12

1.9K 295 35
                                    

Dicek lagi ya kalo ada typo atau kesalahan ketik.
Happy reading :)

Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya :*

---

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil menuju tempat makan malam, tidak ada yg memulai pembicaraan keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Apa maksud perkataannya?apa dia tahu hubunganku dengan Yuri?. Pikir Jimin serius, dia takut jika apa yg di khawatirkannya benar-benar terjadi.

Sedangkan Mijae bingung dengan sikap Jimin yg tiba-tiba saja menjadi pendiam sejak kedatangan Namjoon tadi.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Mijae memecah keheningan,raut wajahnya terlihat khawatir.

"Ah..tidak aku baik" jawab Jimin singkat dan kembali fokus menyetir

Mijae semakin yakin jika ada sesuatu yg terjadi tadi sehingga membuat Jimin menjadi lebih banyak diam seperti sekarang.
Kali ini kencan makan malam mereka terlewati dengan sangat canggung tidak ada godaan dari Jimin maupun candaan seperti yg biasa pria itu lakukan dia banyak terdiam dan hanya menjawab sekenannya.

---
Disebuah ruangan yg gelap tampak seorang pria duduk disalah satu sofa di apartemen miliknya,sorot matanya begitu tajam alisnya berkerut pertanda dia sedang berfikir keras.

Namjoon sedang mencari cara untuk membuktikan bahwa apa yg ia dengar dan ia lihat waktu itu adalah benar ia tidak mungkin mengatakan kepada Mijae tentang hal ini tanpa ada bukti,tapi bagaimana dia bisa membuktikannya jika dia bahkan tidak tahu apapun tentang pria itu, dia hanya tahu nama dan pekerjannya.

Deg

Namjoon mengangkat kepalanya seketika itu juga ia merasa menemukan sebuah cara untuk menggali informasi tentang pria itu. Untung saja dia masih mengingat nama perusahaan tempat Jimin bekerja saat Mijae menceritakannya kepada dirinya dan Hyeri meski ia tidak terlalu mendengarkan ceritanya karena sudah terlalu malas mendengar tentang pria itu. Jika tidak salah dengar namanya V.A.D corps.

Kini Namjoon berusaha mengingat ingat dimana dia pernah mendengar nama perusahaan yg sepertinya  tidak asing baginya. 

"Ah benar..bukankah itu perusahaan tempat Jungyo bekerja kenapa aku bisa lupa" seru Namjoon, seperti mendapat pencerahan ia segera mengambil ponsel di atas meja dan menghubungi salah satu temannya itu.

"Hallo sobat tumben menelfonku" sapa suara disebrang sana ketika panggilan sudah terangkat

"Oh hai Jungyo bagaimana kabarmu?aku sedang butuh bantuanmu saat ini"

"Tumben sekali ada apa, apa yg bisa ku bantu?"

"Kau masih bekerja di V.A.D kan?apa kau kenal dengan karyawan bernama Park Jimin?"

"Park Jimin?ya aku mengenalnya dia bekerja satu lantai denganku..akhir-akhir ini namanya banyak dibicarakan orang-orang kantor"

"Apa yg mereka bicarakan?" tanya Namjoon mulai penasaran.

"Mereka bilang dia akan menikahi Putri pemilik perusahaan..hah beruntung sekali kan kkk" kekeh Jungyo sedikit bercanda diakhir kalimat.

Namjoon terdiam seketika nafasnya tercekat mendengar penuturan mengejutkan dari Jungyo. Tidak mungkin kebetulan ada dua nama yg sama dalam satu perusahaan kan?

"Emm..kenapa tiba-tiba kau menanyakan tentang orang itu? Apa kau mengenalnya?"

"Ah..ya aku pernah dikenalkan oleh seorang teman..oh apa kau tahu hal lain tentang mereka?" tanya Namjoon mencoba menggali informasi lain.

"Entahlah..tapi ada rumor yg mengatakan jika dia menikahi Putri pemilik perusahaan agar bisa naik jabatan..

Padahal dia belum lama diperusahaan ini tapi dia sudah akan dipromosikan..ck padahal aku saja yg sudah bekerja bertahun-tahun belum pernah dipromosikan" oceh Jungyo disebrang telfon, sedangkan Namjoon hanya termenung dengan tatapan kosong, pikirannya kalut, Mijae mungkin saja terjebak dalam permainan seorang Park Jimin dan mungkin saja akan melukai hati gadis itu lagi.

"Emm..kalau begitu terimakasih Jungyo lain kali aku akan menghubungimu" dan setelahnya Namjoon memutuskan sambungan telfon dan menjatuhkan ponselnya ke sisi sofa.

Dadanya bergemuruh,nafasnya memburu,tangannya mulai mencengkram pegangan sofa kuat hingga membuat buku tangannya memutih.

Namjoon berdiri dari duduknya dan mengacak rambutnya frustasi "AGHH.. SIAL.. SIAL.. Bagaimana cara memberitahunya"

"Dia mungkin akan mengira aku berbohong dan membenciku" geram Namjoon sambil memejamkan mata dan mengusap wajahnya frustasi.

Namjoon tidak perduli bahkan jika Mijae membencinya atau bahkan tidak ingin lagi melihatnya dia harus tahu bahwa pria yg saat ini bersamanya hanyalah seorang pembohong.

---

Esoknya Namjoon memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang Park Jimin tentu saja dengan mengorek informasi dari Jungyo.

"Hai sobat sudah menunggu lama?" sapa Jungyo ramah sambil menepuk pundak Namjoon.

"tidak juga aku baru duduk lima belas menit lalu" cengir Namjoon sambil mengangkat bahunya membuat Jungyo terbahak, temannya ini masih saja memiliki selera humor yg membuatnya tertawa renyah.

"Maaf-maaf tadi tiba-tiba saja ketua memanggilku jadi aku agak sedikit terlambat" kekeh Jungyo kemudian memanggil pelayan untuk meminta menu.

"Oh ya tumben sekali kau mengajakku bertemu ku kira kau sudah lupa dengan temanmu ini" sindir Jungyo setelah ia selesai memesan menu dan menyerahkannya kepada seorang pelayan.

"Kkk kau pikir aku teman macam apa, aku bukan lupa aku hanya sedikit sibuk akhir-akhir ini"

"Bukan karena kau penasaran dengan rekan kerjaku itu kan?" tanya Jungyo tepat sasaran.

Namjoon bungkam sesaat,merasa malu karena Jungyo dapat menebak maksud tujuannya yg sebenarnya. Dia hanya bisa tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya.

"Sebenarnya itu juga salah satu alasanku bertemu denganmu" jawab Namjoon masih dengan senyum kikuknya.

"Jika aku boleh tau,sebenarnya ada hubungan apa sehingga kau begitu penasaran dengan pria itu?"

Namjoon terdiam sesaat memikirkan alasan apa yg pantas untuk ia ajukan, Jungyo tentu tidak akan dengan mudah memberinya informasi tanpa ada alasan yg jelas.

Sambil menghembuskan nafasnya pelan akhirnya ia mengatakan alasannya "pria itu sedang dekat dengan Mijae" jawab Namjoon ragu.

Jungyo tersedak kopi yg sedang diminumnya,ia membelalakan matanya terkejut mendengar perkataan pria didepannya. "Uhukuhuk..Kau..uhuk..bercanda?mana mungkin ia mendekati Mijae jika ia sendiri sudah memiliki tunangan", tanya Jungyo sambil terbatuk.

"Aku harap aku salah tapi aku pernah dua kali memergoki pria ini dengan wanita lain selain Mijae,aku mulai curiga dengan orang ini"

Jungyo mencoba menenangkan dirinya dan kembali menatap pria didepannya. "Lalu..apa yg ingin kau lakukan?".

Terdengar helaan nafas putus asa dari pria itu,sebenarnya ia tidak yakin untuk meneruskan prasangkanya tapi bagaimana jika kekhawatirannya ini ternyata benar.

"Apa kau yakin mereka orang yg sama?" tanya Jungyo kembali membuat Namjoon semakin dilema,mungkin dia harus memastikan terlebih dahulu jika mereka orang yg sama,mungkin saja Jimin yg ia kenal berbeda dengan Jimin yg Jungyo tau.

"Bisakah kau membantuku?" tanya Namjoon memohon.
"Tolong kau cari tahu semua info tentang Park Jimin teman kantormu itu dan kirimkan padaku,aku akan memastikan apakah mereka orang yg sama atau tidak".

"Dan apa yg kau lakukan jika ternyata mereka orang yg sama?" imbuh Jungyo penasaran.

Namjoon diam sejenak tanganya mengepal menahan emosi yg bergejolak. "Aku akan mematahkan lehernya" desisnya geram.


Tbc.

Namjoon and I ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang