Sifat Asli Clayn

76 11 11
                                    

Dua minggu kemudian...

Ternyata omongan Daffa tak hanya omong kosong belaka. Setelah mengurus semuanya, akhirnya hari ini Clayn dan Daffa bisa pergi ke sekolah bersama seperti dulu.

Benar, Daffa akhirnya memutuskan untuk ikut pindah sekolah bersama Clayn ke SMA Kencana. Bahkan saking antusiasnya, Daffa bermalam dirumah Clayn, sehari sebelum ia akan masuk ke SMA Kencana.

Malamnya, dikamar Clayn, Daffa benar-benar sibuk mempersiapkan semuanya. Mulai dari buku, pulpen, tas, dan semua keperluannya. Dan  yang membuatnya semakin antusias adalah karena ia mendapat kabar dari Clayn bahwa di SMA Kencana, kita bebas mengenakan sepatu beraneka warna, asalkan tidak berlebihan. Jadi, dia bisa menggonta-ganti koleksi sneakersnya yang beraneka warna dan beraneka motif itu. Dan untuk hari pertamanya di SMA Kencana, ia memilih sneakers dengan motif batik berwarna cokelat tua dengan perpaduan hitam dan cokelat muda sebagai alas kakinya.

Sementara Daffa sibuk mempersiapkan semuanya, Clayn hanya berdiri meyandarkan tangannya di pagar teras kamarnya yang terletak di lantai dua rumahnya yang super besar dan mewah ini. Sedaritadi ia hanya diam, seperti memikirkan sesuatu. Entah apa yang ia pikirkan. Sesekali, Daffa memperhatikan sahabtnya itu, namun ia tak mau mengusik. Karena ia tahu, pada saat seperti ini, Clayn sangat tidak senang diganggu.

Saat Clayn sedang menikmati kesendirian, lebih baik mundur dan jangan mengusiknya. Sebab ia akan menjadi orang yang sangat mudah marah dengan hal itu. Karena saat ia termenung sendiri, hatinya ingin merasakan ketenangan, ketenangan yang selama ini sangat sulit ia cari (dalam artian ketenangan cinta)

Sebenarnya Daffa sudah tahu apa masalah Clayn dalam hal percintaan. Namun Daffa juga takut membahas soal hal itu. Sebab Clayn akan menjadi orang yang sangat temperamental jika membahas soal masalalunya.

"Kamu udah kelar?" Tanya Clayn membuat Daffa berhenti dari aktifitasnya sekarang, yaitu menulisi semua buku dengan namanya.

"Hampir selesai," jawab Daffa tersenyum. Ternyata Clayn sudah selesai dengan aktifitas rutinnya itu, yang menurut Daffa tak ada manfaatnya sama sekali. Namun kembali lagi, Daffa tak ingin berkomentar karena pasti Clayn akan marah.

Bukan maksudnya Daffa membiarkan Clayn. Namun sudah banyak kali Daffa menoba hal itu, namun yang ia dapatkan dari niat baiknya hanyalah luapan amarah dari Clayn. Memang Clayn sangat misterius. Terkadang ia bisa marah, dan hanya ia yang tahu apa penyebab ia marah. Hingga orang lain kadang merasa bingung dan bertanya "Dimana letak kesalahanku?"
Ya, hanya Clayn yang tahu dimana letak kesalahannya.

Clayn lalu meraih saku celananya, mengeluarkan handphonenya dan meletakkanya diatas meja, tempat dimana Daffa menuliskan identitas dirinya di bukunya. Daffa melihat ke handphone itu, dan betapa terkejutnya ia saat melihat apa yang ada di layar handphone Clayn.

"Di-dia nelfon kamu?" Tanya Daffa sedikit ragu-ragu saat melihat panggilan tak terjawab dari seseorang.

"Ya, seperti yang lo lihat," Clayn lalu melempar tubuhnya ke tempat tidur.

"Dan karena itu, gue semakin benci sama dia. Ngilang gitu aja, dan sekarang-" kata Clayn terputus. Ia lalu menghela nafas panjang. Dan menatap langit-langit kamarnya.

"Sekarang dia nelfon gue, dan gue belum siap untuk itu" Clayn lalu menutup matanya.

Tak lama kemudian, Daffa berdiri dan ikut merebahkan tubuhnya disamping Clayn.

"Emangnya dulu dia pergi kemana?" Tanya Daffa menoleh kearah Clayn yang yang menutup matanya.

"Makassar" jawab Clayn singkat.

Daffa menghela nafas panjang.

"Lo boleh benci sama dia, itu wajar. Tapi, sekarang udah malam, lebih baik lo tidur. Gue juga udah mau tidur" kata Daffa memberi pendapatnya. Clayn hanya diam dengan matanya yang terpejam.

Kiss The Rain : From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang