Halaman belakang istana di musim gugur adalah yang terbaik. Pohon-pohon sakura yang tumbuh ditepian jalan menggugurkan bunganya ke tanah. Merubah jalan yang semula cokelat itu menjadi merah muda. Burung-burung yang biasa bertengger pada dahan tampak lebih bahagia. Melompat-lompat kecil sambil berkicau menyambut pagi. Jaejoong tertawa geli.
Namja cantik itu mengangkat baju kebesarannya yang berwarna biru muda hingga sebatas mata kaki. Melangkah pelan-pelan dengan kaki jenjangnya yang indah. Para dayang serta pengawal yang bertugas mengikuti dibelakang. Tersenyum geli saat sang pangeran yang manja sesekali menggerutu kesal karena kakinya tersandung pakaiannya sendiri.
Jaejoong memilih untuk menghabiskan pagi di tempat kesukannya. Taman kecil ditengah kolam. Taman yang sengaja dibuat oleh Yang Mulia Raja untuk putranya yang menggemaskan. Jalan menuju kolam tidaklah terlalu lebar. Sekelilingnya dihiasai batu-batu kecil yang berwarna-warni. Jaejoong membungkuk dan mengambil satu untuk ia genggam.
“Kyaa!” namja cantik itu menjerit saat kakinya tergelincir. Membuat para pengawal dan dayang berlari tergopoh-gopoh menghampiri si ceroboh Joongie.
“Anda tidak apa-apa, Pangeran?” tanya seorang dayang yang terlihat cukup tua.
Jaejoong menghela napas lega, “Aku tidak apa-apa. Tadi itu nyaris saja,” ia terkekeh. Begitu imut sampai yang lain mau tidak mau ikut tertawa.
“Anda harus lebih berhati-hati.”
“Eung,” Jaejoong mengangguk.
Mereka akhirnya sampai di taman itu. Tidak terlalu luas memang, namun begitu indah dan nyaman. Udaranya yang sejuk serta gemericik air kolam yang sewarna safir menjadi daya tariknya. Taman itu dikelilingi bunga lili yang ditanam oleh Jaejoong sendiri. Sementara antar taman dan kolamnya dibatasi dengan tembok rendah.
“Aku ingin berenang di kolam. Bagaimana ini?” tanya Jaejoong pada siapapun yang ada disana. Bibir bawahnya ia gigit hingga menjadi lebih merah.
Yang lain membulatkan mata mereka karena terkejut. Hingga seorang dayang yang menjadi ketua angkat bicara. “Jika Pangeran ingin berenang maka akan saya beritahu para dayang untuk menyiapkan kolam didalam istana,” ucapnya dengan lembut dan sopan. Tersenyum ramah pada tuan kecilnya yang telah ia asuh sejak bayi.
Jaejoong menggeleng, cherry lipsnya mengerucut tidak setuju. “Aku inginnya berenang di kolam ini, dayang Park,”.
“Ayolah, aku ingin sekali,” tambah namja cantik itu.
Dayang Park menggeleng tegas, “Kita tidak tau apa yang akan terjadi jika Anda berenang di dIkolam ini, Pangeran. Lebih baik berenang ditempat yang lebih aman saja.”
Jaejoong mengeluarkan jurus andalannya. Melakukan puppy eyes sambil terus merajuk agar diizinkan untuk berenang. Memainkan sapu tangan bersulam motif kupu-kupu buatan Permaisuri, ibunya.
Sayangnya, dayang senior itu telah begitu kebal terhadap segala rayuan Jaejoong. Terakhir kali namja cantik itu merajuk ingin bermain pasir, ia mengizinkannya. Berakhir dengan Jaejoong yang terbaring demam seharian karena kelelahan.
Jaejoong mendengus kesal, “Kalian jahat sekali. Lihat saja, akan aku adukan pada Appa!” namja cantik itu membesarkan matanya yang sudah besar sambil menggembungkan pipi bulatnya. Bermaksud membuat wajah menyeramkan yang justru menambah kadar keimutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENERAL AND HIS CUTE PRINCE [YunJae]
FanfictionA YunJae FanFiction Warn : Yaoi, boyxboy, boyslove Jung Yunho, Jenderal Perang kebanggan Joseon tidak pernah tahu kalau seorang Pangeran bisa menjadi begitu kekanakan sampai ia bertemu Kim Jaejoong. Pangeran manja, cengeng dan kelewat centil yang...