Prolog

1.6K 56 2
                                    

Nama pemerannya mirip sama nama pemeran di My Dream Come True. Gapapa ya, saya gatau mau ngasih nama siapa lagi 😢.

Ada usul nama? Boleh kok, mungkin bakal saya pake kalau besok saya edit ini cerita. Hehe.

××××××××××××××××××××××××××

Hai, namaku Agatha Adia Zahra Pratista. Umurku 16 otw 17 tahun. Ngga suka makan ati apalagi temen. Sekolah di SMA Bhakti Jaya, kelas XII Ipa- 1, nomor absen 4, muridnya Bu Maheswari atau yang biasa dipanggil Bu Mahes.

Rumahku di daerah Sudirman. Orang tuaku sudah meninggal, dan aku hanya tinggal bersama pembatu dan supir dirumah yang lumayan mewah peninggalan almarhum papa ini.

Keluarga? Ada si nenek yang sangat membenciku, saking bencinya dia sampai mengadopsi anak dari panti asuhan.

Anak itu manja, nyebelin, pokoknya bikin darah tinggi. Bahkan nenek lebih memilih dia daripada aku.

Baiklah, sudah dulu intro nya, aku akan segera berangkat ke sekolah karena ini sudah siang, oke?

"Mbak, aku berangkat ya." teriakku menuruni tangga. Pembantu di rumahku memang masih muda, namanya Mbak Lin, umurnya sekitar dua puluh tahunan.

"Iya non, hati- hati ya." balas Mbak Lin dari arah dapur.

"Mang, ayo berangkat."  aku menyambar tas diatas meja makan.

"Yuk non. "

Dua puluh menit kemudian aku sudah memasuki kelas.

"Ta, lo kok berangkat siang sih, uang kas belom diambil." sial, baru memasuki kelas saja Aldi sudah marah-marah. Aldi itu ketua kelas dikelasku, sedangkan aku adalah bendaharanya, hehehe.

"Iya, ini mau gue mintain." jawabku cuek sambil membuka buku kas.

"Woi bayar kas, gara- gara minggu kemaren kasnya libur jadi hari ini kas nya dobel ya!" teriakku menggelegar.

"Ee anjing, kok gitu sih!" komentar Arif.

"Apa, lo ngatain gue apa tadi!" bentakku kepada Arif dengan mata melotot.

"Haha, enggak kok beb, enggak." jawab Arif sambil cengar cengir.

"Gajelas lo, bayar kas sini, sepuluh ribu. "

"Banyak amat." gerutu Arif.

"Heh manusia, lo ngga bayar udah tiga kali, ditambah yang kemaren sama sekarang jadinya sepuluh ribu."

"Tekor gue lama- lama. Aldi, ini kasnya kapan ditutup sih, udah mau lulus juga. Harusnya kita itu nggak usah kas, duitnya ditabung buat biaya kuliah."

"Hish, berisik lo nyet, sana pergi, gue sibuk." usirku. Sedangkan Aldi hanya cengar cengir nggak jelas.

"Pagi sayangku." Bagus, yang cowok sudah pergi sekarang ganti yang cewek.

"Paan lo, bayar kas sini." aku menodongkan tangan kepada Alya, sahabatku dari Smp dulu.

"Pagi-pagi udah dimintain kas, taubat gue."

"Berisik, cepetan bayar, keburu gurunya dateng."

"Nanti deh, gue mau ngobrol dulu sama elo." dasar curut, hobinya mengobrol. "Ta, gue denger ada murid baru loh, cewek sama cowok. "

"Ooh, terus?" jawabku cuek sambil mencatat kas.

"Ceweknya cantik, terus cowoknya ganteng." jelas Alya.

"Ooh."

"Ish, Ta gue tu-" ucapan Alya terpotong oleh teriakan menggelegar Arif.

"Woi, masuk woi, Bu Mahes udah dateng." teriak Arif kepada anak cowok yang masih diluar kelas.

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang