12. Ghosts

2.4K 206 1
                                    

Sometimes, everything get a little too much

---

Semalam aku bermimpi. Mimpi yang sangat menyeramkan dan membuatku takut setengah mati.

Aku bermimpi tentang seorang pria bertubuh tegap, bermata hitam seluruhnya dan penuh dengan darah memohon dengan memegang tanganku erat dan memintaku untuk menemui pacar nya yang tidak pernah datang lagi ke rumahnya.

Aku sangat takut setengah mati membayangkannya memegang tanganku.

Tapi karena sekarang aku sudah berada disekolah, rasa takutku menghilang. Apalagi saat aku bertemu dengan kak Gerald, itu membuat rasa takutku seketika runtuh begitu saja.

"Hey!" Panggil Bryant sambil menembus badanku dan lagi, itu membuatku geli.

"Apaan sih, Bry?!" Bisikku.

"Lo tampak cantik banget hari ini pake poni," ujarnya sambil tersenyum.

Oh ya, aku sengaja memotong poniku karena semalam rambutku terbakar ketika aku dan mama memasak bersama.

Karena aku yang sangat ngebet belajar masak yang sebelumnya tidak pernah ke dapur, aku jadi celaka karena kebingungan cara menyalakan kompor.

Bukankah itu sangat payah?

"Ceritanya panjang, Bry," ujarku singkat karena merasa itu adalah hal buruk dan harus dilupakan.

"Ara." Panggil seseorang ketika aku sedang asik belajar untuk ujian Fisika hari ini.

Aku mengadahkan kepala dan menatap kak Denis yang membawakanku bekal makan siang.

"Lo lupa bawa bekal lo, Ara."

"Gue kan gak buat bekal hari ini."

"Emang sejak kapan lo buat bekal sendiri? Adanya gue sama mama yang selalu buat bekal lo," ujar kakakku dengan wajah memelas menyadari adiknya sangat mrnja. Aku tersenyum lebar kepada kak Denis.

"I love you brother kuh." Kataku tersenyum ceria dan memelum kakakku.

"M." Jawabnya benar-benar singkat.

"Gitu doang?" Tanyaku cemberut.

"I love you too sister gue yang manjahh," ujarnya memelukku lagi.

Kurasakan mata kebanyakan orang menatapku iri dan jujur belakangan ini saat hidupku berubah, aku merasa aku mempunyai banyak musuh.

"Yaudah, gue keluar dulu ya. Rajin belajar ya, jangan nakal."

"Farrah juga gak boleh nakal ya. I love you."  Dan tidak lupa pamit dengan calon kakak iparku. Cihh!

5 menit setelah kakakku keluar, aku melihat Rachell masuk ke kelasku dengan tergesa-gesa dan terlihat muram, dia berjalan ke arahku?

"Ara, yuk ikut aku."

"Haa? Ngapain, Chell?" Tanyaku bingung, tapi dia menarik tanganku dan membawaku keluar kelas.

The Lonely Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang