A 5

654 28 0
                                    

Agatha bangun dengan kepala yang terasa sakit. Ditambah keterkejutannya yang bangun tidak pada tempatnya.

"Loh, kok lo disitu, Di?" pekik Rendy saat melihat Agatha duduk di lantai.

"Aduh, Ren, gue pusing, badan gue sakit." keluh Agatha.

Rendy membantu Agatha untuk berdiri. "Gue semalem nidurin elo di kasur. Tapi kenapa malah milih tidur di lantai? "

"Gue juga nggak tau, Ren. Bangun-bangun udah disini." jawab Agatha sambil memegangi kepalanya.

"Nih, minum dulu." Rendy menyerahkan segelas air putih.

"Gue harus pulang."

"Iya, elo siap-siap baru gue anterin."

Beberapa menit kemudian Rendy dan Agatha sudah berada didepan lift.

"Ren." panggil Agatha.

"Hmm." jawab Rendy sambil terus memainkan ponselnya.

"Semalem itu kita ngapain?" pertanyaan Agatha sontak membuat Rendy melongo.

"Maksud gue. Semalem itu. Di sana. Di kamar itu. Kita ngelakuin apa aja?"

Seringai muncul di bibir Rendy. "Semalem itu gue sama elo ke kamar bareng. Terus ki- aw! Sumpah, cewek apaan sih lo."

"Gue serius!" Bentak Agatha sambil memukul lengan Rendy.

"Aduh! Udah, Di, sakit. Semalem elo minum minuman gue."

"Minuman yang mana?" Agatha bertanya sambil melangkahkan kakinya ke dalam lift.

"Vodka gue."

Dahi Agatha berkerut. "Vodka itu apa? Minuman yang mana? "

Rendy menghembuskan napas. "Yang warna putih itu, Di. Itu vodka." jawabnya sambil memasukkan ponselnya kedalam saku celana. "Padahal gue siapin minuman lainnya buat elo."

"Ooh, yang itu. Gue nggak suka sirup, yaudah air putih lo aja yang gue minum. Tapi rasanya mirip cola. Air putih jenis vodka ya? Yang rasanya mirip cola bukan yang ada manis manisnya. "

"Vodka itu alcohol bukan air putih." Rendy menekan tombol lift di sebelah kiri Agatha dengan kasar.

"Alcohol? Jadi gue minum alkohol!" teriak Agatha histeris. "Astaga, Ren mulut gue udah nggak perawan lagi. Huaa!!"

"Eh, udah nggak papa, kan enggak sengaja." Rendy terus menenangkan Agatha yang sialnya malah semakin brutal memukuli kaca lift.

"Diem dong, diliatin orang nih, Di." cara terakhir, pikir Rendy. Ia menarik tangan Agatha ke belakang, seperti polisi yang menangkap pencuri. Kemudian tangan kanannya membekap mulut Agatha sementara tangan kirinya memegangi kedua tangan Agatha dibalik punggung wanita itu.

Agatha kaget, dia diam menerima semua perlakuan Rendy kepadanya. "Diem ya." Agatha mengangguk menuruti perintah Rendy. Pelahan, Rendy melepaskan Agatha.

"Huaa!!" Agatha kembali brutal. Kali ini memukuli dada Rendy.

"Aduh! Aduh! Di, sakit." perkataan Rendy sama sekali tidak didengarkan Agatha.

Ting!

Mereka sudah mencapai lantai dasar dengan tatapan bingung orang-orang yang menunggu di depan lift. Agatha sudah menghentikan kebrutalannya namun suasana menjadi awkward sekarang.

"Ekhm."Rendy membersihkan kerongkongannya. Sebelum ia sempat melanjutkan kata-katanya lift tiba-tiba naik kembali ke atas yang sontak membuat Rendy kaget dan menatap Agatha dengan nanar.

"Kita balik ke atas aja ya, Ren. Turun ke basement lewat tangga aja."

Rendy mengangguk namun jantungnya masih berdetak kencang. Ia kaget.

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang