My Sadness Because Of You "P7"

3.1K 160 7
                                    

BLAM !!

Hinata menutup keras pintu kamarnya dan berangsur menuju ranjangnya. Tangis yang tidak bisa dibendung lagi, terus mengalir membasahi pipi Hinata. Dengan tega nya Naruto terang terangan selingkuh didepannya.

Tak lama setelah itu, bel apartemen berbunyi menandakan ada seseorang datang. Hinata yang terpekik karena suara bel itu. Menghapus jejak jejak air matanya dan segera membukakan pintu bagi si empu yang datang.

Disaat awal membuka pintu, Hinata tampak senang karena melihat suaminya sudah pulang. Rasa sakit hatinya, seakan hilang karena melihat Naruto sudah pulang.

"Na.Naruto-kun, kau sudah pulang" sapa Hinata dan diacuhkan oleh Naruto dengan memasang tampang bosannya.

Namun ternyata dibalik punggung suaminya muncul sesosok wanita yang tadi dilihatnya bersama dengan suaminya di sebuah kafe.

"Hai" wanita itu menyapa Hinata dengan senyuman lebar.

Hinata terkejut dengan kehadiran wanita itu bersama dengan suaminya. Melihat penampilan wanita itu dari bawah hingga keatas dengan pakaian yang bisa dikatakan cukup minim.

"Tidak ada gunanya kau menyapanya, ayo kita masuk" ucap Naruto memandang sinis Hinata lalu memegang tangan Shion untuk masuk.

Shion pun langsung memberikan senyuman sinis melihat Hinata dengan perkataan Naruto yang mengujat Hinata.

Hinata mati matian menahan air matanya melihat perilaku suaminya kepadanya didepan orang yang sama sekali Hinata tidak kenal.

Naruto dan Shion masuk kedalam dan duduk di ruang tengah apartemen. Mereka berdua kembali bermesraan dan saling berpelukan. Hinata hanya bisa menahan air matanya dan sakit hatinya melihat suaminya, orang yang dicintainy bemesraan dengan wanita lain didepan matanya.

Tak mau berlarut larut Hinata pun segera bergegas meninggalkan kedua manusia yang tidak punya hati itu menuju kamarnya. Untuk kembali membuang keluh kesahnya sendiri. Naruto menoleh, melihat kepergian Hinata dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya.

"Kau mau kemana ?" tanya Shion kepada Naruto yang tiba tiba bangkit berdiri dan hendak pergi.

"Tunggu lah disini, ada yang ingin aku lihat" ucap Naruto.

Naruto berjalan menuju kamar Hinata. Tanpa mengetuk pintu, Naruto menarik knop pintu milik Hinata dan membuka pintu kamar itu. Masuk kedalam dan melihat si empu kamar sedang berdiri diluar balkon kamar melihat pemandangan luar dengan tangisan.

Naruto berjalan mendekati Hinata yang sedang menangis dan tiba tiba memeluk Hinata dari belakang.

Hinata pun terpekik dengan seseorang yang tiba tiba memeluknya dari belakang. Lalu dengan cepat menoleh, melihat siapa yang memeluknya dan yang ternyata adalah Naruto. Tapi kenapa? Bagaimana bisa ?

"Na.Naruto-kun" pekik Hinata.

"Aku tau kau cemburu. Benarkan" ucap Naruto dengan memeluk Hinata dari belakang.

Hinata tidak bergeming. Dia hanya teregun dengan ucapan Naruto tanpa menjawab sepatah katapun. Apa Naruto akan bersikap baik dengan Hinata. Pikir Hinata.

Belum sempat Hinata berkata, Naruto sudah kembali melontarkan kata kata kasarnya lagi ke Hinata.

"Jangan kau fikir aku akan terbuai dengan tangisan mu ini Hyuuga, kau dengar baik baik, aku menerima ini semua demi perusahaan dan kau juga tau akan hal itu" Naruto melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Hinata kehadapannya, lalu mencengkram pipi Hinata, sehingga membuat Hinata meringis karena cengkraman Naruto dipipinya.

"Na.Naruto-kun sakit.." ringis Hinata.

"Heehh" Naruto melepas keras cengkaramannya dari pipi Hinata. Sehingga membuat Hinata sedikit terayun.

Naruto pun pergi meninggalkan Hinata yang kembali lagi menangis.
.
.
"Dari mana saja kau Naruto. Aku menunggunu dari tadi?" tanya Shion yang sudah melihat Naruto kembali lagi.

"Oh tidak. Aku hanya kekamar sebentar. Ayo kita pergi, kita makan diluar. Sesudah itu kita pergi berbelanja. Bagaimana kau mau ?"

"Tentu. Ayo" jawab Shion dengan tersenyum girang
.
.
Malam hari

"Ting tong..ting tong..ting tong"

Suara bel ditengah tengah malam begini membangunkan Hinata dari tidurnya. Melihat jam yang terletak di meja samping ranjangnya yang menunjukkan pukul 2 dini hari.

"Eegh. Siapa yang datang malam malam begini" ucap Hinata mengucek matanya.

Hinata pun segera turun dari ranjang dan berangsur untuk segera membuka pintu apartemen melihat siapa yang datang pada waktu dini hari begini.

"Naruto-kun" Hinata terkejut saat melihat ternyata suaminya yang baru pulang jam 2 pagi seperti ini. Dan apalagi bisa dilihat, keadaan Naruto sekarang sangat tidak etis. Dengan pakaian yang sudah compang camping, rambut berantakan dan apalagi bau alkohol yang menyengat.

"Kenapa kau lama sekali buka pintunya HAAHH. Kau ingin aku terus berada diluar apa?" ucap Naruto ditengah tengah mabuknya.

"Ma.maafkan aku Naruto-kun" jawab Hinata lalu segera menolong Naruto untuk berdiri dengan benar.

"MINGGIIR" Naruto menepis tangan Hinata yang berniat menolongnya.

Hinata terlihat iba melihat keadaan Naruto yang terlihat mabuk. Mau seburuk apapun perilaku Naruto dengannya. Hinata tetap mencintai suaminya dan akan terus memperhatikan suaminya.

Naruto berjalan gontai menuju kamarnya. Dan Hinata menutup pintu apartemen, lalu mengikuti Naruto dari belakang. Naruto yang sudah terlihat sangat mabuk berat itu. Menghempaskan tubuhnya keatas ranjangnya dan langsung terlelap.

Hinata yang mengikuti Naruto dari belakang, juga ikut masuk karena merasa khawatir dengan keadaan suaminya.

Sebagai seorang istri, Hinata membuka sepatu, dan jas kerja milik Naruto yang masih bertengger situbunya, lalu setelah itu Hinata menyelimuti tubuh Naruto yang sudah terlelap.

Hinata berjongkok disamping ranjang Naruto. Menyamakan tingginya dengan Naruto yang sedang terbaring. Ntah keberanian dari mana, tiba tiba saja tangan Hinata terayun membelai pipi Naruto yang terlelap. Menampilkan wajah sendunya saat melihat suami yang sangat ia cintai.

"Naruto-kun. Apa segitu bencinya kau denganku?hiks.." air mata Hinata mulai jatuh dengan ucapannya.

"Percuma saja kalau aku memiliki dirimu, tapi apa gunanya kalau aku tidak memiliki perasaan darimu"

"Sebesar apapun kau membuat kesalahan padaku. Aku akan tetap mencintaimu. Aku mencintaimu bukan karena perusahaan maupun uang, aku mencintaimu tulus dari hatiku"

"Kuharap kau mendengarkan perkataanku dari alam mimpimu Naruto-kun"

Gumaman Hinata yang diikuti dengan belaian lembut dari tangan Hinata dipipi Naruto yang tertidur pulas. Dan diakhiri dengan ciuman kasih sayang dari Hinata di pipi Naruto.
.
.
.
To Be Continued

Yosh udh selesai chapter ini
Gak tau di chapter ini sedih atau gak nya😂😂 tapi kuharap kalian menyukainya

Jangan lupa untuk selalu beri komen dan vote kalian

Terima Kasih😚😚

My Sadness Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang