Kebenaran

5.4K 567 10
                                    


.

.

Naruto Fanfiction

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Rated: M

Genre : Romance, Fantasy, Angst

.

.

Sakura berjalan bersama Fugaku menuju istana---tempat dimana Madara tinggal. Malam itu, tidak ada bintang yang menemani bulan yang menjadi pengganti matahari. Sakura merasakan angin dingin menyentuh kulit wajahnya, Fugaku terlihat cemas, karena tidak ingin memperburuk suasana, Sakura memutuskan untuk menciptakan percakapan.

"Istana ini indah," ucap Sakura yang memperhatikan beberapa pilar, dengan bangunan yang terlihat seperti bangunan kuno namun terkesan elit, mereka memilih pintu geser yang membuat setiap ruangan menjadi lebih lega.

Ada beberapa kolam di beberapa halaman dengan ikan yang subur, serta tanaman bunga teratai sebagai penghias kolam. Tempat seindah ini, kenapa rasanya sangat dingin dan tegang?

Fugaku tidak memberikan respon pada Sakura. Dari ketika Fugaku datang mengetuk pintu dan Sakura membukanya, laki-laki yang memiliki dua anak ini hanya menatap Sakura penuh sesal. Fugaku mengatakan bahwa Madara ingin bertemu dengan Sakura, tentu saja hal itu membuat Sakura takut, apa yang diinginkan oleh laki-laki itu?

Perjalanan mereka sebenarnya cukup jauh, namun Sakura tidak merasakannya karena sibuk memperhatikan setiap pemandangan malam yang ia lewati, percayalah bahwa pemandangan di seluruh istana ini sangat indah, bahkan tempat para budak terlihat bercahaya dan ada beberapa suara canda tawa di dalam sana.

Sayang sekali, suasana di tempat ini membuat pemandangan indah ini sia-sia.

Fugaku berdiri di depan pintu coklat dengan corak bambu, beberapa kali laki-laki itu melirik Sakura, bukannya Sakura tidak menyadari hal itu... hanya saja Sakura tidak ingin membuat suasana semakin canggung. Sampai akhirnya Fugaku berbicara...

"Apapun yang terjadi setelah ini, percayalah... kami akan mengeluarkanmu dari sini," ucap Fugaku pelan pada Sakura dengan tatapan pilu.

Sakura mengangguk walaupun tubuhnya terasa sangat tegang dan sedikit gemetar. Fugaku menggeser pintu dan mempersilahkan Sakura memasuki ruangan yang terlihat sangat megah. Beberapa kursi ukiran terpajang di sudut ruangan dengan meja kecil yang terletak di dekatnya. Tirai putih membuat suasana ruangan itu terlihat nyaman, namun percayalah, Sakura sama sekali tidak merasa nyaman. Beberapa patung hewan pun berjejer di koridor kecil sebelum menuju ruangan utama.

Sebelum sampai di ruangan utama, Fugaku berhenti dan mengetuk pintu yang kini berada di hadapan mereka. Pintu megah dengan ukiran serta lambang Uchiha di antara gagangnya. Fugaku mengetuk pintu sampai ada suara memerintahkan agar mereka masuk. Fugaku membuka pintu dan masuk bersama Sakura, betapa terkejutnya Sakura melihat tempat tidur berukuran king size... tidak, ini lebih dari king size, ditamnah tirai yang menutupi tempat tidur tersebut.

Yang membuat Sakura jauh lebih terkejut, di ruangan tempat tidur ini terdapat kolam kecil di sudut ruangan, wewangian khas rempah-rempah pun tercium. Benar-benar kamar raja Goblin. "Kau boleh pergi, Fugaku," ujar suara berat dari balik tirai.

Mendengar Fugaku harus pergi, Sakura menoleh pada laki-laki itu dan menatapnya seolah memohon agar tetap tinggal di situ. Fugaku menggelengkan kepalanya pelan dan menepuk pundak Sakura. Apa jadinya jika Fugaku meninggalkan Sakura sendirian di ruangan itu, bersama dengan raja Goblin yang terdengar sedang tidak senang itu? Melihat Fugaku keluar dari ruangan, Sakura menelan ludahnya. Oh, betapa dia ingin pergi dari ruangan ini secepat mungkin.

the heir of Goblin and ElfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang