"Jika untuk menyentuhmu aku tak bisa, maka biarkanlah aku hanya memeluk bayang dirimu saat jejak langkahmu semakin jauh membelakangiku"
By : mbah google
Cuaca di sore hari yang begitu cerah di iringi lantunan angin yang bersepoi-sepoi sehingga membuat suasana hati menggeregat dan di selimuti oleh udara yang begitu sejuk membuat Gwen terasa nyaman berlama-lama berada di tepi laut tempat dia sedang melamunkan sejuta kegelisahannya.
Gwen tidak memperdulikan setiap orang yang sedang berlalu lalang di hadapannya, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah mengapa dia harus terjebak di dalam situasi yang sangat berat untuk dirinya dan juga Gerald.
Gwen menganggap dirinya adalah wanita yang paling bodoh dan tak berpikir panjang dulu sebelum menyukai seseorang. Tapi dia juga merasa bahwa dirinya tidak salah karena dia sendiri pun tidak tau kalau Stefi menyukai Zafran. Dan bagaimana jika Gerald mengetahui bahwa orang yang dia sukai menyukai pria yang tidak lain adalah guru baru itu.
Bukan hanya dirinya yang dia pikirkan. Gwen tidak tahu harus bagaimana dia mengatakan sebuah kejujuran yang mungkin akan membuat Stefi sangat marah padanya jika tahu kalau dirinya pun menyukai Zafran dan Gerald akan jatuh sakit lagi jika mengetahui Stefi menyukai orang lain bukan dirinya. Ntah apa yang harus di perbuatnya sekarang.
Ketika sedang asik memainkan air di tepi laut dengan tangan mungilnya dengan hati yang cukup gundah, seorang pria datang menghampirinya dan langsung duduk tepat di sebelah Gwen.
"Haii," sapa pria tersebut.
gwen menoleh kearah sumber suara yang tidak lain adalah Zafran.
"Pak Zafran?" kagetnya.
"Waduh kamu kok kaget gitu? Kayak nggak pernah liat cowok ganteng aja," ucapnya heran.
"Hehehe, bukan gitu Pak, saya kira tadi ntah siapa. Bapak ngapain ya disini?"
"Lah emangnya saya nggak boleh kesini? Btw jangan panggil bapak, kelihatan tua saya. Jelas-jelas wajah saja masih kinclong begini dan umur saya nggak jauh beda juga kan sama kamu. Cukup di sekolah saja kamu manggil bapak Gwen, kalau di luar sekolah panggil saja Zafran!"
"Ooooo boleh kok Pak,upsss! Maksud saya boleh kok Zafran,"
"Hahaha kamu ini lucu ya, oh iya satu lagi kita ngomongnya jangan terlalu formal, kagak asik. Pakai aku kamu aja, kayak orang pada umumnya!"
"Hmm iyadeh,"
"Btw kamu ngapain di sini? Aku tadi nggak sengaja liat kamu dari kejauhan, kayaknya lagi banyak pikiran gitu?"
"Iya Zaf, aku lagi banyak pikiran. Tapi aku bingung dengan situasi yang sama-sama berat untuk di tentukan. Di sisi lain aku takut kehilangan dia dan di sisi lain aku takut kehilangan sahabat,"
Zafran yang hanya mangut menganggukan kepalanya menarik pergelangan tangan Gwen untuk membuat Gwen bangkit berdiri. Gwen yang bingung hanya patuh dengan tarikan tangan Zafran yang membuat jantungnya berdegup begitu kencang saat sentuhan itu menyentuh tangan halusnya itu.
"Kamu mau tau caraku melepaskan semua pikiran yang menggangguku?" tanya Zafran.
Gwen hanya mengangguk tak mengerti dengan yang di katakan Zafran.
YOU ARE READING
SECOND LOVE (HIATUS)
Teen FictionPertemuan Stefi dengan sosok pria dewasa yang menjadi guru matematika membuatnya ingin mendekati sang guru yang membuatnya terpesona dengan aura ketampanan yang dimiliki oleh sang guru tersebut. Setelah sekian lama tidak pernah melirik seorang pun p...