💕💕
S
etelah menyelesaikan urusannya dengan Namjoon keduanya kembali secara terpisah. Awalnya Namjoon memaksa untuk mengantarkannya berhubung pria itu juga sedang membolos kerja, namun Mijae menolaknya dengan alasan dia ingin pergi menemui Jimin hari ini. Alhasil Namjoon hanya pasrah dan menyerah membujuk Mijae,lagipula dia juga malas mengantar gadis itu menemui pangerannya.
Sebelumnya Mijae sudah membeli makan siang untuk diberikan kepada Jimin,pria itu pasti senang karena Mijae datang ke kantornya dan membawakan makan siang untuknya. Mijae sengaja tidak memberitahu kedatangannya sebagai kejutan dan permintaan maaf karena mengabaikannya beberapa hari ini.
Setelah menanyakan ruangan Jimin kepada resepsionis Mijae bergegas menuju lantai enam tempat di mana Jimin bekerja. Sambil menenteng makan siangnya gadis itu mengulum senyumnya membayangkan reaksi yg akan ditunjukkan Jimin nanti hingga akhirnya ia sampai di depan pintu ruangan bertuliskan nama Park Jimin.
Saat akan mengetuk pintu sayup-sayup Mijae mendengar suara seseorang di dalam sana. Dengan rasa penasaran Mijae menempatkan telinganya lebih dekat sehingga ia bisa mendengarnya. Sepertinya Jimin sedang ada tamu tapi jika diperhatikan suaranya lebih terdengar seperti suara perempuan.
"Tapi kenapa aku tidak boleh mengumumkannya?" tanya suara perempuan itu terdengar merujuk. Mijae tak paham dengan pembicaraan mereka dan lebih memilih untuk tetap mendengarkan.
"Karena aku ingin pernikahan kita terasa sakral sayang,aku hanya ingin orang-orang tertentu saja yg tau akan hal ini" balas suara pria itu yg terdengar seperti suara Jimin. Sontak saja Mijae membulatkan matanya terkejut dengan perkataan pria itu.
Pernikahan?
Sayang?Mijae semakin tidak mengerti apa yg mereka bicarakan,gadis itu semakin panik dengan pemikirannya,ia menggigit bibirnya gugup.
"Justru aku ingin semua orang tau tentang pernikahan kita sayang..aku ingin semua orang tau jika Kim Yuri akan menikahi seorang Park Jimin!".
Mijae tersentak,nafasnya tercekat saat mendengar perkataan tersebut. Untuk sesaat Mijae tidak bisa memikirkan apapun otaknya terasa lumpuh karena terlalu syok. Jimin akan menikah dengan wanita lain?
Tiba tiba saja hatinya terasa sesak,air mata mulai menggenang dan nafasnya menjadi berat. Dengan penuh keberanian Mijae membuka pintu yg ada dihadapannya dan melihat pria yg mulai ia cintai bersama seorang wanita. Keduanya terlihat terkejut dengan kedatangannya yg tiba-tiba, Jimin bahkan terlihat syok dengan kehadirannya lain halnya dengan wanita yg ada di sampingnya yg justru terlihat penasaran. "Mi..Mijae?" ,gumam Jimin tak percaya,dia tak menyangka jika gadis ini akan datang kesini.
"Maaf mengganggumu aku hanya ingin mengantarkan ini",ucap Mijae bergetar kemudian menaruh bungkusan plastik di sebuah meja kecil di sampingnya. "Aku permisi selamat siang",lanjutnya sambil membungkuk hormat dan berlalu pergi sambil menahan air mata yg mulai menggenang,sedangkan Jimin segera berlari keluar ruangannya memanggil nama gadis itu.
Tangannya gemetar saat menekan angka yg ada di lift tersebut,dirinya berusaha untuk tenang namun tetap saja air matanya tidak berhenti keluar hingga kemudian lift berhenti namun dia masih belum sampai di lantai dasar. Seorang pria berjas coklat masuk ke dalam lift,awalnya pria itu tidak begitu memperhatikan Mijae namun karena merasa asing dengannya ditambah wajahnya yg terlihat berantakan karena menahan tangis membuatnya penasaran.
"Maaf nona apakah terjadi sesuatu?" tanya pria itu khawatir, Mijae yg sadar akan sikap memalukannya segera menghapus air matanya.
"Aku tidak apa-apa" ,balas Mijae sambil menghapus air matanya dan mengalihkan pandangannya.
"Tunggu sebentar aku sepertinya mengenalmu" ,ucap pria itu semakin memperhatikan Mijae membuat gadis itu mengumpat didalam hati merasa terganggu dengan pria asing ini.
"Kau Mijae kan?kau Yoo Mijae dari SMP Hanlin?" ,tanya pria itu antusias, seketika Mijae mendongakkan kepalanya menatap pria disampingnya. Jujur saja Mijae memang merasa tidak asing dengan orang ini tapi dimana dia pernah melihatnya.
"Maaf..tapi aku tidak meningatmu", jawab Mijae ragu-ragu.
"Aku Nam Jungyo teman sekelas Namjoon saat SMP" ,jawab pria itu.
Mijae diam sejenak mencoba mengingat-ingat pria bernama Jungyo ini. "Ah..benar aku ingat sekarang!", jawab Mijae memekik senang membuat pria itu ikut tersenyum.
"Apa yg kau lakukan disini?kau bukan karyawan sini kan?" ,tanya Jungyo penasaran,namun melihat wajah Mijae yg berubah murung membuat Jungyo merasa tidak enak padanya.
"Ah kita sudah lama tidak bertemu bagaimana jika kita mengobrol sebentar?" ,tawar pria itu mengalihkan topik. Sebenarnya Mijae sangat ingin pulang saat ini mengingat suasana hatinya yg sedang kacau,namun dia tidak ingin bersikap tidak sopan pada teman lamanya.
"Baiklah jika aku tidak mengganggumu" jawab Mijae menyetujui. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kafe yang dekat dengan kantor tersebut. Setelah memesan kopi sebagai teman ngobrol mereka memilih duduk di sebuah sofa.
"Bagaimana kabarmu?ini sudah lama sekali bukan?kau tidak berubah sejak SMP bahkan semakin cantik" puji Jungyo membuka obrolan. Mijae hanya mengulum senyum saat mendapat pujian dari teman lamanya.
"Ya aku cukup baik,aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini, dan juga..kurasa kau lah yg banyak berubah" jawab Mijae sambil tersenyum hangat yg dibalas sebuah kekehan oleh pria itu.
"Senang bisa bertemu denganmu kembali,tapi ngomong-ngomong apa yg kau lakukan disini?,kau mengenal sesorang dari kantorku juga?" tanya Jungyo kembali. Mijae terlihat ragu untuk menjawabnya, dia tidak mungkin mengatakan jika dia baru saja memergoki kekasihnya berselingkuh atau lebih tepatnya dia yg dijadikan selingkuhan.
Aksi diam Mijae membuat Jungyo menyadari ada hal yg tidak beres dengan gadis ini. Kemudian dia teringat dengan pertemuannya dengan Namjoon beberapa waktu lalu. Astaga jangan katakan Mijae baru saja bertemu..
"Emm.. Mijae-ah maaf jika aku lancang..tapi apakah kau juga mengenal Park Jimin?" pertanyaan yg dilontarkan Jungyo membuat Mijae tersentak, bagaimana bisa pria ini tau?
"Bagaimana kau..?" ucap Mijae menggantung.
"Maafkan aku..aku benar-benar tidak berniat ikut campur aku hanya ingin memastikan" ucap Jungyo merasa tidak enak dengan perkataannya.
"Beberapa waktu lalu Namjoon mencariku,dia bertanya tentang Jimin dan dia bilang kau sedang dekat dengannya", jelasnya berusaha memberitahu.
"Aku katakan padanya jika saat ini Jimin sedang dekat dengan putri presdir kami dan mereka akan menikah,mendengar hal itu Namjoon begitu marah dan dia khawatir padamu".
Untuk kali ini Mijae benar-benar tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, hanya mendengar percakapan Jimin dengan wanita tadi sudah membuatnya merasakan sakit dan kini ia diberitahu tentang fakta yg membuatnya sadar jika ia hanya dipermainkan.Hatinya sesak, kenapa hal seperti ini kembali terulang?kenapa para pria hanya ingin mempermainkan perasaannya?apa dia tidak pantas menerima cinta yg tulus dari seseorang?
"Apa Namjoon tidak memberitahumu?",tanya Jungyo was-was saat gadis itu tidak memberi respon apapun. Tanpa menghiraukan perkataannya Mijae segera berdiri dan mengambil tasnya.
"Maaf aku harus pergi",pamit Mijae dan segera keluar dari sana tanpa menghiraukan panggilan Jungyo bahkan airmatanya kembali keluar.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namjoon and I ✅
Hayran Kurgu"You will forever be my always" Ketika wanita dan pria bersahabat akan ada satu yang menyimpan rasa, lalu bagaimana jika keduanya tidak benar-benar menyadarinya.