11

1.9K 276 60
                                    

Hari ini adalah hari yg sangat penting sekaligus hari yg sangat mendebarkan bagi Mijae karena hari ini adalah hari dimana dia akan menjalani tes seleksi agar bisa menjadi seorang guru yg sebenarnya.

Mijae merapikan kembali kemeja berwarna ungu mudanya dan menatap cermin besar didepannya ia mencoba menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan mencoba menenangkan diri. "Oke Mijae kau pasti bisa kau sudah mempersiapkan semuanya dengan baik kau pasti lolos" ucap gadis itu penuh keyakinan memberikan semangat untuk dirinya sendiri.

Setelah merasa siap ia mengambil tas selempangnya dan bergegas keluar dari apartemen. Sebenarnya Hyeri dan Namjoon sudah menawarkan diri untuk mengantarnya tapi ditolak olehnya ia merasa seperti anak TK yg diantar kedua orangtuanya dihari pertama sekolah.

Mijae sengaja naik taksi agar lebih cepat sampai tujuannya sekaligus agar dia bisa berkonsentrasi membaca catatannya di dalam taksi dimana hal itu tidak bisa dia lakukan di dalam bus yg penuh sesak.

Saat gadis itu sedang serius membaca ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk.

Jimin
Good luck untuk ujianmu kau pasti berhasil 😊

Emoticon yg diberikan Jimin sukses membuat Mijae tersenyum sumringah ia tidak henti-hentinya membaca pesan tersebut tanpa bisa menahan senyum diwajahnya.

Tak terasa taxi yg ditumpanginya berhenti mereka sudah sampai ditempat tujuan,Mijae segera memberikan uang kepada sopir dan mengucapkan terimakasih. Setelah keluar dari taxi ia memandangi gedung tempat dilaksanakannya ujian. Mijae meyakinkan dirinya kembali dan melangkahkan kakinya masuk.

---
Namjoon berjalan terburu-buru menuju parkiran mobil sesekali pria itu mengecek jam tangannya. Sekitar tiga puluh menit yg lalu Hyeri menelfon untuk mengingatkan jika mereka akan menyambut Mijae setelah selesai melakukan ujian. Ia harus cepat-cepat pergi kesana agar tidak terjebak macet mengingat sebentar lagi jam makan siang yg biasanya banyak orang-orang yg keluar untuk mencari makan siang.

Namjoon segera tancap gas,takut jika ia terlambat sedikit saja Hyeri akan menceramahinya,ia sama saja dengan Mijae sangat cerewet dan menyebalkan, apakah semua wanita seperti itu?mungkin saja.

Pria itu mampir sebentar ke toko bunga untuk memberikannya kepada Mijae,jangan salah paham dia membelinya karena Hyeri yg menyuruhnya,bisa saja ia menyuruh Hyeri yg membelinya tapi gadis itu beralasan jika tidak ada toko bunga didekat rumahnya membuat Namjoon terpaksa mengiyakan permintaannya.

Saat ia sedang memilih-milih bunga yg cocok untuk dijadikan hadiah tiba-tiba saja pendengarannya menangkap suara yg cukup familiar, saat ia menengok kebelakang ia terkejut karena mendapati seorang pria yg ia yakini adalah Park Jimin, laki-laki itu tidak sendiri ia bersama wanita yg sepertinya sama dengan wanita yg dilihatnya kemarin. Mereka berdua terlihat sangat akrab bahkan bisa dibilang sangat mesra, bagaimana tidak pria itu -Jimin- merengkuh pinggang wanita itu dan sesekali berbisik ditelinganya membuat sang wanita tersenyum geli.

Namjoon memicingkan matanya curiga,apakah gadis itu adiknya?tapi apakah wajar jika keduanya bersikap seperti itu. Saat Namjoon sedang berfikir telinganya mendengar sesuatu yg membuatnya hampir menjatuhkan bunga ditangannya.

"Oppa bagaimana jika di pesta pernikahan kita nanti kita menggunakan mawar putih untuk dekorasinya?" tanya gadis itu manja.

"Tentu sayang apapun untuk wanitaku" jawab Jimin sambil mengecup pipi gadis disebelahnya itu. Keduanya tidak menyadari keberadaan Namjoon disana yg mendengar semua pembicaraan mereka.

Namjoon sengaja mengulur waktu dan menunggu keduanya selesai membayar dan keluar dari tempat itu.

Park Jimin ternyata kau tidak lebih dari seorang pria brengsek aku tidak akan diam saja melihatmu menyakiti Mijaeku. Tatap Namjoon sengit.

Namjoon and I ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang