The feeling-6

142 61 48
                                    

Waktu cepat sekali berlalu tak terasa sekarang matahari telah berganti dengan bulan,bintang mulai bertaburan pertanda bahwa sekarang telah malam hari tak lama terdengar suara ketukan pintu yang suara nya sudah ia kenal siapa lagi kalau bukan agra?

"Zif,zif lo udah makan belum bunda nanyain lo mulu dari tadi."tanya agra yang sekarang sudah duduk di samping zifa

"Belum bang gua belum lapar,ntar aja makan nya."jawab nazifa dengan menatap abangnya itu

"Apaan sih,sana makan ntar kamu sakit loh."

"Apaan sih bang tumben banget pake aku kamu." jawab nazifa dengan tatapan mengintrogasi kakaknya itu

"Ngak apa apa lagi pengen aja,sana gih makan ntar bunda marah"

"Ntar aja bang zifa belum lapar kalau zifa makan ntar kekenyangan,abis kekenyangan zifa pasti muntah muntah kalo muntah muntah ntar zifa sakit bang."

"Apaan sih ngak pake D-R-A-M-A sana cepet turun."

"Oke deh abang tersayang 5 menit lagi ade turun."

"Oke deh,kalau ngak datang abang bakalan dobrak pintu kamar kamu."

"Iya deh terserah abang."

******
Malam hari nya teman teman vano datang ke rumahnya ,untuk berkumpul,main gitar,curhat-curhatan,maupun mengerjakan tugas,hening beberapa saat karena mereka berempat sibuk dengan handphone nya masing masing

"Van gimana hubungan lo dengan raisa?" tanya yugo memecahkan keheningan

"Baik,emangnya kenapa?" jawab vano dengan rasa penasaran mengapa sahabatnya menanyakan hal itu

"Ngak apa apa van cuma nanya doang,jangan sensi dong" jawab yugo yang melihat jawaban vano yang agak sadis

"Kalau sama nazifa?" tanya fadly kembali pada vano

"Gimana apa nya? kita baik-baik aja kok" jawab vano dengan tegas

"Ohok deh." Jawab fadly yang tak mau membuat vano menjadi marah lagi

****
Rasanya waktu cepat sekali berlalu tak terasa bulan telah berganti menjadi matahari ,bumi yang tadinya gelap sekarang sudah berubah menjadi terang,burung-burung berkicau sehingga membuat gadis yang berada di atas tempat tidur itu terbangun

Seperti hal hal sebelumnya gadis itu segera mandi dan bergegas pergi ke sekolah,ia selalu menggunakan mobil kesayangan sebagai alat yang akan mengantarkannya sampai ia tiba di sekolah

Ketika turun dari mobil nya,seorang gadis di belakang memanggil nama nya dengan suara cempreng yang di milikinya

"Zifaa,tungguin gue oy."panggil reva yang sedikit berteriak

"Iya,buruan."

"Mobil lo udah selesai?."

"Ia,kemarin abang gue yang ambil dari bengkel."

"Yah,jadi ngak bisa pulang bareng deh."

"Ngak apa apa kali,rev kita ke mall yuk,ada film bagus loh.." ajak zifa seraya tersenyum

"Yuk,cuma pergi berdua nih?."

"Iya emang kenapa?."

"Ajak abang lo gih,sapa tau ntar vano ikut" dengan perkataan reva,zifa jadi ingin mengajak abangnya sapa tau benar nanti dateng

"Oke deh,makasih idenya cantik."

"Apaan sih biasa aja,sama-sama zifa"

Mereka pun berjalan ber-iringan menaiki anak tangga yang nanti akan mengantarkan mereka ke kelas mereka,tapi di tengah jalan zifa melihat raisa dan vano sedang bergandengan tangan,ntah ada petir dari mana rasanya tubuh zifa seakan rapuh ia ingin pingsan saja di tempat ini dari pada ia harus melihat kejadian sekarang

Ketika sahabatnya melihat zifa,ia tak tau mengapa sikap zifa menjadi berubah, tapi ketika ia mencari sumber dari kerapuhan zifa itu ia langsung membawa masuk zifa untuk duduk di tempatnya

"Udahlah zif,ngak usah di pikirin."sahut reva yang berusaha untuk menenangkan nazifa

Tapi tak ada balasan apa apa dari zifa,zifa yang tadinya tersenyum tiba tiba menjadi murung
Tak lama vano masuk ke kelasnya

"Ciee vano udah jadian sama raisa ya,,jadiannya kapan?pj atuh" teriak quinera dari belakang

"Oh,jadi udah jadian nih," teriak rara kepada vano lagi

"Apaan sih,"jawab vano yang tampak malu malu

"Udah ngak usah malu malu,jujur aja kali van" teriak quinera lagi

"Kalo ia emang nya kenapa" balas vano dengan berani,tapi agak malu dikit

"Ciee,ssst,ssst"
Kelas yang tadinya diam berubah menjadi ribut karna ucapan vano tersebut

Tapi zifa hanya terus diam,rasa rasa nya ia ingin pindah saja dari sini,vano berjalan menuju tempat duduk nya tapi dia mengurungkan niatnya karna dia lebih dulu menghampiri meja zifa dan reva

"Zif,kamu kenapa?kok pucat?" tanya vano yang seakan akan cemas pada zifa

"Dia ngak apa apa van cuma kurang tidur aja." karna menyadari sahabatnya tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun di depan vano ia mengambil alih pertanyaan vano itu

"Oh gitu,kalau sakit ke uks aja ya,aku permisi dulu." jawab vano seraya memberikan senyuman pada zifa,zifa hanya bisa diam ketika vano berbicara seperti itu

Vano pergi keluar kelas,zifa hanya terus diam seribu bahasa reva yang melihat kejadian itu sangat prihatin kepada sahabatnya tapi mau bagaimana lagi,kalau cinta tak di balaskan rasanya pasti sakit.

Hy guys jangan lupa vote,like dan komen ya,tunggu bab 07 nya ya jangan sampe kelewatan (kiss❤)

FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang