part 10

15 0 0
                                    

"Josh Ocean paraguess , Aska Chistian paraguess cukup !!! dasar anak-anak tidak berguna"

Seketika kedua lelaki tanpan yang sedang adu kekuatan itu menegang . suara baritone yang tegas dan lantang itu seakan menyihir mereka berdua . khrisma pemilik suara itu mampu membuat tuntuk siapa saja , tak heran mengapa perusahaan yang dipimpinnya itu bisa sukses sampai saat ini . kedua lelaki itu menatap kea rah pintu depan dimana Ayah mereka sedang berdiri dengan ekspresi geramnya .

"apa-apaan kalian berdua , saya tidak mendidik kalian untuk berkelahi seperti ini"

Pipi Aska yang sekarang lebam dengan sedikit memerah seperti ingin mengeluarkan darah akibat tinjuan kakaknya Sean , sementara tuxedo yang dikenakan sean sudah kusut dan berantakan . tetapi wajah sean tidak memar sama sekali karena Aska mendaratkan pukulannya di bagian tubuh sean . tetapi tetap saja kini kakak beradik itu hanya tertunduk hormat kepada sang ayah .

"apakah ada yang bisa memberikan penjelasan apa yang sebenarnya terjadi di sini ?"

Hening , tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulit kakak beradik itu , begitu juga dengan bibi .

"apakah perkelahian kalian membuat kalian berdua menjadi bisu hmm ?"

Tetap tidak ada yang berani menjawab .

"bibi saya minta penjelasan , apa yang sebenarnya terjadi disini ?"

"i...itu tuan mmm .... Itu"

Ayah Aska menghembuskan nafasnya gusar , bahkan pembantu rumah tangga saja bingung menjelaskan ada apa antara kedua anak ini .

"sudahlah bibi , pergi buatkan the hangat"

Segera sang bibi berjalan menuju ke dapur dengan cepat , sementara ketiga orang itu masih berada di tempat mereka .

"apa ada yang ingin kalian berdua sampaikan hmm ?"

Seketika mereka berdua menjawab secara bersamaan .

"Maaf"

"perhatikan sikap kalian berdua"

Setelah mengatakan itu sang Ayah langsung berjalan menuju ke ruang kerjanya , sementara mereka berdua langsung pergi ke kamar mereka masing-masing dan tentu saja melewatkan makan malam .

"kak Aska kenapa ?"

Aska tersadar dari lamunannya setelah Mikha melambai-lambaikan tangannya di hadapan Aska . sejak mereka berada di mall Aska selalu diam dan kadang melamun . bahkan saat Mikha menanyakan sebab lebam di pipi Aska , cowok itu hanya diam dan sepertinya tidak berniat menjawab pertanyaan gadis itu . Pikiran Aska memang sedang tidak fokus dikarenakan perkelahiannya dengan sean kemarin . entah mengapa Aska merasa sedikit lega karena meninju Sean beberapa kali . seakan emosi yang selama ini dia tahan akan kakaknya itu sudah terlampiaskan walau tidak seluruhnya .

"kak serius deh kalau ada masalah cerita aja sama aku , dijamin Amannn"

Aska terkekeh melihat tingkah Mikha , benar-benar bisa mencairkan suasana . tetapi Aska merasa belum ingin menceritakan masalah pribadinya kepada Mikha . karena bahkan dia belum yakin pada perasaannya yang sebenarnya .

"ih kak Aska diam mulu bosann dehh , kalau gitu kak Aska dengarin cerita aku aja deh . kakak tau gak si Fika yang sekelas sama aku , dia ikutan Himpunan juga kak yang adik mentornya kak Reihan"

Aska mencoba berpikir sejenak dan menganggukan kepalanya .

"kakak tau gak dia itu cerita sama temen-temennya kalau aku sok kecantikan terus keganjenan sama kak Aska tau gak sih"

accidentally in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang