A 8

633 35 2
                                    

Agatha mengerucutkan bibirnya melihat dua orang di depannya yang sedang tertawa lepas. Berasa obat nyamuk. Batinnya.

Diam-diam dia mengambil foto keduanya. Ada sesuatu yang membuncah dalam dada ketika melihat tawa dua orang yang ia sayangi itu.

Tunggu, sayangi? Yang benar saja. Benarkah ia mulai menyayangi mereka berdua?

"Di, sini dong, ga bosen apa dari tadi cuma duduk di situ!" teriak Rendy yang sedang memegangi pelampung Aqila.

Ya, Agatha menyerah dan menerima tawaran Rendy karena sebenarnya ia juga bosan hanya berada di rumah terus. Dan secara kebetulan, Aqila datang bersama supir neneknya. Balita itu berlari hingga kaki mungilnya tersandung karpet kemudian menangis. Rendy yang tidak tega meninggalkan Aqila sendirian di rumah bersama asisten rumah tangga Agatha akhirnya memutuskan untuk mengajak Aqila.

Dan disinilah mereka sekarang, di kolam renang umum yang tidak terlalu ramai sore ini.

Aqila terlihat senang, menciprat- cipratkan air kemudian memeluk Rendy. Uhh, Agatha iri. Ia juga ingin memeluk Rendy, meraba dada bidang dan perut roti sobek pria itu.

"Di!" teriak Rendy sekali lagi membuat kesadaran Agatha kembali.

"Gue disini aja, lagi dapet." jawabnya bohong. Gue disini aja, Ren. Liat ciptaan tuhan yang sumpah bikin ngeces. Agatha terkikik.

Sepuluh menit kemudian Rendy menyudahi acara berenangnya. "Pesenin makan, dong." katanya sambil mengusap perut.

"Oke, sekalian gue mandiin Qila." Agatha menggendong Aqila dengan sebelah tangan menuju kafe kecil didekat pintu masuk kolam. Ia memesan makanan yang dirasa cukup untuk ukuran laki-laki remaja yang habis berenang dan memamerkan perut seksinya.

Stop, Ta. Pikiran lo kok jadi belok- belok gini, sih. Agatha menggelengkan kepalanya. Setelah menyerahkan kertas berisi menu yang ia pesan dan membelikan Aqila permen lolipop, Agatha segera menuju pemandian yang ada disana, cukup luas dan bersih juga ada pemandian khusus anak-anak yang terdapat berbagai macam mainan air.

"Sst.. Stt..." Agatha menoleh dan mendapati Rendy yang berdiri di depan pintu.

"Ngapain lo disitu?"

"Ndi!" pekik Aqila terlihat senang melihat Rendy.

"Pintu nggak lo tutup dengan baik dan benar tadi, masih kebuka dikit." Rendy berjalan ke arah bathtub pink mungil unyu yang didalamnya ada Aqila. "Hei." sapanya kepada balita itu membuat senyum Aqila semakin mengembang menunjukkan gigi susunya yang sudah lengkap.

"Lo mandi aja dulu bentar lagi gue selesai mandiin Qila." Agatha berkata lembut.

Rendy tersenyum. "Qila kok mirip elo, ya?"

"Perasaan lo aja, sana mandi."

Rendy mengamati Aqila sekali lagi kemudian mengangguk dan keluar menuju pemandian laki-laki.

Tiga puluh menit kemudian ketiga orang itu sudah berkumpul di kafe kecil tempat Agatha memesan makanan tadi. Sambil menunggu pesanan datang Rendy menunjukkan video lagu anak-anak dari ponselnya kepada Aqila.

"Mbak Agatha?" tanya seorang pelayan sambil mengamati nomor meja yang Agatha tempati.

"Iya, mbak." pelayan tersebut menaruh makanan dengan hati-hati dan sopan. "Selamat dinikmati, emm, nikah muda ya mbak, mas?"

Agatha sontak melotot kaget, ia ingin menyangkal namun kata-kata Rendy membuat wajahnya memanas seketika. "Iya, keluarga kecil saya ini bener-bener keluarga bahagia ya mbak, ya."

"Iya, istri mas cantik anaknya juga cantik." pelayan itu kemudian undur diri.

"Apa-apaan sih, lo." kesal Agatha.

Rendy hanya tersenyum jahil. "Kan emang keliatan kaya keluarga bahagia beneran, Di. Entar lo nikah sama gue aja biar jadi keluarga bahagia yang bener-bener beneran."

Agatha mendengus kemudian menyuapi Aqila dengan bakso hangat.

"Di, ke pasar malem abis ini, ya?"

"Ga ah, lagian Qila udah ngantuk."

Dan Rendy hanya tersenyum kecut mendengar jawaban Agatha.

------------------------------------------------------

Yeay! Apdet lagi!!!

Maaf pendek soalnya ini cuma pake wifi di kecamatan dan udah mau pulang huhu.

Semoga suka :)

Voment, guys!

Ale.

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang