Bagian 11

3.7K 554 23
                                    

“Ya Tuhan! Kenapa kalian selalu memaksaku, sih?! Apa kalian tidak lelah, huh?”

Jaejoong mendengus, membuang wajahnya sambil melipat tangan di dada. Menolak untuk sekedar melihat sebuah buku yang sengaja dibawa oleh seorang cenayang kerajaan.

“Pangeran Kim.” Cenayang Hwang berusaha mendapatkan perhatian namja mungil yang duduk berseberangan dengannya itu. Tanpa lelah berusaha menarik atensi Jaejoong untuk menoleh dan fokus.

“Pangeran Kim! Pangeran Kim! Pangeran Kim! Berhenti memanggilku! Telingaku panas ughh...”

Cenayang Hwang membalasnya dengan senyum, bersabar menghadapi tingkah manja luar biasa sang pangeran.

“Kali ini apa?” tanya Jaejoong. Menatap tanpa minat pada satu-satunya buku yang tergeletak di meja.

Cenayang Hwang memajukan tubuhnya dengan wajah misterius, membuat Jaejoong yang penuh rasa ingin tahu jadi tidak sabar mendengar jawabannya.

“...”

“APA?! Kau bilang apa barusan, Cenayang Hwang?!” pekik Jaejoong tidak percaya.

Pipi apelnya bersemu seperti sakura ketika cenayang tersebut mengulangi ucapannya. Menegaskan pada Jaejoong bahwa ia memang tidak salah dengar.

“Tapi untuk apa?” cicitnya.

“Tentu saja agar Pangeran Kim lebih siap saat nanti. Ini telah menjadi tradisi istana selama ratusan tahun. ”

Pipi Jaejoong menjadi lebih merah. Kali ini semunya menjalar diseluruh wajah. Bahkan sampai ke lehernya sekalipun.

Jaejoong lantas meraih nampan kosong di hadapannya. Bermaksud menutupi wajahnya dengan nampan bermotif kumbang itu.

“Ugh!” Ia mengaduh.

“Semua ini membuatku malu saja!”














5 hari sebelum pesta pernikahan digelar.

Kim Jaejoong berada di kamarnya. Berbaring dengan posisi telungkup di lantai, lalu mengangkat bokongnya tinggi-tinggi ke udara. Membentuk sikap menungging sempurna.

Begitu juga Junsu, teman barunya. Namja imut yang dipaksa untuk ikut latihan menungging itu lama-lama merasa bahwa kegiatan ini menyenangkan juga.

“Kyu, kau yakin tidak mau?” Jaejoong bertanya. Sibuk mengatur napas agar tidak terlalu cepat lelah.

Junsu menimpali, “Ini benar-benar menyenangkan.”

Cho Kyuhyun, satu-satunya yang masih cukup “normal” diantara mereka hanya menggeleng sopan. Baginya cukup duduk memperhatikan kedua temannya sedang berlatih melakukan hal aneh.

Ia meraih buku di hadapannya. Sumber utama sikap tidak masuk akal Jaejoong yang akhirnya turut mencemari Junsu pula.

BUKU PANDUAN BERCINTA

Kyuhyun belum lagi sempat bereaksi saat Jaejoong berbicara padanya.

“Iya, iya. Aku tahu kau pasti terkejut. Anak kecil seperti kalian memang belum saatnya mengetahui hal ini.”

‘Mwo?’ Cho Kyuhyun tertawa geli. Menggeleng pelan setelah mendengar kalimat sang pangeran kecil.

Calon pengantin itu pastilah sedang terbawa suasana pernikahan sampai lupa kalau usia mereka bertiga hanya berselang minggu, dan bulan untuk kasus Kyuhyun. Walaupun Jaejoong memang yang lahir paling duluan.

“Ahh! Aku menyerah!”

Junsu ambruk, tubuh gempalnya kini menempel seutuhnya pada lantai yang dingin karena Joseon baru saja memasuki musim dingin.

THE GENERAL AND HIS CUTE PRINCE [YunJae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang