Solusi

5.2K 508 71
                                    


.

.

Naruto Fanfiction

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Rated: M

Genre : Romance, Fantasy, Angst

.

.

Sasori mengasah pedangnya, wajahnya terlihat sangat dingin dan tak berekspresi. Adik yang paling ia sayangi saat ini berada di tangan suku goblin, ras Uchiha yang sangat terkenal dengan kesadisannya, Sasori tidak bisa membayangkan betapa menderitanya Sakura sekarang... setidkanya itu lah pikiran yang selalu terngiang di kepalanya. Selesai mengasah pedang, Sasori bangkit dan keluar dari tenda, beberapa anggota Akatsuki yang lain sedang merayakan kemenangan sementara mereka.

"Sasori, mau kemana kau?" sapa laki-laki berambut pirang dengan model rambut seperti ekor kuda.

Sasori menoleh ke kanan dan ke kiri, "Mana Yahiko?"

"Di tenda miliknya, sebaiknya kau jangan ke sana kalau kau tidak ingin mendengar suara menggelikan dari Konan," usul Deidara sambil meremas tanah liat.

Sasori sangat paham maksud Deidara, tradisi Yahiko ketika berhasil menjatuhkan musuh adalah bercinta dengan Konan. Tidak bisa disalahkan, pemimpin Akatsuki itu sangat tergilka-gila pada wanita berambut biru yang selalu memakai pita kertas di kepalanya. Mereka berteman sejak kecil bersama dengan Nagato, laki-laki pendiam yang selalu menatap langit dan membaca cuaca itu.

"Ngomong-ngomong, kau sangat hebat," ucap Deidara, "kau berhasil membunuh adik dari sang raja."

"Itu karena dia berucap sembarangan," jawab Sasori yang kini menatap langit, "berani-beraninya dia mengatakan bahwa Sakura menikmati kehidupannya di istana Uchiha."

"Setelah ini, apa yang akan kaulakukan? Maksudku... jika Yahiko menang, maka dialah yang akan menjadi raja." Deidara bertanya sambil meremas beberapa tanah liat yang ia kumpulkan lagi.

"Aku akan membebaskan Sakura dan membawanya pergi sejauh mungkin... dari suku Goblin... maupun ras Haruno," jawab Sasori dengan tatapan sendu.

.

.

Madara mengusap pundak Sakura yang saat ini masih memuntahkan seluruh makanan yang baru saja ia santap. Sudah tiga hari sejak kejadian pilu di desa Haruno, Sakura mengurung dirinya di kamar, tidak ada yang bisa mengunjunginya kecuali Madara, karena Madara adalah raja dan dialah yang mengatur semuanya. Sakura terus memuntahkan seluruh makanannya, Madara menggenggam rambut Sakura agar tidak terkena muntahannya, sesekali dia memijat leher Sakura dengan lembut.

Selesai muntah, Sakura masih terdiam di posisinya, air mata masih mengalir entah itu akibat muntah atau memang dia sedang menangis.

"Sakura...?"

Sakura tidak menjawab, dia menjatuhkan dirinya ke lantai, dan dengan sigap Madara menangkap tubuh Sakura lalu mengangkatnya. Madara terkejut bahwa Sakura ternyata seringan ini, Sakura memejamkan kedua matanya, sudah tiga hari dia tidak bisa menelan makanannya, kondisinya semakin melemah. Keluarga Fugaku cemas setengah mati atas kondisi Sakura, terutama Mikoto. Namun, saat ini Sakura memang tidak ingin bertemu siapa-siapa, dia akan menemui siapapun sesuai kondisi hatinya saat ini.

Madara meletakkan Sakura di tempat tidur, gadis itu tertidur lemah, sebelum pergi meninggalkan kamar Sakura... Madara membelai kepala gadis itu. Andai saja dia bisa menyembuhkan Sakura. Sang raja keluar dan melihat salah satu prajurit berlutut di hadapannya.

the heir of Goblin and ElfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang