CINTAKU JAUH DI PULAU (CHAIRIL ANWAR)
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja," Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.(Chairil Anwar, 1946)
Gadis manis, iseng sendiri.
Haikal mengangguk-anggukan kepalanya setelah membaca puisi karya chairil anwar. Siapa yang tak kenal dengannya. Penyair yang mendapat julukan pelopor 45.Seperti kisah cintanya. Sebelum habis di ungkapkan, sudah terlebih dahulu merasakan sakit.
Dulu, tepatnya 3 tahun yang lalu. Ada seorang gadis cantik bernama Laras. Haikal begitu cinta padanya. Sehingga kata kata yang dikumpulkannya setiap malam awalnya adalah kumpulan kata yang ia sanjungan untuk Laras. Ia sangat mencintainya. Namun ketika ingin mengungkapkannya, batinnya menciut. Akhirnya ia ungkapkan perasaannya melalui kata kata yang ada malam itu.
Tapi, Haikal merubah alur fikirannya. Ia beranikan diri untuk mengungkapkan rasanya pada Laras. Tujuannya adalah agar dirinya merasa lega menanggung beban yang terpendam. Meski tak menghiraukan apa jawaban, juga resiko yang akan ia hadapi.
Pagi itu Haikal sudah amat rapi dari keseluruhan. Dan, tepatnya pada jam istirahat. Haikal mencari Laras ke kelasnya. Namun ternyata Laras tak ada di kelasnya. Ia cari kembali di kantin, tak ada juga. Ia cari ke lorong-lorong sekolah, tak dijumpai juga seorang Laras. Akhirnya ia duduk di kantin dan memesan minuman-sambil menggaruk-garuk kepalanya, membuat rambutnya sedikit berantakan.
Di tengah asik duduk, Haikal melihat Laras berjalan ke kantin bersama seorang lelaki. Ia lantas duduk di kursi sebelah kanan, bersebrangan dengan Haikal. Haikal yang melihat itu, langsung melemah. Dirinya tak bisa di netralkan. Seperti ada pecahan kaca, yang menyangkut pada aliran nafasnya, sesak. Ia tak percaya jika Laras sudah di gandeng oleh seorang pria. Meski Haikal sendiri belum tahu siapa pria tersebut.
Dari kejadian itu, Haikal memberanikan diri untuk melangkah lebih maju. Dibandingkan merenung menyesalkan kejadian yang menikam batinnya. Akhirnya, ia ubah kata-kata malam hari yang tadinya untuk Laras, kini ia persembahkan untuk dirinya sendiri.
Kini, ia banyak menghabiskan sisa rasanya untuk menyendiri,mencari makna dari hidupnya selama ini. Dan dia juga berpendapat bahwa dengan merenung, kita dapat mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya.
So,strong...
***
Di kelas, Haikal duduk di Kursi pojok urutan bagian belakang. Dia duduk bersama Anggi. Mereka berteman baik. Hanya saja, Haikal terlalu dingin. Sehingga menyulitkan bagi Anggi untuk berteman baik.
Pagi itu, Anggi belum tiba di kelas. Haikal sibuk membaca buku di tempat duduknya. Begitu Anggi datang, ia langsung memberi info kepada Haikal jika dirinya dipanggil oleh pak Arfan. Kesiswaan di SMA Taruna Bakti.
"Ada apa gua dipanggil?"
"Ga tau, kayanya penting. Coba aja dulu temuin!" Jawab Anggi sambil menaruh tas dan duduk disamping Haikal.
"Diamana pak Arfannya?"
"Tadi sih di depan kantor"
Haikal berjalan menuju kantor, meski heran ada apa dia dipanggil oleh pak Arfan.
