Happy reading
Jika cinta harus memilih
Maka aku akan memilih
Untuk pergi dan melupakanmu
"Gwen, Stefi, Gerald," Panggil Zafran.
"Hmm iya Pak," sahut mereka serempak yang sudah sangat mengenal suara yang memanggil mereka.
"Kalian datang ya besok malam ke acara ulang tahun saya," ajak Zafran.
"Apa? Ulang tahun?" mereka kaget mendengar ucapan Zafran lalu melongo tak percaya.
"Hmm iya. Kenapa? Iya saya tahu saya sudah tidak pantes untuk merayakan ulang tahun kan," gumamnya tersenyum terpaksa.
"Itu tau Pak," ceplos Gerald.
Lalu kedua sahabatnya meliriknya dengan tatapan maut yang tak biasa. Gerald yang salah tingkah segera membawa kakinya berlari secepat kilat seperti orang yang sedang di kejar-kejar utang, hahaha.
"Ehm, bukan begitu Pak, kita kaget bapak mengundang kami," bantah Stefi dan Gwen menganggukkan kepalanya seakan setuju dengan ucapan Stefi.
"Saya juga mengundang kelas yang saja ajarkan kok. Baiklah, saya permisi dulu!" tukas Zafran.
Setelah beranjak dari hadapan Gwen dan Stefi, mereka berteriak kegirangan seakan tak percaya dengan apa yang barusan Zafran sampaikan. Dengan sigap tanpa mengulur waktu, mereka sudah merencanakan sesuatu yang pastinya itu ada hubungannya dengan ulang tahun Zafran.
"Gerald," teriak Stefi dan Gwen yang belum tampak keberadaannya sehingga membuat Gerald yang sedang duduk di kelas terkaget sekaget-kagetnya mendengar suara mereka.
"Haduh mampus aku, jangan-jangan mereka mau maraah-marah lagi. Tamat deh riwayatku sebagai pria termanis. Bentar lagi masuk tv dah ni yang captionnya "pria termanis di dunia babak belur di pukuli dua orang wanita" haduh gimana ni!" keluhnya lebay seperti bahaya yang mengancam sudah terpapang di depan mata.
"Woy upil, kamu harus anterin kita shopping ntar malem. Harus on time kagak boleh ngaret. Kalo sampe ngaret tau sendirikan resikonya!" ancam Stefi menakuti Gerald sehingga wajah Gerald berubah pucat 85%.
"A..apaa-apaan sih kalian, segitunya banget, kagak mau ah!" tolaknya membuyarkan rasa takutnya.
"Ih Gerald, jangan gitu dong. Mau ya plisss," bujuk Stefi dengan wajah memelas.
Gerald yang paling tidak bisa menolak keinginan Stefi, kali ini terpaksa mewujudkan sesuatu yang paling ia tidak suka. Sedangkan Gwen hanya tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya itu sekaligus rasa bahagia yang hanya bisa di pendamnya di hadapan Stefi.
"Aaaaaa kamyuu, maacih!" tutur Stefi mencubit pipi Gerald yang sudah memerah.
"Iyee sama-sama," jawab Gerald terpaksa.
***
Gwen, Stefi dan Gerald pun segera beranjak dari rumah Stefi menuju tempat pusat perbelanjaan yang akan menjadi objek tujuan mereka untuk berbelanja. Di dalam sebuah mobil Avanza berwarna putih milik Gerald, mereka berteriak sesuka hati sambil menyanyikan lagu-lagu rock tanpa memperdulikan orang-orang di sekitar yang mendengar suara mereka.
Persahabatan mereka memang terlihat konyol tetapi mereka nyaman dan bahagia melakukan semua itu. Bagi mereka what ever what say people, this is fun for them, so keep enjoy do it.
"Yeey sudah sampai gadis-gadiskuuh," tukas Gerald membuka pintu mobilnya.
"All you ready for shooping guys?" teriak Stefi.
YOU ARE READING
SECOND LOVE (HIATUS)
Teen FictionPertemuan Stefi dengan sosok pria dewasa yang menjadi guru matematika membuatnya ingin mendekati sang guru yang membuatnya terpesona dengan aura ketampanan yang dimiliki oleh sang guru tersebut. Setelah sekian lama tidak pernah melirik seorang pun p...