[Can you smile like always, Ares?]
🌹
Aku turun dari mobil bersama kakakku dan berjalan menuju kelasku.
"Hai Ara, hai kak Denis!" Sapa Rachell dan membuat kakakku salah tingkah.
"Hai Rachell," sapaku lagi.
"Rachell!!" Panggil kakakku.
"Iya kak?" Katanya kembali menghadap kami.
"Pulang sekolah kamu ada janji gak?"
"Gak ada sih kak, kenapa?"
"Pulang bareng yuk." Pinta kakakku. Aku menatapnya seakan marah karena mengabaikanku akan pulang dengan siapa.
"Ara ntar pulang sama Gerald aja," katanya menatapku berharap.
"Ehh iya deh kak. Aku ke kelas dulu ya kak." Balas Rachell, tersenyum kecut dan beranjak ke kelasnya.
"Lo udah gila tau gak??!!" Kataku lantang.
"Biarin, yang penting Happy aee." Katanya berjalan lebih cepat.
---
Saat istirahat tiba, aku merasa sangat ingin menyegarkan otakku yang sudah mual akibat ujian Kimia tadi.
Aku pun memutuskan pergi ke Rooftop. Aku menatap punggung seorang cowok berdiri disitu dan menatap lurus sambil meminum soda.
Aku mendekati nya dan ternyata dia Ares. "Hey!!" Sapaku.
"Ck.. Lo ngapain disini?" Dia menatapku risih.
"Emang gue gak bisa disini?" Dia terdiam dan meminum soda itu lagi.
"Lo lagi ada masalah?" Mulutku tidak bisa ku kendalikan.
"Bukan urusan lo!" Katanya dan menatapku tajam. Tatapannya tidak pernah kulihat sebelumnya, terlihat sangat menyakitkan.
"Yaudah, gue ke kelas dulu ya." Ucapku pelan, tidak mau mengganggunya yang mungkin sedang ada masalah.
Saat aku berbalik badan, aku melihat hantu. Hantu yang sepertinya sedang mencariku. Dia sangat menyeramkan dan kelihatannya tidak baik. Aku sangat takut, tapi kalau aku kembali kepada Ares, dia akan marah.
Kuputuskan untuk berjalan seperti tidak terjadi apa-apa, aku menutup mataku.
"Bantulah aku!!" Serunya beberapa kali, namun tidak kuhiraukan karena rasa takutku.
"TAMARA!!" Dia berteriak saat aku menuruni tangga dan itu mengejutkanku dan..
1.. 2.. 3..
Kubuka mataku pelan dan ternyata aku belum mati. Dihadapanku ada Ares dengan wajahnya yang marah dan khawatir.
"LO MAU MATI YA?!!" Bentaknya.
"Ma- maaf, Res," kataku terbata-bata. Dia melepaskanku dari dekapannya.
"Lo kenapa sih selalu ngerepotin semua orang?" Katanya masih dengan suara tinggi dan menarik tanganku kebawah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Lonely Princess
Teen FictionTamara adalah gadis Indigo yang penyendiri, kesepian dan pendiam di sekolahnya. Walaupun di rumah dia sangat di manjakan orangtua dan kakaknya yang bernama Denis. Namun tidak di sekolah. Tidak ada yang mau menjadi temannya, hanya seorang hantu yan...