Bagian 2

4.8K 658 17
                                    

"Sepertinya putra appa senang sekali hari ini," ujar raja. Memperhatikan putra kesayangannya yang tidak berhenti tersenyum sejak tadi.

"Eung.. Joongie senang sekali hari ini!" seru Jaejoong. Melanjutkan kegiatannya melukis bunga dengan appanya yang menemani.

"Apa yang membuatmu senang, hm?"

Jaejoong menggembungkan pipinya sambil berpikir. Menimbang-nimbang apakah ia harus memebritahu atau tidak. "Rahasia," bisiknya.

Appa Kim tertawa pelan, "Jadi kau tidak mau memberitahu appa?"

Jaejoong mengangguk kecil. Lalu namja menggemaskan itu berbalik. Memutar tubuhnya hingga ia dan sang raja duduk berhadapan. Kuasnya yang berlumuran tinta diletakkan di atas papan.

"Apa besok Yunho akan kemari lagi?" tanyanya penuh harap. Menatap raja dengan mata besar yang berbinar-binar.

Yang ditanya melemparkan pandangan menyelidik, "Kenapa? Apa kau merindukan Jendral Jung?" tanyanya jahi.

Bibir Jaejoong mengerucut karena kesal sekaligus malu, "Appaaa .. jawab saja, ne," rengeknya.

Yang mulia lagi-lagi tertawa. Melihat ekspresi putranya yang menggemaskan memang selalu berhasil mengusir rasa lelahnya setelah seharian mengurus negara.

"Sepertinya tidak. Apa kau ingin bermain dengannya setiap detik?"

"Aniya, itu pasti akan melelahkan bagi Yunnie," tolak Jaejoong dengan polos.

"Sejak kapan anakku ini menjadi begitu pengertian?" meski ia merasa janggal dengan panggilan Yunnie itu, ia memilih untuk mengabaikannya.

"Putramu yang tampan ini memang seorang anak yang pengertian. Hihi ..." tawa renyah Jaejoong memancing senyum lebar dari sang appa.

"Nah, sekarang tidurlah karena appa yakin kau pasti lelah bermain seharian bersama Yunho. Besok kita bisa bercerita lagi," ujar raja sembari mengelus surai lembut Jaejoong.

Yang lebih muda mengangguk patuh, "Arraseo. Appa juga beristirahatlah dengan baik."

Jaejoong benar-benar sendirian setelah appanya menghilang dibalik pintu yang digeser oleh seorang pengawal. Meski namja imut itu bisa melihat bayang para pengawal yang berjaga di balik pintu.

Diliriknya kertas bernoda hitam yang terpampang dihadapannya. Biasanya ia mampu menyelesaikan setidaknya satu lukisan setiap malam. Namun pikiran akan namja tampan bermarga Jung yang bari ditemuinya hari ini itu begitu menguasai dirinya hingga lukisan bunganya bahkan belum selesai setengah.

Pasar hari ini ramai sekali. Jaejoong bahkan harus rela tubuh mungilnya berkali-kali terdorong oleh orang lain. Ia kesal, tapi hanya bisa memajukan cherry lipsnya sebagai pelampiasan. Apalagi saat ini sedang menyamar sebagai seorang gadis biasa. Namja imut itu terkikik geli dalam hati. 'Aigoo, apa aku secantik itu, huh?' batinnya saat mendapati seorang namja pekerja melihat kearahnya dengan tatapan kagum.

"Hamba akan memberikan peringatan pada namja itu apabila Pangeran Jaejoong merasa tidak nyaman," ujar seorang pengawal disampingnya dengan suara pelan. Pengawal itu tentunya juga ikut menyamar sebagai rakyat jelata bersama Jaejoong.

"Tidak apa-apa. Aku tidak merasa terganggu," jawab Jaejoong.

Sepanjang jalan dipenuhi dengan berbagai macam dagangan. Mulai dari pernak pernik cantik yang membuat Jaejoong berbinar hingga makanan lezat yang membuat namja cantik itu menelan liur. "Pengawal Oh, aku lapar. Ayo kita makan di kedai itu. Aromanya tercium lezat, aniya?" tanya Jaejoong.

Pengawal muda bermarga Oh itu sebenarnya ingin menolak dengan alasan kedai itu belum tentu aman, tetapi melihat Jaejoong yang menatapnya dengan puppy eyes membuatnya tidak tega untuk menolak.

THE GENERAL AND HIS CUTE PRINCE [YunJae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang