

"Yaudah gue akan berubah." Ucap gue yang dilanjutkan dengan senyuman oleh perempuan itu. "Tapi waktu gue sudah kelas XI aja ya." Ucap gue yang langsung berjalan meninggalkan perempuan itu dan menghindar dari tempat itu.

Menulis suatu hal yang gak gue sadari. Gue membuka sebuah note dan menulis

Dear

Lo itu lucu.
Seperti kelinci madu.
Cerewet tapi ngangenin.

Tapi....
Gue gak pernah ngerasain hal seperti ini.
Apa lagi.
Rasa ini.
Gue rasain waktu gue ada di dekat lo.

Karena itu....
Gue lebih seneng ngeliat lo ngomel sepanjang hari.
Dari pada.
Lo diam seperti ular.
  
Eh....
Bukan berarti itu cinta ya.
Karena gue tetep anggap lo.
Sebagai.
Orang yang paling cerewet.

Entah sampai  kapan.
Note ini.
Akan terus gue simpan.

Mungkin...
Sampai gue tau perasaan gue yang sebenarnya.
Dan.
Sampai gue tau perasaan lo yang sebenarnya.

Gue menutup ponsel gue. Dan segera meletakkannya di saku celana gue.

Flashback off

"Ah... sial kenapa gue jadi teringat sama seluruh kenangan sialan itu." Ucap lelaki itu .

Lelaki itu langsung menekan tombol power di ponselnya. Dan segera beranjak keluar dari ruangan itu.

"Jay, tadi gue liat vito nyariin lo di depan aula." Ucap seseorang yang berpapasan dengan lelaki itu.

"Dia masih ada gak di depan aula?"

"Maybe" ucap seseorang yang segera berjalan menuju kelasnya.

Mungkin gue harus ke sana deh. Mau lihat mutia, eh.... salah maksudnya vito. Ucapnya dalam hati tetapi dia berdecak kesal karena salah sebut nama.

##

Lelaki itu berjalan menuju ke arah depan aula.

Yang ingin dia lihat sekarang itu kabar adek nya.

Tetapi ada satu hal yang membuat hatinya seperti teriris dengan pisau tajam. Membuat wajah yang awalnya ceria menjadi biasa aja.

Apa ini yang di sebut getaran rasa cemburu?
Apa ini yang di rasakan ketika cinta dalam diam?

Hanya bisa memandangi dan tak bisa berharap. Hanya bisa berkhayal tapi tak pernah jadi kenyataan.

"Hai kak." Ucapan itu membuat lamunan yang sedari tadi di rasakan menjadi buyar.

"Hai vito. Hai mutt...ti...a" ucapnya.

Lelaki yang di sebut vito itu langsung berjalan menuju arah suara.

"Kak gue cuma mau bilang mungkin selam 1 minggu ini gue pulangnya sore terus dan bakal pulang sama." Lelaki itu menggantungkan perkataannya dan kemudian menatap perempuan yang ada di belakangnya.

Sedangkan jaya hanya menatap perempuan yang tadi di tatapnya. "Oh... nanti kalau pulang jangan kelamaan ya kalau sudah antar mutia langsung pulang jangan pergi pergi lagi. Nanti lo kecapean gue yang disalahkan sama mama." Ucapnya sambil tersenyum miring.

"Ada yang mau lo tanya lagi." Ucap jaya sambil memiringkan kepalanya. Sedangkan yang ditanya hanya menggelengkan kepala yang berarti tidak ada lagi pertanyaan.

Jaya berjalan mundur dan meninggalkan tempat itu. dia menuju ke arah tangga di koridor.

##

Hae cuankkk

Ketua Kelas VS Wakil Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang