Kenyataan pahit

5.2K 492 34
                                    


.

.

Naruto Fanfiction

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Rated: M

Genre : Romance, Fantasy, Angst

.

.

Madara terbaring di kamarnya, kasur yang sangat nyaman... sejak kapan dia berada di sini? Dan sudah berapa lama? Madara menggerakan tubuhnya dan mengubah posisinya menjadi duduk, seketika kepalanya terasa pusing, namun kesadarannya teralihkan oleh sosok gadis yang sedang terbaring di tepi tempat tidurnya. Gadis berambut soft pink yang mengistirahatkan kepalanya di tepi kasur terlihat sangat lelah. Enggan untuk membangunkannya, Madara memberi isyarat pada salah satu pelayan untuk mendekat.

"Sudah berapa lama dia di sini?" tanya Madara.

"Sakura-san sudah tiga hari berada di sini, Madara-sama. Sakura-san selain memberikan energi padamu, Sakura-san juga membersihkan tubuhmu memakai kain basah," jawab sang pelayan.

Sudah mengerti dari penjelasan pelayan, Madara menyuruh pelayan itu untuk keluar kamar. Sudah tiga hari? Tiga hari Madara tertidur? Merasa banyak pergerakan, akhirnya Sakura terbangun.

"Madara-sama...?" wajah Sakura terlihat sangat letih, "syukurlah..."

Madara mengernyitkan alisnya, "Kenapa?"

Mengerti maksud pertanyaan dari Madara, Sakura menghela napasnya, "Hhh, cukup dengan pertanyaan 'kenapa kau menolongku' dan sebagainya. Ambil saja intinya aku tidak bisa melihat makhluk hidup sekarat..." Sakura memberi jeda pada ucapannya kemudian bergumam, gumaman yang bisa Madara dengar, "... kalau aku diam saja, itu mengingatkanku betapa tidak bergunanya diriku untuk kakakku sendiri."

Madara tidak merespon gumaman Sakura. Dia berdiri dan mengambil jubah sutranya, tubuhnya sangat gagah, Sakura heran kenapa semua Uchiha mempunyai tubuh yang sangat bagus. "Bersiaplah," ucap Madara tiba-tiba.

"Eh?"

"Kau akan kembali ke desamu."

Sakura menutup mulutnya dan kedua matanya terbelalak. Ini tidak mungkin, bagaimana bisa Madara berubah menjadi baik hati seperti ini?

"Aku ada pertanyaan untukmu," ucap Madara, dilirik sosok Sakura yang kini sudah berdiri di belakangnya, "aku sudah membunuh beberapa ras Haruno sebelumnya, apa itu tidak membuatmu ingin membalas dendam padaku?"

Sakura terdiam. Munafik jika Sakura menjawab bahwa dia tidak sakit hati dan benci, namun yang Sakura rasakan saat ini sangat berbeda. Kabar burung yang mengatakan semua Uchiha adalah pembunuh berdarah dingin itu salah besar, karena di dalam ras Uchiha ada Shisui yang suka memberikan lelucon yang sangat tidak lucu, ada Itachi yang sangat baik, ada Mikoto yang sangat lembut. Madara memang mempunyai aura membunuh, Sakura pun masih bisa merasakannya sekarang.

"Balas dendam hanya memperpanjang perang, ras Haruno tinggal sedikit, aku tidak mau mereka punah," jawab Sakura singkat. Sakura tidak bodoh, dia sangat mengerti, jika ras Haruno dan ras Uchiha berperang, sudah pasti kemenangan akan mutlak berada di tangan ras Uchiha.

Alasan yang sangat klise. Madara menyeringai kecil, "Aku akan mengantarmu dan membuat perjanjian baru oleh kepala desa di ras Haruno," ujar Madara yang sudah selesai memakai pakaiannya. Pakaian khas ras Uchiha, jubah lembut berwarna hitam membuat kesan Madara semakin gagah, "ras Haruno bebas dari perbudakan dan kalian bebas melakukan apa saja, apa itu cukup?"

the heir of Goblin and ElfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang