Kak Gerald memajukan mobilnya.
"Kamu masih takut?" Tanya kak Gerald."Udah nggak kok kak." Balasku masih dengan nafas tidak beraturan.
"Kita kemana sekarang?"
"Terserah aja kak."
"Gak bisa gitu dong, kan tergantung kamu."
"Kakak laper gak?" Tanyaku tersenyum sambil memegang perutku, sepertinya kami memang harus makan.
"Kamu udah laper ya?Yaudah yuk kita makan ke La Cherry Cafe aja ya." Balasnya, kemudian aku mengangguk.
Karena lumayan dekat dari lokasi kami, beberapa menit kemudian kami pun tiba.Kami berdua pun masuk. Tidak banyak orang berada di dalam, hanya beberapa pasang anak muda dan keluarga kecil di ujung sana.
Kami memilih meja lumayan luar agar tidak ada hantu-hantu pengganggu lagi.
"Kamu mesan apa?" Tanya kak Gerald.
"Emang aku suka apa?" Aku menatapnya tersenyum berharap dia masih mengingat makanan kesukaan ku.
"Ya aku wajib inget lah, kamu kan paling suka Nasi goreng kan?" Aku tertawa.
"Iya, sampe sekarang juga aku masih cinta sama nasi goreng. Aku mau yang super spesial ya." Kataku lagi, kak Gerald tertawa.
"Kamu itu kalo suka sesuatu emang gak pernah berubah. Dulu itu sarapan nya nasi goreng mulu." Kak Gerald tertawa, aku juga.
"Dan kakak bakalan suka semua yang aku sukai sampek dulu kakak aku ejek sebagai plagiat." Kami tertawa lagi.
"Dasar! Masih inget aja nih." Aku hanya menjulurkan lidahku.
Kami ngobrol flashback seputar masa kecil kami berdua, rasanya lucu sekali, apalagi sekarang aku tambah dekat dengan nya. Sampai-sampai aku selalu ingin berkata, Kak Gerald ku sayang terimakasih ya sudah masuk ke dalam hidupku. Aku gak akan melepas kakak. Sungguh, aku sangat senang.
Tanpa sadar, waktu sudah menunjukkan pukul 16.00.
"Jadi latihan basket nya?" Tanya nya padaku.Sebetulnya aku belum ingin bermain basket, hari ini aku ingin habiskan berdua bersama kak Gerald, bukan beramai-ramai. Apalagi sangat banyak adik kelas yang mendekati kak Gerald ku yang ganteng.
"Aku gak mau." Setelah aku kembali memilirkan kejadian saat adik kelas selalu punya modus untuk mengganggu kak Gerald, aku menolak untuk bermain basket.
"Yahh kenapa, Ra?" Aku memasang muka masam.
"Nanti banyak adik kelas yang gangguin kakak, aku gak mau." Jawabku lalu meminum milkshake di depanku.
"Jadi kamu cemburu?" Dia tertawa menunjukkan gigi nya yang rapi.
"Iya. Aku maunya sama kakak sepanjang hari." Aku tidak pernah seperti ini, aku terkesan memaksa tapi entah kenapa itu keluar begitu saja.
"Iya deh, besok juga bisa kok main basketnya." Jawabnya sambil tersenyum.
Untung saja dia tidak marah, aku kan harus menjaga hubungan kami ini agar langgeng.
"Kita kemana?"
"Kemana aja deh asal bareng kakak." Jawabku tersenyum manis.
"Kita ke taman bermain kita dulu yuk!" Katanya bersemangat.
"Ihhh ayukk!"
Kami pun menuju ke sana, rumah lamaku. Dulu kami pindah karena mamaku dan mama kak Gerald sepakat untuk memisahkan kami agar kejadian itu tidak terulang 2 kali, jadi bukannya seperti yang dikatakan mama bahwa mama kak Gerald membenciku karena aku membunuh anaknya jadi kami pindah.
![](https://img.wattpad.com/cover/105375374-288-k417184.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lonely Princess
Teen FictionTamara adalah gadis Indigo yang penyendiri, kesepian dan pendiam di sekolahnya. Walaupun di rumah dia sangat di manjakan orangtua dan kakaknya yang bernama Denis. Namun tidak di sekolah. Tidak ada yang mau menjadi temannya, hanya seorang hantu yan...