Who is someone?~2

149 37 206
                                    

Sesampainya disekolah, Stefi dan Gwen segera memarkirkan mobil di tempat yang sudah di sediakan bagi siswa yang membawa kendaraan roda empat. Mereka pun bergegas menuju ruang kelas mereka yang letaknya berada di lantai 2 sebelah kanan ujung. Memang kelas mereka termasuk kelas yang terpelosok dan sering juga terdengar angker, akan tetapi Stefi dan Gwen tidak percaya akan hal-hal yang tidak dimasuk akal.

"Hmm kamu luan aja masuk kekelas ya, aku mau ke toilet dulu," gumam Gwen.

"Okee.."

Stefi melangkahkan kaki melewati satu persatu tangga menuju ke ruangan kelasnya. Tiba di ruang kelas Stefi duduk sembari mengeluarkan buku untuk dia baca sambil menunggu bel masuk berbunyi.

Stefi memiliki hobby membaca sejak dia kecil. Tetapi bukan membaca buku pelajaran melainkan membaca buku novel, puisi, dan pantun. Di lemari buku Stefi berjejer sederet buku sastra yang hampir semua telah ia baca. Berbeda dengan Gwen yang merupakan siswa terpintar di sekolah. Bukan hanya itu dia sangat jago dengan segala sesuatu yang berbau hitung-berhitung. Di balik keberbedaan itu, ada juga bakat yang mereka miliki bersama-sama yaitu bernyanyi. Mereka sudah sering mengikuti lomba bernyanyi diberbagai tempat.

"Hai Stef.." sapa Gwen yang baru kembali dari toilet.

"Oh iya Gwen, siapa sih seseorang itu?" tanyanya to the point.

"Kamu ingat nggak seseorang yang dulu slalu bermain dengan kita, selalu ngelindungi kita, dan selalu ada kapanpun kita mau?" tanya Gwen kembali.

Stefi membayangkan sosok yang dimaksud oleh Gwen. Tetapi tidak ada sedikit pun terbayang dibenaknya. Gwen kembali menjelaskan ciri-ciri seseorang tersebut dan dia baru menyadari bahwa yang di maksud Gwen adalah......

"Gerald?" cetusnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Gwen menjawab pertanyaan Stefi dengan sedikit anggukan dan senyuman yang menandakan bahwa seseorang itu benar Gerald. Tanpa berkata apa-apa, Stefi berlari meninggalkan Gwen dan mencari dimana keberadaan Gerald.

Flash back on

Stefi, Gwen dan Gerald sudah menjalin persahabatan sejak mereka duduk dibangku SMP grade7. Keluar main bersama, makan bersama, belajar bersama intinya sudah banyak hal yang mereka lalui bersama-sama. Saat pertengahan semester genap, seluruh siswa akan mengikuti ujian kenaikan kelas. Saat itu tidak tampak keberadaan Gerald yang hadir untuk mengikuti ujian semester. Seminggu telah berlalu, Stefi dan Gwen baru menyadari kalau Gerald sama sekali tidak mengikuti ujian. Karna penasaran akan hal itu, mereka pun mendatangi kediaman Gerald yang tidak jauh dari rumah mereka.

Sesampainya disana, rumah Gerald tampak sepi. Walaupun begitu mereka tetap mengetok pintu rumah Gerald yang tak kunjung ada yang membukanya. Selang beberapa menit kemudian, tetangga Gerald menghampiri Stefi dan Gwen dan mengatakan kalau Gerald sakit selama beberapa minggu dan karna keadaan yang tak kunjung membaik, orangtuanya membawanya ke luar negri untuk melakukan pengobatan.

Betapa kecewanya Gwen dan Stefi yang mengetahui akan hal itu tetapi tidak mendapat informasi apapun dari Gerald maupun orangtuanya. Semenjak itu tidak pernah terdengar kabar darinya hingga saat ini.

Flash back off

"Gerald..Gerald.. Kamu dimana?" teriak Stefi mencari keberadaan Gerald di seluruh sisi sekolah tapi tak membuahkan hasil.

Stefi terjatuh tertunduk karna tidak bisa menemukannya dimana-mana. Kerinduan yang teramat mendalam terhadap sahabatnya yang sudah lama menghilang tak ada kabar membuatnya sangat ingin menemui sahabatnya itu.

Ketika Stefi sedang menangis tertegun, terdengar suara sosok yang dia cari dari kejauhan memanggil dirinya.

"Stefiii!!"

Stefi yang mendengar suara seseoang yang memanggil namanya, menoleh kebelakang dan melihat Gerald yang sedang berdiri melihat dirinya yang sedang menangis. Stefi yang menyadarinya berlari menuju tempat Gerald berdiri lalu memeluk sahabatnya dengan isakkan tangis.

"Gerald kamu kemana aja sih? Jahat ya kamu pergi tanpa pamit dengan aku dan Gwen!" ujar Stefi sembari memukuli dada Gerald dengan deraian air mata yang berjatuhan di pipinya.

Dari kejauhan Gwen yang memerhatikan mereka, segera menghampirinya dengan rasa bahagia yang tersirat diwajahnya.

"Maafin aku Stef, Gwen, aku hanya nggak mau kalian berdua khawatir. Lagian lihat aku baik-baik aja kan?" seru Gerald yang tersenyum girang.

"Hahaa iya, oh iya kamu ngapain kesini pakai seragam sekolah lagi?" tanya Stefi penasaran.

"Gerald sekolah disini, Stef." Tutur Gwen.

"Wah, setelah sekian lama nggak ketemu akhirnya kita satu sekolah"....."

"Dan satu kelas," sambung Gerald memotong perkataan Stefi.

"Uhhh daebak," ucap Gwen dan Stefi serentak.

"Haha kalian berdua nggak pernah berubah ya, masih tetap lucu dan cantik. Oh iya kamu nggak makin bodoh kan Stef?" tanya Gerald menyindir.

"Apaan sih Gerald, nggak asyik akhh!" keluh Stefi kesal.

"Jangan salah Gerald, Stefi meningkat loh. Yang biasanya peringkat 2 dari belakang sekarang udah peringkat 10 dari belakang," tutur Gwen menahan ketawa.

"Omooo.. Bagus-bagus harus di tingkatin lagi," balas Gerald mengelus rambut Stefi yang tertawa malu.

Deringan bel mengakhiri perbincangan mereka yang penuh dengan kerinduan satu sama lain untuk kembali bersama-sama. Betapa bahagianya Stefi dan Gwen atas kehadiran sahabat mereka-Gerald yang sudah lama menghilang. Akhirnya mereka menjadi sahabat yang utuh sekarang walaupun Gwen dan Stefi masih tidak menyangka dengan pertemuan yang tidak terduga ini.

Di selang pelajaran kosong, mereka saling berbagi cerita satu sama lain selama Gerald berada diluar negri.

"Oh iya Gwen, kok kamu bisa tau Gerald bakalan kesini?" tanya Stefi.

"Gerald ngehubungi aku, terus dia bilang bakalan kesini tapi dia nyuruh aku nggak usah bilang ke kamu dulu, Stef." Jawab Gwen.

"Btw, aku dengar dari Gwen kamu baru putus ya sama pacarmu dan itu sampai ngebuat kamu frustasi? Sambung Gerald menanyai Stefi.

"Haaa, nggak usah ditanya deh. Sakit kalau mengingat itu semua dan sampai sekarang pun masih terasa perih ni hati,"balas Stefi dengan raut wajah yang sedih.

"Haha, dasar baperan!" ledek Gerald.

"Oh iya kamu sakit apa sih Ger?" sahut Stefi.

Mendengar pertanyaan yang di tuturkan oleh Stefi membuat Gerald dan Gwen tertunduk diam tak ingin memberitahunya. Gwen yang sudah terlebih dahulu tak kuasa untuk menahan air mata yang sudah ingin jatuh membasahi pipinya.

"Ah itu, nggak sakit parah kok, hanya saja kemarin obatnya nggak ada di sini makanya orangtuaku bawa aku berobat keluar negeri," jawabnya berbohong.

"Hmm iya deh kalau gitu. Kamu jangan sakit lagi ya, terus kalau ada apa-apa kamu harus cerita sama aku dan Gwen, kan kita sahabat jadi nggak perlu main rahasia-rahasiaan, you promise to us?" ujar Stefi yang tidak tau apa-apa.

"Hmm okay, I'am promise," gumam Gerald terpaksa.

Gwen yang tidak kuat lagi membendung air matanya, pergi meninggalkan Stefi dan Gerald. Stefi yang melihat tingkah sahabatnya itu bingung apa yang terjadi dengan Gwen sedang Gerald hanya bisa menatap sahabatnya yang sedang bersedih karna dirinya.

Ngerasa part ini sangat tidak maksimal

Maaf ya kalau cara penyampaian part ini tidak sebagus cerita kalian

Soalnya aku sendiri masih bingung dengan cara pemilihan kata yang tepat

Vote and comment dari kalian sangat aku butuhkan

Terima kasih

~THEMAYPRISKA~

1014 kata


SECOND LOVE (HIATUS) Where stories live. Discover now