Tengah malam itu gerbang masuk istana utama di buka sepenuhnya. Ratusan pengawal berjaga di sepanjang jalur masuk. Jelas sekali kalau kedatangan salah satu bangsawan adalah penyebabnya.
Lalu serombongan orang-orang berkuda berhenti di halaman istana yang luas. Sosok tinggi yang memimpin paling depan meloncat turun dari kuda hitamnya.
“Ah, rasanya aku rindu sekali dengan istana ini.” ia memandang bangunan megah di sekelilingnya dengan rindu. Tersenyum lebar sekali karena senang.
“Sudah 12 tahun berlalu sejak kunjungan terakhir Anda, Pangeran Changmin,” pengawal kepercayaan Changmin menimpali dari belakang.
Namja tinggi itu mengangguk setuju, “Benar. Lihatlah, tempat ini sepertinya menjadi lebih berwarna sekarang.”
Ia benar, istana yang dulunya begitu kaku dan formal itu kini telah berubah menjadi lebih indah dan berwarna. Tentunya itu karena sentuhan tangan si mungil Joongie.
“Kyu, kalian pergilah beristirahat lebih dulu. Aku ingin mengunjungi suatu tempat.”
“Apa tidak sebaiknya kami mengawal Anda, Pangeran?”
“Tidak perlu. Sudah ya, aku pergi sekarang.” Tepat setelah mengucapkan kalimat itu, ia benar-benar pergi meninggalkan para pengawalnya.
Pintu kamar Jaejoong di buka dengan sangat pelan. Pelakunya, namja tinggi yang baru saja menapakkan kakinya di istana ini. ia mengendap, berjalan menjinjit demi meminimalisir suara sekecil mungkin.
Changmin melangkah hati-hati menuju sosok cantik yang sedang gergelung didalam selimut sutra mahal itu. Mendudukkan dirinya di samping Jaejoong, ia tertawa tanpa suara.
“Sudah ku duga, kau pasti tumbuh dengan baik,” bisiknya. Merapikan helaian rambut Jaejoong yang berhamburan.
“Hng..,” Jaejoong melenguh dalam tidurnya. Bergerak seperti ulat bulu untuk menyamankan tubuhnya dalam selimut.
Yang lebih tua enggan meninggalkan kamar itu. Ia menekuk lututnya, meletakkan wajahnya pada lipatan tangannya. Mata bambinya sama sekali tidak melepaskan pandangan dari Jaejoong. Memperhatikan wajah damai Jaejoong yang terlelap, serta gerakan-gerakan kecil yang namja cantik itu buat, entah mengapa membawa kesenangan tersendiri untuknya. Hingga acara-mari-mengamati-Jaejoong itu berakhir dengan Changmin yang ikut tertidur lelap tepat disamping namja cherry itu.
“Eung..,” gumpalan selimut itu bergerak-gerak. Disusul wajah secantik malaikat yang menyembul dari balik selimut.
Jaejoong mengerjapkan matanya berkali-kali, menyesuaikan dengan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah jendelanya. Ia menguap, membuka mulutnya lebar-lebar yang entah mengapa masih terlihat imut.
Berniat kembali tidur, Jaejoong menarik selimutnya. Sayangnya, selimut ringan itu telah menjadi sangat berat seakan sesuatu sedang menindihnya.
“Uuh!” Jaejoong menariknya lebih kuat, tapi tidak menghasilkan perubahan apapun.
“Kenapa berat sekali sih?” gumamnya dalam keadaan setengah sadar. Ia memutuskan berbalik, hanya untuk membulatkan doe eyesnya saat mendapati seorang namja asing tidur disampingnya. Bersamanya, satu kasur dengannya.
“KYAAAAA!!!”
Tidak ada respon. Jaejoong memutuskan untuk menjerit lagi. Mengeluarkan suaranya sekencang-kencangnya hingga pengawal yang berjaga didepan kamar si cantik masuk dengan tergopoh-gopoh.
“Apa yang terjadi, Pangeran Jaejoong?” tanya seorang pengawal. Melihat seisi kamar dengan waspada karena mengira sesuatu yang buruk baru saja terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENERAL AND HIS CUTE PRINCE [YunJae]
FanfictionA YunJae FanFiction Warn : Yaoi, boyxboy, boyslove Jung Yunho, Jenderal Perang kebanggan Joseon tidak pernah tahu kalau seorang Pangeran bisa menjadi begitu kekanakan sampai ia bertemu Kim Jaejoong. Pangeran manja, cengeng dan kelewat centil yang...