Yank.. kemarinku melihatmu kau bertemu dengannya
Ku..rasa sekarang kau masih memikirkan tentang dia
Apa kurangnya aku didalam hidupmu
Hingga kau curangi aku..
Di sela pelajaran kosong, Stefi asyik menyanyikan lagu galau yang sesuai dengan suasana hatinya saat ini. Dimana seluruh raganya masih terasa sesak mengingat Deno sang mantan yang tega menyelingkuhinya.
Gwen dan Gerald yang memperhatikan Stefi, terlihat prihatin dengan keadaan Stefi yang saat ini masih belum bisa menyingkirkan Deno dari pikirannya yang membuat dirinya seperti tidak punya semangat hidup kembali.
Gerald yang tidak mau putus asa melihat sahabatnya bersedih, mulai menghiburnya dengan sebuah teka-teki. Yah memang melontarkan teka-teki tidak pernah hilang dari kebiasaan mereka untuk menghibur satu sama lain.
"Di atas putih-di bawah kuning, apakah itu?" tanya Gerald memancing reaksi Stefi.
"Ehh, telur ayamkah?" tebak Gwen ragu.
"Salah bego. Jawabannya pasti pocong nginjak e'ek," tebak Stefi benar.
"Ha..ha..ha wow amazing, seratus buat kamu. Kamu mendapatkan satu buah mobil," jawab Gerald mencoba menghibur.
Krik..krik..krik
"Ahh garing yaa, gagal dong aku," ujar Gerald tersipu malu menggaruk kepala yang tak terasa gatal.
"Hahaha, emang gagal," ledek Gwen yang berusaha menahan tawa.
Stefi yang melihat usaha Gerald dan Gwen untuk menghibur dirinya, mulai tersenyum akan tingkah kocak sahabatnya itu walaupun sebenarnya tebak-tebakan tadi sudahlah sering di dengarnya. Tapi Stefi menghargai akan hal itu karna ia tau bahwa mereka mencoba menghilang kesedihan yang sedang dia alami.
"Gumawo sahabat-sahabatku," ucapnya memeluk Gwen dan Gerald.
"Ciee akhirnya kamu tersenyum kembali. Gitu dong, kan cantik kalau senyum," ujar Gwen sangat bahagia.
"Oh iya kalian tau nggak, katanya ada guru matematika baru di sekolah kita," tutur Gwen bersemangat.
"Ah masa iya? Ganteng nggak? Ntar galak lagi kayak Pak Syamsul," sambung Stefi mencoba memastikan.
"Hehe, itu sih yang nggak gue tau. Kita tunggu aja kali ya," balas Gwen.
Baru saja mereka membicarakan sang guru baru, dia sudah tampak hadir memasuki pintu ruang kelas IPA-2, dimana itu merupakan kelas Gwen, Gerald dan Stefi.
Siswa siswi yang termasuk kaum hawa menatap sang guru dengan mata yang berbinar-binar dan terkesima akan rupa yang di miliki guru itu. Stefi yang kehilangan kendali, bangkit dari kursinya dan mengatakan "Wah pangeranku tampan sekali". Guru baru itu tersontak kaget dengan tatapan para siswanya terutama terhadap sikap Stefi yang berlebihan.
"Anak-anak tolong perhatiannya ya!" ucap sang guru dengan lembut.
Mendengar suara guru itu, para siswa wanita berteriak tak tahan akan kelembutannya sehingga membuat hati mereka meleleh seperti ice cream yang sangat di incar-incar banyak orang akan rasanya yang enak tetapi sayang untuk memakannya karna bentuknya yang sangat menarik. Wkwkwwk
"Woy apa-apa'an sih kalian, lebay tau nggak!" Teriak salah seorang siswa laki-laki yang terlihat kesal.
"huuuuuuuuuuuu!!!" balas siswa wanita meneriaki para siswa laki-laki.
"Baik anak-anak tenang dulu ya. Saya mau perkenalkan diri. Nama saya Zafran Tumewu, S.Pd, panggil saja saya Pak Zafran. Umur saya tidak jauh berbeda dengan kalian yaitu 20 tahun dan di sini saya mengajar matematika menggantikan Pak Syamsul yang sudah cuti. Ada yang kurang jelas?" jelas Pak Zafran.
YOU ARE READING
SECOND LOVE (HIATUS)
Teen FictionPertemuan Stefi dengan sosok pria dewasa yang menjadi guru matematika membuatnya ingin mendekati sang guru yang membuatnya terpesona dengan aura ketampanan yang dimiliki oleh sang guru tersebut. Setelah sekian lama tidak pernah melirik seorang pun p...