Normal Pov
Pagi-pagi seperti ini naruto sudah badmood. Apalagi yang membuatnya badmood kalau bukan karena gadis yang baru dinikahinya satu hari yang lalu. Ntah kenapa dia begitu sangat membenci Hinata yang notabene nya sebagai istri sah nya.
Naruto pergi keluar dari apartemennya meninggalkan istrinya sendirian. Setelah dia berkata kasar kepada istrinya. Mobil Naruto melaju sangat cepat membelah jalanan kota Tokyo menuju kantornya. Terlihat sekali muka Naruto sangat tidaj bersahabat untuk saat ini.
Sesampainya dikantor. Dia berjalan terus menuju ruanganya tanpa melirik kearah karyawannya yang memberi salam hormat kepadanya. Mungkin semua karyawannya sudah tau kebiasaan CEO. mereka tersebut jika sudah begini.
.
.
Kini Naruto sudah berada diruangnya. Dia duduk menghempaskan badannya dikursi kebesarannya. Dia menjambak kuat surainya, berharap bisa menghilangkan rasa kesalnya. Tak lama itu pula suara ketukan pintu semakin membuat dia kesal.Tok..tok..tok..
Naruto yang sedang kesal saat ini malah semakin kesal mendengar suara ketukan pintu dari ruangnya. Naruto pun mengumpat berteriak keras kearah yang mengetuk pintu.
"JANGAN GANGGU AKU. PERGI" teriak Naruto.
Namun bukannya si pengetuk pintu pergi malah pintu ruangan Naruto dibuka dan menampakkan seorang pria tinggi, berambut hitam raven dengan tatapan datar melihat Naruto.
Naruto yang tidak tau kalau ruangnya itu dibuka hanya terlihat masih menunduk sambil menjambak rambutnya. Pria yang tadi langsung mendekati Naruto yang terlihat gusar itu dan mulai menyapanya.
"Hoy Dobe"
Naruto langsung mendongakan kepalanya melihat seseorang yang masuk tanpa ijinnya itu. Semula Naruto hendak marah namun karena dia tau siapa yang datang malah tidak jadi dia marah.
"Teme, mau apa kau kemari" tanya datar Naruto melihatnya sahabat ravennya yaitu Uciha Sasuke.
"Tidak ada, aku hanya ingin mengajakmu nanti untuk makan siang bersama" jawab Sasuke.
"Tidak bisa Teme, aku akan pergi nanti menjumpai Shion" ucap Naruto datar, menolak secara halus ajakan Sasuke.
"Bodoh" gumam Sasuke pelan dengan senyuman tipis, namun masih didengar Naruto.
"Apa maksudmu hahh?" Tanya Naruto yang mulai marah dan berdiri dari kursinya menatap tajam Sasuke yang berdiri didepannya. Namun Sasuke sama sekali tidak takut dengan tatapan sahabatnya itu.
"Cehh, kau masih bertanya lagi. Shion itu bukanlah wanita baik. Kau hanya ditipu olehnya" jawab Sasuke dengan nada datar.
Naruto naik pitam mendengar penjelasan dari Sasuke yang menjelek-jelekkan Shion kekasihnya itu. Naruto langsung menarik kerah kemeja milik Sasuke dengan tangannya. Sasuke sama sekali tidak merasa takut akan hal itu.
"Sialan kau Teme, jangan asal bicara kau tentang Shion. Dia itu kekasihku. Dia sangat mencintaiku dan aku juga sangat mencintainya" jawab Naruto yang terlihat marah dengan sahabatnya itu.
Sasuke hanya tersenyum menaikkan sudut bibirnya melihat Naruto. Dengan segera juga dia memegang tangan Naruto untuk melepaskan cengkraman dari kerah bajunya dan berhasil melepaskannya lalu merapikannya.
"Kau memang bodoh Naruto. Kau masih percaya dengan wanita jalang itu. Sudah pernah jelas kau melihatnya dengan laki-laki lain dan Kau masih juga mencintainya dan bahkan percaya padanya. Cehh aku kasian melihatmu" ucap Sasuke memandang remeh Naruto.
Naruto terus memandang geram Sasuke. Dia mengepal kedua tangannya hendak memukul Sasuke, tapi diiurungnya mengingat dia adalah sahabatnya. Lalu Naruto dengan geram mengumpat kata kata yang kasar namun terdengar halus untuk Sasuke.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sadness Because Of You
Fanfiction[SLOW UPDATE] Aku lelah dengan ini semua, ingin ku akhiri namun aku tidak bisa, karena aku mencintaimu. Sayonara Naruto-kun, Aku mencintaimu. ~Hinata Maafkan kesalahanku Hinata, aku tidak akan mengulanginya kembali. Kumohon kembalilah padaku. ~Naruto