Gwen berdiri tepat di depan rumah Stefi yang terlihat sepi. Dia memutuskan untuk membunyikan bel kuning yang berada di sebelah kanan pintu rumah sahabatnya itu. Setelah menunggu beberapa detik, Stefi pun menunjukkan dirinya di balik pintu besar yang ada tepat di hadapannya.
Tanpa basa basi Stefi dengan sigap memeluk tubuh Gwen dengan raut wajah yang begitu riang. Gwen yang bingung dengan kelakuan sahabatnya tersebut segera melepaskan tangan Stefi yang sedang melingkar di tubuhnya.
"Etdah nih bocah. Di suruh masuk dulu kek tamunya atau apalah eh ini kagak, main peluk-peluk aja lu!" ucap Gwen menyipitkan matanya.
"Ihh Gwen, aku tu lagi senang banget banget banget dah pokoknya," balasnya sambil senyum-senyum nggak jelas.
"Eh jangan bicara di sini, ayok ke kamar aku ntar si upil curut dengar lagi. Tau sendirikan si Gerald kayak jelangkung, dateng nggak di undang pulang nggak di anter. Uchhh jadi kangen si curut," celoteh Stefi menarik tangan Gwen menuju kamarnya.
"Hahahah anying dah lu," sambung Gwen terkikik.
Sesampainya di kamar berwarna pink dengan hiasan dinding bercorak hello kitty itu, Gwen dan Stefi langsung duduk di tempat tidur Stefi yang serba bergambar hello kitty. Stefi memang sangat suka dengan hal-hal yang berwarna pink di tambah lagi ada boneka hello kitty, katanya itu akan membuatnya semakin nyaman untuk beristirahat.
"Yaudah cerita, kenapa kamu senang banget," ujar Gwen mengawali pembicaraan.
"Kamu tahu nggak---" perkataan Stefi terhenti tiba-tiba.
"Kagak tahu lah, jelas-jelas kamu baru mau cerita, gimana sih," potong Gwen membuat Stefi kesal.
"Makanya dengerin dulu dong Gwenia Casandra yang pintarnya mengalahkan Soni Wakwaw," ledek Stefi tertawa terbahak-bahak.
"Njirr, kirain ngalahin siapa eh ternyata Soni Wakwaw. Aku tabok deh ni anak somplak," keluhnya menaikkan alis tipisnya itu.
"Wkwkwkwkw, iya deh iya maap. Gini loh, tadi aku rencananya mau nge-stalk IG Pak Zafran terus pas aku buka akunnya eh malah di private yaudeh aku follow dong. Dan yang bikin aku senang banget, Pak Zafran nge-follback aku Gwen, gila nggak tuh? Wah asli daebak," jelasnya begitu bersemangat.
"Baru di follback aja udah bangga, liat dong gue langsung---" Gwen segera menghentikan ucapannya yang hampir saja keceplosan yang akan membuat terjadi perang dunia ke-3 di antara mereka.
"Langsung apaan Gwen? Tanya Stefi curiga.
"Ahh itu loh, aku yang langsung liat senyumannya di sekolah aja kagak begitu banget," elaknya meyakinkan Stefi.
Tanpa berpikir panjang, Stefi langsung mengiyakan perkataan Gwen dengan begitu mudah karena dia tau sahabatnya Gwen tidak akan pernah membohonginya.
"Hmm iya deh. oh iya besok kesekolah bareng ya, ajak sekalian si upil curut, oke? Pinta Stefi.
"Okee, yaudah aku back to home ya, bye see you tomorrow my best," ujar Gwen lalu beranjak keluar dari kamar Stefi.
***
"Woy princes abal-abal keluar lu!" teriak Gerald di depan pagar rumah Stefi.
Gwen yang sudah terbiasa melihat tingkah kocak Gerald hanya tertawa kecil menunduk malu sambil melihat sekelilingnya.
"Eh nak Gerald dan Gwen, ayok masuk sarapan dulu," ajak mama Stefi ramah.
"Hmm terima kasih tante nggak usah, kita tadi udah makan kok," jawab Gwen.
"Yaelah Gwen ngapa lu harus boong sih, mumpung gratis kenapa di tolak. Aku juga laper banget nih," bisik Gerald pada Gwen dan Gwen pun langsung menginjak kaki Geral dan berbisik "Bisa diem kagak?". Gerald hanya menunjukkan ekspresi kesal sekaligus kesakitan.
"Oh begitu. Stefi, cepat nak!" teriak mama Stefi.
"Iya ma," sahutnya.
"yaudah kita pergi dulu ya tante," pamit Gerald lalu mereka mencium tangan tante Mira, mama Stefi.
Di sepanjang perjalanan menuju sekolah, suasana sangat hening bahkan suara nyamuk yang sedang berterbangan sampai terdengar di telinga Gerald. Tajam amat ya tu telinga, wkwkwkwk. Gerald pun memikirkan cara untuk menghidupkan suasana yang riuh rancu.
"Woy aku ada lelucon nih, dengerin ya?" pinta Gerald memulai perbincangan.
"Bising lu," gumam Stefi.
"Tau nih cowok, berisik banget. Yaudah cerita!" lanjut Gwen kesal.
"Yaelah, lagi pada PMS kali ya. Ni denger ya, ceritanya lucu banget.
Ketika Mak Enok belanja di pasar, hujan turunnsangat deras. Ia pun terpaksa membeli payung bekas di sebuah toko yang berada di sekitar pasar. Dan mulai lah percakapan di antara mereka,
Mak Enok : Bang, beli payung dong.
Penjual : Aduh mak, payung yang bagus sudah habis. Adanya yang robek-robek, bagaimana?
Mak Enok : Boleh deh, berapa harganya?
Penjual : Yang robeknya satu lubang harganya 3 ribu, yang robek banyak harganya 10 ribu.
Mak Enok : Lho, kok yang robeknya satu doang lebih murah sih?
Penjual : Iya mak, emang robeknya Cuma satu, tapi gede banget.
Gerald pun tertawa sampai terbahak-bahak setelah selesai menceritakan lelucon yang dia cari dari google tersebut. Gerald yang melihat Gwen dan Stefi sedang menatap dirinya dengan wajah yang datar segera menghentikan tawanya karena dia tau pasti ini lelucon yang super duper garing.
"Hahahaha, aduh lucu banget yak pil. Ini lucu!!" Bentak Stefi yang tadinya tertawa terpaksa.
"Hehehe, aku kira ini lucu, makanya aku ceritain," ucap Gerald menggaruk telinganya yang sebenarnya tidak gatal.
"Ahh udah dong upil curut, aku lagi bad mood tau! Jadi kalau nggak mau lihat mobil terbang, kamu harus diam! Lama-lama aku tabok ntar, mau?" sahut Gwen sehingga Gerald langsung terdiam tak berkutik apapun.
"Nah gitu dong, makin sayang aja samamu upil curut," sambung Stefi mengelus rambut Gerald.
Aku juga sayang kamu, tapi aku harap sayangnya kamu ke aku bukan hanya sebatas sahabat ya melainkan lebih dari itu.. Batin Gerald.
"Jadi aku nggak ada yang sayang nih? Yaudah deh," gumam Gwen sedikit cemberut.
"Kita sayang kamu juga," ujar Stefi dan Gerald serempat lalu memeluk Gwen.
Gaje? Menurut aku sangat sangat gaje:'(
Tapi tetep tinggalkan jejak kalian melalui vote dan coment ya
Terima kasih banyak:)
YOU ARE READING
SECOND LOVE (HIATUS)
Teen FictionPertemuan Stefi dengan sosok pria dewasa yang menjadi guru matematika membuatnya ingin mendekati sang guru yang membuatnya terpesona dengan aura ketampanan yang dimiliki oleh sang guru tersebut. Setelah sekian lama tidak pernah melirik seorang pun p...