Semacam ingin pergi jauh darimu dan menanti kau berkata
Kembalilah, aku rindu..
"Serene?" panggil Stefi dengan kagetnya.
"Upss, kok bisa jumpa ya kita Stef, udah lama banget ya," balasnya sangat gembira bertemu teman lamanya itu.
"Ah udah deh nggak usah sok baik di depanku, munafik tau!!" bentak Stefi hingga membuat Serene terkejut dengan sikap temannya itu.
"Deno jelasin semua sama Stefi dong!" teriak Serene menangis memaksa Deno untuk menceritakan kenapa Deno memutuskan hubungannya dengan Stefi.
Stefi yang mulai resah berteriak mengusir Deno dan Serene dari hadapannya sehingga mereka menjadi tontonan para tamu yang datang untuk merayakan ulang tahun Zafran. Gwen dan Gerald tidak bisa berkutik sama sekali karena mereka berdua sudah mengetahui sifat Stefi yang jika marah keadaan akan semakin memburuk untuk mencegahnya.
Flash back on
"Sayang, anterin aku ke mall ya mau shooping nih."
"Duh Stef, kamu belanja melulu si yang, mending kamu tabung tu uang untuk keperluan lain!"
"Kamu bawel amat sih. Yaudah aku nabung, tapi belanjanya pake uang kamu, mau nggak haa!"
"Aku nggak keberatan kamu pake uang aku Stef, cuma kamu nggak bisa apa kurangin sikap kamu yang suka menghambur-hamburkan uang itu,"
"Ihh kamu kok jadi ngebentak aku sih, kamu mau kita putus aja!"
Stefi memutuskan hubungan mereka dengan begitu tiba-tiba sehingga membuat Deno benar-benar tidak menyangka, ini adalah kesekian kalinya dia mengatakan itu jika kemauannya tidak di turuti oleh Deno dan kesekian kalinya juga Deno harus berlutut memohon pada Stefi agar mauberbalikan dengannya.
Hanya karena perasaan sayang dan cinta yang begitu besar untuk kekasihnya itu, Deno rela hujan-hujanan menunggu Stefi memaafkannya.
Stefi memang gadis yang sangat baik dan perhatian, hanya saja kemanjaannya pada Deno yang melebihi batas membuat Deno sangat muak dengannya. Dia beranggapan dia sangat senang jika wanitanya itu manja kepadanya, tetapi sifat manja Stefi kali ini sudah membuat kesabarannya hampir meledak, sampe-sampe Deno sudah sering bolos kuliah demi mengantarkan wanitanya itu untuk berbelanja barang-barang yang tidak berguna.
"Den, aku laper sayang, kamu sibuk nggak? Anterin aku ya,"
"Maaf sayang, aku lagi ada mata kuliah hari ini, maaf banget. Aku harap kamu ngertiin aku sekali ni ya, lfyuu my dearest. Aku pergi dulu ya, oh iya tunggu aja di cafe tempat biasa ntar aku samperin kamu"
"Ihh apaan sih Deno, mending aku jalan ke mall terus makan dulu sambil nungguin dia, huh"
Deno merencanakan sesuatu yang melibatkan sahabatnya-Serene. Serene yang awalnya menolak rencana itu berulang kali karena takut akan ada kesalahpahaman di antara dirinya dan Stefi, akhirnya berpikir panjang dan mengabulkan permintaan sahabatnya itu karena dia tau Deno melakukan ini semua karena sebuah alasan yang tidak bisa untuk di paksakan lagi.
Deno dan Serene pun sengaja lewat di hadapan Stefi dan mulai untuk melancarkan rencananya yang ingin melepaskan Stefi walaupun dia tau, dia masih sangat mencintai bidadari cantiknya tapi inilah pilihan terbaik untuk mereka. Stefi yang melihat Deno bersama Serene, segera menghampiri sang kekasih dan sahabatnya itu.
"Oh jadi ini yang ngebuat aku harus nungguin kamu berjam-jam di cafe tempat kita janjian?"
"Kamu tenang dulu, ini tidak seperti yang kamu fikirkan,"
"Ah sudahlah!! Dasar playboy! Apa nggak cukup satu wanita untukmu haa? Aku mau kita putus!"
"Yaudah kalau itu maumu. Seharusnya dari dulu saja kamu bilang putus jadi aku nggak usah repot-repot nungguin kamu melontarkan kata tersebut,"
"Dasar cowok brengsek!"
Flashback off
Deno bercerita sangat panjang tentang kejadian yang membuat Stefi benar-benar larut dalam kesedihan yang begitu mendalam. Sementara pesta ulang tahun Zafran, sudah gagal sejak awal sebelum acara di mulai. Semua mata hanya tertuju pada mereka bak nya seorang artis terkenal yang sedang melakukan syuting film di sana.
"Ohh gitu ya, salut aku samamu. Dan kamu ren, kamu yang mempertemukan aku dengan Deno dan kamu juga yang membantu Deno untuk melakukan semua rencana gila ini!" Stefi tidak bisa membendung air mata yang sudah bercucuran begitu deras di pipinya.
"Udah Stef," bujuk Gwen yang tidak tega melihat sahabatnya itu terluka lagi.
"Puas kamu, Den! Kamu nggak tau kan gimana terlukanya aku. Jahat kamu, ja----"
Deno pun menghentikan perkataan Stefi.
"Jahat kamu bilang? Kamu kira aku nggak terluka, selama ini aku berusaha untuk membuatmu mengerti, tapi apa? Nggak ada hasilnya Stef. Asal kamu tau aja, sampai saat ini aku masih sayang samamu tapi aku nggak mau memulainya lagi karena udah cukup semua luka yang udah kamu beri!" ucap Deno dengan mata berkaca-kaca.
"Udah dong Den, cara kalian itu salah. Seharusnya kamu kan bisa bilang baik-baik ke Stefi. Mikir dulu dong Den, sebelum bertindak!" bentak Gwen menatap Serene dan Deno.
Gwen, Stefi dan Gerald pun segera meninggalkan tempat itu sedangkan Zafran sangat kecewa mengapa hal seperti ini bisa terjadi di hari bahagianya.
Di sepanjang perjalanan Stefi menangis dengan begitu tersedu-sedu mengingat hal yang sangat menyakitkan hatinya. Gwen dan Gerald hanya bisa menatap sahabatnya itu tanpa berkutik sedikit pun, Gerald berusaha menahan amarah yang begitu meluap di dalam dirinya.
Hatinya begitu terluka melihat orang yang dia cintai sampe meneteskan air mata yang terus-menerus bercucuran tiada henti demi cowok brengsek yang telah membuatnya seperti ini.
"Udahlah, buat apa kamu membuang-buang air matamu demi si cowok gila itu Stef, kan masih ada aku! Upss keceplosan," Gerald berusaha menutupi amarahnya dan menghibur Stefi. Walaupun dia tau usahanya itu pasti selalu gagal. Yang sabar Ger, wkwkwk.
"Siapa yang mau samamu Ger," ledek Gwen.
"Hahaha, ih kalian selalu bisa ngehibur aku. Hmm makasih yang Gwenkuu dan curutkuu," ucap Stefi memeluk Gerald dan Gwen.
"Busyett dah. Nama udah bagus Gerald diganti curut. Aku mah apa atuh," sahut Gerald.
"Hahahaah, sabar yak rut eh Ger maksudnya," gumam Gwen sengaja.
Mereka pun kembali ceria dan menunjukkan persahabatan mereka yang begitu menyenangkan.
Makin dramatis aja kayaknya ni ceritaku, hikshiks.
Vote and coment readers.
Thankyou so much. Mwahhh:*
YOU ARE READING
SECOND LOVE (HIATUS)
Teen FictionPertemuan Stefi dengan sosok pria dewasa yang menjadi guru matematika membuatnya ingin mendekati sang guru yang membuatnya terpesona dengan aura ketampanan yang dimiliki oleh sang guru tersebut. Setelah sekian lama tidak pernah melirik seorang pun p...