Broken

1K 82 5
                                    

Author pov
"Jadi? Bagaimana bisa oppa menabrak seseorang itu? Apa dia wanita?". Tanya Joo Hyun menginterogasi namja yang sedang asyik memakan makanannya di depannya tepat.
Namja itu menangguk.

"Jadi benar dia wanita? Apa dia cantik? Apa dia seumuran denganku?".

Lagi-lagi KyuHyun namja yang ada didepannya itu mengangguk.

"Omo.. Dia cantik? Apa lebih cantik dariku?". Pertanyaan Joo Hyun membuat KyuHyun benar-benar ingin menggodanya.
"Ne. Dia sangat sangat cantik. Bahkan ketika aku memandangnya. Seketika aku tak ingat padamu Joo". Balas KyuHyun. Tapi jujur itu sangat kontras dengan kebenarannya.

JooHyun meletakkan sendok dan garpu yang ia pakai untuk makan. Kemudian menatap KyuHyun tajam.

"Baiklah kalau begitu kita akhiri saja". Ucapan JooHyun membuat KyuHyun terkejut. Jujur yang tadi hanya bercanda.

"Ani.. Ani Joo. Aku hanya bercanda! Lagipula untuk apa kau bertanya seperti itu. Itu pertanyaan retoris. Jelas saja jawabannya aku hanya mencintai Joo Hyun. Tidak ada yang lebih cantik darinya. Hanya dia seorang titik".

Joo Hyun menghela nafas lega. Dia kira namjanya itu mengatakan kejujuran.
"Oppa membuatku takut".

"Aku tahu. Maafkan aku. Bukankah aku sudah berjanji hanya kau yeoja yang kunikahi?".

"Oppa belum mengatakan janji itu".

"Jjinja? Baiklah.. Aku berjanji di hadapan wanita ini.. Wanita yang benar-benar aku cintai. Aku berjanji hanya akan menikahinya. Walaupun ada berbagai macam rintangan yang harus kulalui. Walaupun aku harus menunggu Joo Hyun menjadi pengusaha walau..".

"Sebentar oppa.. Aku tidak jadi ingin menjadi pengusaha.. Aku mau jadi dokter". Potong Joo Hyun membuat KyuHyun terkekeh.

"Okay.. Baiklah.. Walaupun aku harus menunggu Joo Hyun menjadi dokter. Aku berjanji akan menikahinya seorang. Hanya dia seorang". Ucap KyuHyun lembut membuat Joo Hyun tersenyum tiada henti nya.
Tiba-tiba KyuHyun mendekati wajah yoeja yang ada dihadapannya. Dan mencium keningnya.
"Gomawo oppa.. Saranghae".
"Nado saranghae Joo ah".

Yoona pov

Aku terus memikirkan kejadian tadi. Sebenarnya siapa namja itu? Apa yang ada dalam dirinya yang membuat aku tertarik padanya?
Aku bahkan tidak pernah jatuh cinta sungguh.
Apa seperti ini rasanya jatuh cinta?
Tapi bahkan aku belum mengenalnya.
Ya tuhan, kenapa aku terus memikirkannya. Aku mencoba memejamkan mata namun selalu wajah namja itu yang kubayangkan.
Aissshhh.. Aku berharap aku bisa bertemu lagi dengannya sungguh.
Tiba-tiba tenggorokanku kering aku pun hendak turun ke bawah menuju dapur. Namun, aku mendengar suara appa nyaring sekali di telinga. Sepertinya ada sesuatu terjadi dibawah.
Baiklah.. Lagi-lagi Joo membuat ulah.

JooHyun pov

Aku berjalan mengendap-ngendap menuju pintu rumah. Aku tahu aku pulang terlalu larut. Untung saja, aku punya duplikat kunci pintu depan rumah. Mungkin appa sudah mengira aku tidur.

Kreeek

Aku melepas sepatu yang aku gunakan kemudian menentengnya dengan sangat pelan-pelan. Namun, tiba-tiba lampu ruang tengah menyala. Dan, ya tuhan.. Appa sudah duduk di sofa ruang tengah sambil menatapku tajam. Sepertinya aku tertangkap basah. Mati aku..

"Perlu dicurigai jika seorang anak perempuan pulang larut malam". Appa berdiri sambil mengantongi tangannya dikedua saku celananya.

"Mian appa. Tadi a..aku mengerjakan tugas di rumah Krystal". Aku mencoba beralasan.

"Kau bahkan lupa jika kau memiliki seorang kakak yang satu kelas denganmu. Aku tau kau sedang berbohong".

"Tapi appa..".

"Diam! Tidak alasan! Kau dihukum atas perbuatan yang kau lakukan! Kau sudah pulang larut malam, kau sudah membohongi appa mu ini kau sudah..".

"Appa tidak adil. Appa selalu saja memarahiku! Aku hanya sekali seperti ini dan appa langsung memarahiku. Appa memang tidak pernah menyayangiku.. Appa selalu menghukumku..". Aku terisak memotong pembicaraannya. Sungguh hatiku patah seketika. Appa tidak pernah sekalipun memandangku baik. Appa selalu menyalahkanku.

"Appa seperti ini karena kau salah Joo.. Appa ingin mendidik anak-anak appa menjadi yang seharusnya. Apalagi kau ini wanita.. Appa seperti ini hanya ingin melindungimu".

"Tapi cara yang appa lakukan salah.. Appa selalu membedakan aku dengan Yoona. Sudah tidak terhitung dia pulang malam.. terkadang ia pun terlambat. Tapi tidak pernah sekalipun appa menghukumnya. Apa aku bukan anak appa ? Iyaa?". Aku marah sungguh. Terlihat appa ingin menamparku. Kemudian oemma datang melerai. Aku melihat oemma pun menangis.

"Hentikan oppa. Apa yang Joo Hyun katakan benar! Kau selalu membedakan sikapmu pada kedua putriku! Padahal mereka lahir di rahim yang sama..". Oemma menangis membuat appa menurunkan tangannya kemudian pergi begitu saja.

Oemma memelukku. Sungguh di dunia ini yang peduli denganku hanya Oemma dan KyuHyun oppa. Aku mengeratkan pelukan sambil menangis.

"Sudah nakk.. Maafkan oemma.. Jangan pernah kau berkata kalau kau bukan anak oemma. Kau adalah anak oemma yang sangat oemma sayangi.. Janganlah menangis nak". Oemma mengecup keningku berkali-kali.
Aku terus menangis.
Jujur hatiku sangat sakit.

Author pov

So Eun memapah JooHyun ke kamarnya. Sedangkan Yoona ia mengurungkan niatnya ke bawah setelah menyaksikan kejadian tadi. Ia tidak tahu entah apa perasaan yang ada di dirinya. Sedihkah? Atau bahagiakah? Yang jelas cairan bening sudah turun dari matanya.
Dia takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada keluarganya.

Di pagi hari, JooHyun masih terlelap dalam tidurnya yang sangat tidak nyenyak. Dan kini ia merasa badannya sungguh tidak enak. JooHyun demam. Mungkin efek dari semalam.
So Eun masuk ke dalam kamarnya pelan. Ketika ia mencoba membangunkan Joo Hyun, ia merasa suhu tubuh JooHyun sangat tinggi.
"Ya tuhan Joo.. Apa kau demam sayang..". So Eun begitu khawatir.
Ia dengan sigap mengompres anak kesayangannya.
Ia turun ke bawah mengambil mangkuk yang berisi sup yang sudah ia buat untuk di bawa ke kamar Joo Hyun.
"Kau mau makan dimana?". Tanya Kim Bum heran ketika melihat istrinya menaruh mangkuk diatas nampan.
"Joo sakit". Jawab So Eun singkat kemudian ia segera bergegas ke kamar Joo Hyun. Jujur Kim Bum merasa sangat bersalah pada anaknya. Tidak seharusnya ia bersikap seperti itu.
Di kamar dengan sigap So Eun menyuapi Joo Hyun yang terlihat sangat lemah.
"Oemma tidak makan?". Tanya Joo dengan lemah.
"Oemma baru bisa makan jika Joo sudah sembuh". Tiba-tiba So Eun meneteskan air mata.
"Kenapa oemma menangis? Aku hanya sakit sebentar". Ucap Joo Hyun menenangkan.
"Oemma takut kehilangan Joo. Joo jangan pernah tinggalkan Oemma. Oemma tidak bisa hidup tanpa Joo". So Eun makin terisak. Joo memeluk So Eun.
"Kenapa oemma berbicara seperti itu? Aku janji tidak akan meninggalkan oemma sungguh". Joo Hyun tiba-tiba ikut menangis.

Kim Bum yang melihat pemandangan tersebut dari pintu kamar Joo Hyun ikut meneteskan air mata. Ini karena salahnya. Ia ingin sekali masuk kedalam kemudian memeluk mereka yang sangat ia cintai lalu meminta maaf. Tapi kenapa rasanya sulit sekali. Dia memang begitu bodoh. Hatinya begitu sakit melihat dua orang tersebut menangis. Sungguh sakit.

TBC




Yang suka sama cerita ini, monggo di vote.. Monggo di komen.. Monggo di follow juga sekalian😁😁

After My Love Story [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang