Sembilan

141 13 16
                                    

Lo bunuh perasaan ini
❤Hope

Beberapa hari belakangan ini, hujan sedang dengan senangnya turun bermain-main dengan tanah dibumi.

Bagi anak sekolah, banyak yang menginginkan sekolahnya banjir agar siswa dapat di liburkan di rumah.

"Lo tahu nggak daerah gue hampir banjir, tadi untung gue masih bisa ke sekolah soalnya bokap gue nyuruh gue ngikut dia naik mobilnya agar bisa terhindar banjir" gerutu Florens.

Florens sedang bersungut tentang hujan tapi tidak didengar oleh teman-temannya, sebab mereka sibuk membuat tugas dan yang pasti Florens tidak membuat tugas.

Florens yang merasa dirinya tidak diperdulikan, mulai merasa bosan.

Kemudian Florens menundukan kepalanya dan tertidur.

"Dasar malas," ucap Nesia.

Kelas XI IPA 2 memang sudah selesai dengan ulangan mereka, tapi tugas mereka banyak yang belum kumpulin.

Jadi mereka mengerjakan terus.

🍁

Christo masih di dalam kelas, kelasnya tepat di sebelah kelasnya Ditha, XI IPA 1.

Christo memang siswa yang pintar, buktinya dia berada di kelas yang unggul.

Saat sudah bosan, Christo memilih keluar dari kelasnya.

"Woi coy lo mau kemana?" Terik Mariel.

"Ngapelin pacar," teriak Christo sambil berlari.

"Gue nggak salah dengar kan, Christo ngapelin pacar? Emang dia punya pacar? Kapan dia pacaran? Siapa cewenya? Bagaimana bisa?" Gumam Mariel bingung.

Christo memang mau ngapel, tapi ke calon pacar.

Saat mau masuk ke kelas mereka, Christo bertemu seseorang.

"Lo ngapain kesini?" Aron menghalangi Christo.

"Gue mau minjam tipe x,"

"Emang di kelas lo nggak ada tipe x apa? Ketus Aron

"Nggak punya," jawab Christo nggak kalah ketus.

"Semua siswa di kelas ini, lagi sibuk ngerjain tugas nggak usah deh lo ganggung mereka."

Bukannya menggubris perkataan Aron, Christo malah menyelonong masuk ke kelas Aron.

"Njrit tuh anak, pasti dia mau ketemu Ditha." Geram Aron.

Saat masuk, Christo langsung mencari tempat duduk Ditha.

"Ngapain lo kesini, to?" Tanya Grissca.

"Sumpah Christo ganteng banget, saat ini, lebih ganteng dari dulu. Guman Grissca.

Christo bukannya menjawab pertanyaan Grissca, Christo malah mendekati Ditha.

"Dit, lo ngapain?" Tanya Christo.

"Lo liat aja sendiri," ketus Ditha.

"Sini gue liat,"

Ditha baru sadar, bahwa cowo itu Christo.

"Pekerjaan lo salah semua Dit,"

"Lo gila yah? Itu udah 6 tahap lo dan persis sama yang diajarkan bu guru,"

"Lo lia aja ini, 2:4 itu hasilnya 0.5 bukannya malah 2, kebalikannya iya.

"Bodohnya gue," Ditha menepuk jidatnya.

"Sini gue perbaikin,"

Saat ini, Christo sedang mengajarkan Ditha tapi Ditha nggak benar-benar fokus bagaimana tidak? Wajah mereka begitu dekat.

Dalam beberapa menit, Christo sudah menyelesaikan tugas Ditha bahkan hanya dengar membuat tiga tahap.

"Makasih yah," Ditha tersenyum manis banget.

"Christo lo bisa nggak ngajerin gue?" Gue nggak ngeri bagian ke dua itu.

"Maaf yah Griss gue harus balik, lo minta diajarin aja sama Ditha."

"Bye Dit,"

Setelah itu Christo berjalan keluar dari kelas itu.

Aron yang melihat hal tersebut, merasa sangat kesal.

🍁

"Dit, lo pulang bareng gue yah? Gue pingin curhat sama lo." Grissca menatap lurus ke Ditha.

"Kenapa lo jadi serius gitu Grissca?"

"Nggak kok,"

"Yah udah sayangku nanti aku pulangnya bareng kamu."

🍁

Bel pulang sekolah berbunyi di seluruh ruang kelas, itu artinya siswa diperboleh pulang.

Ditha dan Grissca juga udah jalan menuju tempat parkiran, tapi saat melewati kelasnya Christo.

"Dit, tungguin gue." Christo berteriak dari dalam kelas saat melihat Ditha.

Ditha dan Grissca berhenti sesaat.

"Nyokap lo tadi kirim pesan sama gue, baca ni,"

Ditha mengambil ponsel Christo, dan memang itu pesan dari Bunda Ditha soalnya nomornya juga benar.

"Christo kalau ketemu sama Ditha ajakin dia pulang yah, ajakin makan sekalian. Soalnya Bunda lagi mau keluar nggak sempat masak, jangan biarin dia pulang sama orang lain yah Bunda percaya kamu bisa jagaain Ditha."

"Bunda apaan sih, nyuruh Christo nganterin gue pulang," Batin Ditha.

Ditha malah merasa nggak enak sama Grissca, udah berapa kali dia nggak bisa pulang sama Grissca.

"Kenapa? Nyokap lo suruh pulang sama Christo yah?" Tebak Grissca.

"Iya."

"Udahlah masih ada hari besok Griss,"

Christo malah merangkul Ditha dan berjalan meninggalkan Grissca.

"Bye Grissca."

"Bye Grissca."

Grissca hanya bisa terdiam di tempat. Apa yang baru di lakukan Christo membuatnya sakit hati.

Bahkan saat mereka sudah berjalan, mereka langsung melupakan Grissca.

🍁🍁🍁

Vote and comenntnya guys 😙😙

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang