Matahari muncul seperti kuning telur di balik gunung. Bersinar malu-malu hingga merahnya dan jingga bercampur. Memberikan cahaya remang-remang yang indah sewarna kunang-kunang. Jalanan di hutan masih basah, becek karena hujan semalam. Sementara daun di pohon berembun, burung-burung sudah berkicau riang.
Seorang gadis tampak tidak mau kalah dengan binatang lucu penghuni hutan tersebut. Di pagi buta, ia sudah bangun dan menyiapkan air panas. Merebus beberapa jenis sayuran dan tanaman obat. Tangannya dengan cekatan menumbuk tumbuhan-tumbuhan obat yang dikumpulkannya kemarin sore. Mencampurkan air lalu meremas sarinya agar bisa diminum.
Setelahnya ia membawa ramuan itu ke dalam. Sedikit terkejut saat mendapati pemuda asing di rumah kecilnya tersebut telah bangun dari tidur panjangnya.
“Syukurlah kau siuman. Aku menemukan mu semalam di hutan. Kau terluka dan keracunan,” ujar Yoona.
Ia menyodorkan mangkuk kayu berisi ramuan berwarna hijau pada sang pemuda. Yang diterima Yunho dengan ragu-ragu.
“Minumlah agar lukamu cepat mengering.”
Yunho memperhatikan cairan kehijauan dalam wadah yang ia pegang. Membauinya kemudian meminum ramuan tersebut setelah bisa dipastikan aman. Kemudian mangkuk kosong tersebut ia berikan kembali pada sang pemilik.
“Terimakasih, nona?”
“Yoona, Im Yoona.”
“Ah, terimakasih nona Yoona. Kau bisa memanggilku Yunho. Jung Yunho.”
“Yunho? Nama yang bagus.”
Yoona sekedar mengetahui nama namja itu tanpa mengetahui status dan jabatannya. Karena itu, Yunho tidak mempermasalahkan sikap gadis tersebut yang memanggilnya tanpa gelar kehormatan.
Setelah itu Yoona segera pergi ke luar. Gadis itu kemudian kembali dengan ramuan lainnya. Kali ini untuk diletakkan pada luka Yunho.
“Yunho-ah, bukalah pakaianmu. Aku akan mengobatinya dengan ramuan ini.”
Yunho mengernyit, sungkan melakukan hal tersebut.
“Tidak perlu, biar aku saja yang melakukannya.”
“Tidak, biar aku saja! Tubuhmu kan masih kurang sehat.”
Tanpa menunggu persetujuan Yunho, gadis itu sudah lebih dulu melepas pakaian yang Yunho kenakan. Membuat namja itu terkejut dan menahan pergerakan tangan sang gadis.
“Kau!” Yunho mendesis tidak suka. Bukannya tidak tahu terimakasih, ia hanya tidak terbiasa dengan perlakuan kurang ajar seperti ini.
Ia ingin memberi peringatan, tapi kilat sedih di mata Yoona membuatnya urung. Gadis itu pasti malu karena perlakuannya.
“Biar aku membukanya sendiri,” ucap Yunho, melepas tangan gadis itu.
“N-nde, maafkan aku.”
Pintu gerbang selatan dibuka oleh para penjaga. Disusul satu pasukan berkuda yang baru saja kembali dari perang. Sepanjang perjalanan mereka mendapat sorakan karena berhasil membawa kemenangan. Meski sangat disayangkan, beberapa orang tewas dalam perang sementara lainnya luka-luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENERAL AND HIS CUTE PRINCE [YunJae]
FanfictionA YunJae FanFiction Warn : Yaoi, boyxboy, boyslove Jung Yunho, Jenderal Perang kebanggan Joseon tidak pernah tahu kalau seorang Pangeran bisa menjadi begitu kekanakan sampai ia bertemu Kim Jaejoong. Pangeran manja, cengeng dan kelewat centil yang...