A 10

659 31 2
                                    

Mela menepuk pundak Agatha agak keras, membuat Agatha sedikit berjingkat kaget. Selesai ulangan kimia sudah tidak ada jadwal lagi dan siswa dibebaskan untuk pulang.

"Yang gue pelajarin semalem pada keluar." kata Mela.

Agatha menggeleng. "Gue cuma inget yang ikatan kovalen doang. Eh, tolong lo masukkin dong ke tas gue." Agatha membalikkan badannya.

Mela membuka resleting tas hijau Agatha kemudian memasukkan dua buah novel tebal. Keduanya berjalan menyusuri lorong kelas sebelas, ruang ujian mereka.

"Oh iya, Rendy nitip ini ke gue." Mela menghentikan langkahnya kemudian mengeluarkan selembar kertas berwarna pink dari saku seragam sekolahnya.

Gue mau ajak lo sama Aqila keluar lagi ntar malem. Jadi, jauh-jauhannya udahan dulu, oke? Ga asik kalo kita jalan berdua tapi ntar lo Kasih jarak 2 meter ke gue kayak di film- film atau yang lebih parah lagi.

-CintanyaAdia.

Pipi Agatha bersemu merah. Rendy mengajaknya jalan, wah bagaimana bisa kesempatan seperti ini ia sia-siakan. Buru-buru Agatha mengambil ponselnya untuk mengirimkan pesan kepada Rendy.

To: My Lovely Hunny Bunny 😘😘😘

Oke, ntar malem jam 7?

Agatha terkikik geli menyadari nama Rendy yang belum ia ganti di kontak ponselnya.

1 Pesan Masuk
My Lovely Hunny Bunny 😘😘😘

Jam 7 gue sampe sana.

"Yuk, ah, pulang." pekik Agatha menarik tangan Mela menjauh dari area sekolah.

"Mbak, suruh nenek bawa Qila kesini dong. Rendy ngajak kita main!" teriak Agatha sesampainya ia dirumah.

Mbak Lin dengan tergopoh-gopoh menuruni tangga. "Kenapa sih, non. Teriak-teriak?"

"Bawa Aqila ke rumah. Rendy ngajak dia main."

"Non Aqila sama nyonya kan sekarang tinggal disini." Mbak Lin berkata dengan polos tanpa tahu efek yang Agatha dapat.

"Kok bisa? Ngapain mereka disini?" Pekik Agatha.

"Nenek memang akan disini, Agatha. Untuk mengawasi kamu dan membuat kamu dekat dengan Aqila." Laura, nenek Agatha menuruni tangga dengan syal yang melilit lehernya. Terlihat pucat dan lebih kurus dari yang terakhir kali Agatha lihat, namun Agatha seolah-olah membutakan matanya akan hal itu. Neneknya saja tidak peduli padanya, jadi, untuk apa ia peduli.

"Aku nggak butuh semua itu, nek!" bentak Agatha.

"Nenek tidak melihat dari sisi kebutuhan kamu, tapi ini untuk kamu, masa depan kamu." jelas Laura.

"Masa depan aku juga nggak penting buat nenek, kan? Urusin aja Aqila."

"Aqila dan kamu sama saja, kalian yang membuat nenek selalu kuat menjalani sisa hidup nenek." seulas senyuman tipis menghiasi wajah lelah Laura. "Kamu boleh mengajak Aqila keluar nanti malam." sambung Laura sebelum kembali menaiki tangga.

Agatha masih terlihat kesal saat Mbak Lin menepuk pundaknya. Wanita yang sudah ia anggap layaknya kakaknya sendiri itu tersenyum lemah. "Non, jangan bikin nyonya sedih gitu ya, bikin dia senang sekali-kali, dong."

"Buat apa? Dia aja nggak pernah nyenengin cucunya ini." kata Agatha ketus kemudian berjalan menuju kamarnya.

My Lovely Hunny Bunny 😘😘😘

Hai, aku udah di depan.

Di, kok nggak keluar?

Udah jam 7 loh ini.

Aqila udah siap, cantik banget dia, Di.

Adia, lo kenapa sih? Marah? Atau kenapa, bilang ke gue. Nggak akan tau apa masalah lo kalau nggak ngomong.

Gue naik ya?

Lo nggak mau ketemu gue?

Agatha membiarkan semua pesan yang dikirimkan Rendy terbuka tanpa membacanya. Ia kesal karena neneknya yang pindah tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

Agatha sudah lama tinggal sendiri dengan asisten rumah tangga dan supirnya sejak kedua orang tua Agatha meninggal. Agak susah menerima hadirnya anggota keluarga lain dalam hidupnya, bahkan sang nenek yang akhir-akhir ini tidak akur dengannya.

Telepon masuk dari Emelmel.

"Rendy spam line, wa, dan sms gue ga habis-habis gara-gara lo nggak mau keluar kamar. Please, gue cuma mau belajar dengan tenang. Bisa lo keluar sekarang sebelum gue banting ponsel gue sendiri?" cerocos Mela saat Agatha mengangkat telepon darinya.

"Mel, bilang ke dia kalo gue gajadi mau keluar, mau tidur aja."

"Bego! Itu cowok satu bela-belain dateng ke rumah lo cuma mau aja lo jalan dan lo nyia-nyian cowok yang modelnya kayak gitu? Yang udah susah nyarinya di pasaran?"
"Dia mau ngajak Aqila kali, udah ah, tolong lo bilang gitu ke dia."

"Bilang gimana? Lagian ini lo nggak peka ya? Dia itu mengatas namakan Aqila karena dia mau modus deketin kakaknya. Udah, keluar sekarang, ya!"

"Mel, please. Gue nggak mau." rengek Agatha sambil mengguling-gulingkan badanya di atas kasur.

"Hhh, oke."

Mela memutuskan sambungan teleponnya setelah itu. Dan tak lama kemudian Rendy mengirim satu pesan yang membuat Agatha sedikit merasa bersalah.

1 pesan masuk dari
My Lovely Hunny Bunny 😘😘😘

Gue pulang ya, maaf ganggu lo dengan telepon Mela, gue coba telepon Alya ga diangkat soalnya.

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang