1

9.1K 643 69
                                    


Namjoon baru saja keluar dari gedung kantornya saat matahari sudah lama tenggelam. Dia tidak tahu saat ini jam berapa karena dia baru saja selesai melakukkan rapat yg sangat melelahkan.

"Haah kenapa juga tuan Jang yg menyuruhku memimpin rapat, benar benar menyebalkan" gerutu Namjoon sepanjang jalan menuju parkiran dimana ia memarkirkan mobilnya. 

Sebelum menjalankan mobilnya ia mengambil ponsel disaku jasnya dan menelfon seseorang yg sudah amat ia kenal melebihi siapapun.

"Wae?" sapa suara disebrang sana yg terkesan acuh dan malas.

"Ya! haruskah kau menjawabnya seperti itu?setidaknya katakan hallo atau apa kabar" protes Namjoon.

"Untuk apa? Biasanya juga seperti itu"

"Ck sudahlah lupakan. Apa kau sudah pulang?"

"Emm, aku sudah pulang" jawabnya masih dengan nada malas.  Namjoon tau dia bukannya malas menjawab telfonnya hanya saja itu memang sudah menjadi tabiatnya, ia sudah sangat hafal semua yg ada pada sahabatnya ini.

"Aku akan mampir masakan aku sesuatu".

"Shireo! kalo mau makan beli saja sendiri, kau kira aku tukang masakmu! "

"15 menit lagi aku sampai" lantas Namjoon langsung mematikan telfonnya secara sepihak tanpa mau menjawab protesnya.

----
Setelah sampai Namjoon langsung mengetuk pintu bercat biru didepannya,lantas ia mendengar suara pintu dibuka dan nampaklah sosok perempuan dengan hanya memakai hoodie abu abu dan celana selututnya,rambutnya diikat asal hingga menyisakan beberapa helai anak rambut yg menjuntai.

Setelah membukakan pintu untuknya lantas gadis itu berjalan mendahuluinya ke dapur dan Namjoon mengekori dibelakangnya.

"Baunya enak kau masak apa?"tanya Namjoon setelah mereka sampai di meja makan.

"Aku hanya masak pasta, terlalu malas untuk menyiapkan lauk" jawab Mijae sambil mengambil jus buah dari kulkas dan menuangkannya untuk mereka berdua.

"Kenapa hanya ada satu porsi kau tidak makan?"

"Aku sudah makan saat pulang tadi"jawab gadis itu santai sambil meminum jusnya.

Tidak ada percakapan setelahnya,hanya suara garpu dan piring yg beradu. Diam-diam Mijae memperhatikan Namjoon yg sedang makan dengan tatapan geli.

"Pelan-pelan saja makannya kau seperti tidak menemukan makanan selama berhari-hari" kekehnya sambil terus memperhatikan pria didepannya.

"Aku sangat lapar rapat tadi benar-benar menguras tenagaku, aku bahkan hanya makan sandwich saja saat makan siang karena harus menyiapkan materi rapat".

"Aigo pantas saja kau semakin kurus,bagimana jika nanti kau jadi seperti tengkorak kkk".

Pletak

"Aww.. Ya apa yg kau lakukan Kim Namjoon!" sungut Mijae sambil mengelus kepalanya yg kena pukul Namjoon.

"Jika aku tengkorak lalu kau apa? ranting pohon? Kau bahkan sangat kurus melebihi orang pengidap anoreksia" balas Namjoon tidak kalah sengit.

Pertengkaran sudah menjadi hal biasa bagi dua sahabat ini,bahkan bisa dikatakan tiada hari tanpa keributan dua orang ini, entah itu karena masalah sepele atau sekedar salah paham.

"Jika kau sudah selesai cuci piringnya dan cepat pulang,aku heran kenapa kau senang sekali merepotkanku" balas Mijae akhirnya mencoba mengalah, berdebat dengan Namjoon tidak akan ada habisnya pria itu terlalu pintar untuk membalas setiap perkataannya.

"Tidak mau, aku mau menginap disini saja."

"Yaa! Kau gila?ini bukan dirumah orang tuaku Joonie, ini di apartemen.  Bagaimana jika tetanggaku tau ada pria menginap ditempatku, bisa habis aku jadi bahan gosip mereka."

"Saat aku menginap dirumahmu orangtuamu juga tidak protes kenapa kau memikirkan omongan orang lain."

"Joonie-ah ini berbeda jika dirumah orangtuaku sudah mengenalmu bahkan kau seperti anak mereka, tapi disini aku adalah orang baru jadi aku harus menjaga sikapku" Mijae tetap berusaha memberi Namjoon pengertian.

"Baiklah aku akan pulang dasar nenek sihir" canda Namjoon sambil mengacak rambut Mijae.

"Aku pulang terimakasih makan malamnya" lambai Namjoon ketika ia sudah membuka pintu untuk keluar apartemen Mijae.

"Hati hati menyetirnya kabari aku jika sudah sampai" teriak Mijae sebelum namjoon benar benar menghilang dari balik pintu.

----
Ting (suara pesan masuk)

Namjoon
Aku sudah sampai rumah

Baguslah

Namjoon
Apa kau sudah tidur?

Masih belum ngantuk
Tidurlah kau pasti lelah

Namjoon
Kau juga
Jangan tidur larut lagi

Iyaiya dasar cerewet :p

Mijae kemudian meletakkan kembali ponselnya, ia tidak langsung tidur seperti yg diperintahkan pria itu, Mijae masih harus menyelesaikan tugasnya mengecek hasil pekerjaan para muridnya.

Mijae memang mengajar sebagai guru tapi ia tidak mengajar disekolah sekolah seperti guru lain, ia hanya mengajar di sebuah tempat kursus bisa dikatakan Mijae adalah guru les.

Mijae masih perlu mengikuti ujian agar bisa memperoleh sertifikat baru ia akan ditempatkan disuatu sekolah sebagai guru mengajar.

Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi tapi Mijae masih belum menyelesaikan pekerjaannya hingga lama lama ia merasa matanya semakin berat dan tidak sanggup lagi membuka matanya.

TBC

Namjoon and I ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang